SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 976 “PRIA MISTERIUS ISHITA” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 976 “PRIA MISTERIUS ISHITA” by. Sally Diandra Mihika bertanya ke Romi “Siapa itu Vidyut ? Apa kamu sudah siap bertemu dengannya ?”, “Apa kamu tidak tahu dia ? Dia itu mantan pemain cricket India dan sekarang di menjadi seorang komentator, aku dapat dua tiket untuk melihatnya” sahut Romi “Aku sudah punya rencana sendiri, lebih baik batalkan saja rencanamu itu” pinta Mihika “Mihika, aku mohon, aku akan mendapat kesempatan untuk mendengarkan komentarnya, jangan lakukan ini, Mihika” 

Saat itu Romi dapat telfon dari Vicky “Baiklah, aku akan sampai disana dalam waktu lima menit” Mihika merasa kesal dengan Romi “Kamu selalu saja berbuat seperti ini” Romi bergegas meninggalkan Mihika “Sekarang Vidyut lebih penting dari pada aku ! Aku akan bertanya pada Ishita, apa dia mau ikut belanja denganku atau tidak ?” Mihika bergegas menelfon Ishita tapi ternyata Ishita tidak menjawab telfon Mihika, Mihika mencoba mengirimkan sms ke Ishita, 

Ishita merasa terganggu dengan sms yang masuk, Ishita kemudian hendak membuang semua sms yang masuk, seorang ibu membawa putrinya ke klinik Ishita untuk diobati, Ishita meminta anak itu untuk ikut dengannya, Ishita tidak jadi menghapus sms itu dan segera mengurusi kliniknya Raman membawa Pihu pulang kerumah dan memberitahu Shagun kalau dia akan membawa Pihu untuk bermain badminton, Shagun berterima kasih pada Raman dan berpura pura ke Raman “Sudahlah, Shagun ,,, aku ini bukan Pihu yang tidak bisa melihat kebohonganmu, aku mengerti semuanya”, “Apa maksudmu, Raman ?” Shagun masih terus berpura pura 

“Kamu sendiri yang membuat peraturan, kamu memang tidak bisa berubah, aku tahu kalau Pihu adalah sebuah piala buat kamu, bukan seorang anak, jangan abaikan dia, aku tidak bisa menerima semua ini !” Raman segera menutup telfonnya dan bergegas pergi dari sana, Shagun merasa kesal “Raman telah merusak seleraku ! Pertama istrinya yang biasanya suka memberikan ceramah padaku dan sekarang dia mulai ikutan” bathin Shagun kesal, tak lama kemudian Pihu sudah pulang kerumah Shagun “Nyonya, aku sudah menidurkan Pihu, apa aku boleh merapikan tempat tidurmu”, “Iyaa silahkan” ujar Shagun senang “Raman telah sangat membantuku, kalau tidak aku tidak bisa mengurusi Pihu sendirian disini, rasanya menyenangkan bisa menyingkirkan Ishita” gumam Shagun senang 

Ruhi meminta Ishita untuk tidur “Ibu harus melakukan operasi besok, Ruhi” Ruhi segera mengambil ponsel Ishita, Ruhi baru tahu kalau ponsel Ishita dikunci “Ruhi, siapa yang sudah mengirim sms ?”, “Kenapa ponsel ibu sekarang minta password ? Biasanya ponsel ibu tidak pernah dikunci ?” tanya Ruhi heran “Iyaaa tapi sekarang ibu kunci, semua orang juga seperti itu kan ? Bahkan ponsel kamu juga dikunci, aku ini seorang ibu, seharusnya ibu yang bertanya ke kamu, kenapa jadi kamu yang bertanya ke ibu ?”, “Aku tidak bertanya, ponselku memang aku kunci tapi ,,,” Ishita langsung menyela pembelaan Ruhi 

“Tapi kasusmu ini berbeda, kita ini sama sama manusia kan ? tadi itu sms dari siapa ? Dari bank atau yang lain ? Ruhi, ibu harap kamu tidak mengganggu ibu, pergilah tidur sana, hari sudah malam” Ruhi akhirnya berlalu meninggalkan Ishita, Ishita lalu menjawab telfon dari seseorang “Kenapa kamu miskol dan mengirimi sms begitu banyak, ini sangat beresiko, aku mempunyai anak anak dan keluarga disini, putriku juga tadi duduk disini disebelahku, aku sampai tidak bisa menjawab pertanyaan mereka, sekarang kita tidak bisa bertemu dengan cara seperti ini, apa hal ini sangat perlu ? Baiklah, aku akan datang besok, sekarang tidurlah, selamat malam” Ishita lalu menutup telfonnya dan tersenyum manis 

Keesokan harinya, ketua komite lingkungan apartemen sedang ngobrol dengan semua orang, mereka sedang membahas tentang keluhan mereka pada salah satu warga apartemen yang bernama Poornima, karena gara gara perempuan itu nama baik apartemen mereka jadi tercoreng, sekretaris apartemen berkata “Kami akan meminta pada mereka untuk mengosongkan apartemen mereka segera”, “Jangan lakukan itu ! Memangnya kita ini siapa yang berani menuduhnya seperti itu ? Dia itu seorang wanita yang baik, kenapa dia tidak boleh memutuskan tamu siapa saja yang bisa dia temui ?” tuan Bhalla juga ikut mendukung ucapan istrinya dengan berkata “Iyaa memang, suaminya telah meninggalkannya, suaminya biasanya suka sekali memukulinya, kalau ada pria lain dalam kehidupannya, memang apa salahnya ?” salah satu warga menyela 

“Tapi kita harus bertanggung jawab pada anak anak kita, kita harus mempertimbangkan pengaruhnya nanti” Ruhi dan Adi datang kesana sambil bertepuk tangan “Aku benar benar bangga pada kakek dan nenek, kami akan mendukung kalian berdua, maaf kalau kami bicara seperti ini, aku ini memang masih muda tapi kamu bilang tadi tentang pengaruhnya pada anak anak kan ? Kami ini berpendidikan, kalau kami bersikap seperti itu pada nyonya Poornima, lalu kemana dia akan pergi ?” saat itu Ishita mendengar celoteh Ruhi 

“Kita telah menciptakan masalah pada nyonya Poornima, biarkan dia memutuskan untuk kehidupannya sendiri, kalau dia memutuskan untuk berubah, kita seharusnya mendukungnya sebagai seorang tetangga yang baik, semua orang membutuhkan seorang pendamping dalam hidupnya, keluarga mertuanya sendiri mendukung nyonya Poornima, jadi siapa kita ini yang mencoba mencegahnya ? Dia tidak meninggalkan suaminya tapi justru suaminyalah yang telah meninggalkan dia, jadi apa kesalahannya ? Maafkan aku, sebenarnya aku datang kesini untuk bertanya soal kunci lemari pada nenek” nyonya Bhalla tersenyum bangga pada Ruhi “Nenek bangga pada pemikiranmu sayang, apa yang kamu katakan itu tidak salah” dari kejauhan Ishita juga tersenyum sambil membawa sebuah sms dan berlalu dari sana 

Ruhi lalu bertanya pada Adi “Kak Adi, apa yang aku katakan tadi salah ?”, “Apa kamu tidak berfikir kalau kita sebenarnya berada pada situasi yang sama ? Ayah telah meninggalkan ibu Ishi, tidak ada seorangpun yang bersamanya saat ini, hal ini juga berlaku pada ibu Ishi, kalau ibu Ishi berubah, apa kamu juga akan bilang seperti tadi ?” sahut Adi cemas “Jadi situasinya sama antara nyonya Poornima dengan ibu Ishi kita”, “Tidak ! Ini tidak berlaku pada ibu Ishi ! Ibu Ishita tidak mungkin berfikir untuk berubah, apa dia akan meninggalkan kita semua ? Untuk kasus nyonya Poornima, mereka berdua tidak saling mencintai, tidak ada cinta antara nyonya Poornima dan suaminya, sedangkan ayah dan ibu Ishi itu sebenarnya saling mencintai satu sama lain dalam hubungan mereka” sahut Ruhi mantap 

“Tapi ayah telah meninggalkan kita semua dan tidak pernah menelfon kita sejak setahun yang lalu, apa kamu pikir ayah masih mencintai ibu Ishi ?”, “Iyaaa ! Ayah sangat mencintai ibu Ishi !” Ruhi bersikeras “Tapi ayah tidak memperhatikan keluarganya sama sekali, jadi ibu Ishi mempunyai hak untuk mendapatkan seseorang yang mencintainya dan peduli padanya” sahut Adi “Bagaimana bisa ibu Ishi memikirkan orang lain ? Apa yang kakak katakan ?” Ruhi merasa kesal dengan Adi dan segera berlalu dari sana 

Ishita sedang menemui seseorang di sebuah cafe, Ishita melihat sebauh kalung yang sangat indah “Waaah kalungnya cantik sekali, apa perlunya memberikan barang yang mahal seperti ini ?”, “Memangnya kenapa ?” tanya pria yang bersama Ishita “Seharusnya kamu tidak usah mengirimkan buket bunga kerumah, untung saja ayah mertuaku menyelamatkan aku, tapi rasanya tetap aneh bagiku”, “Baiklah, kalau begitu” Ishita langsung menyela “Ini tidak baik, kalau ada seseorang yang melihat kita bertemu dengan cara seperti ini”, “Sebaiknya kamu ikut aku saja, percayalah padaku, pasti akan sangat menyenangkan” ajak pria tersebut 

“Lalu apa yang harus aku katakan pada keluargaku ?”, “Apa saja ! Kamu bisa alasan ada konferensi atau apapun, ini sudah satu tahun, mungkin kamu bisa mendapatkan sebuah kesempatan baru untuk memulai cinta” saat itu Ishita mendapat telfon dari seseorang, tak lama kemudian Ishita kembali bicara dengan pria yang ada di depannya “Aku tidak bisa melakukan hal ini”, “Aku berusaha meyakinkan kamu, lihat ini dia paspormu, aku juga telah membuat visa untukmu” Ishita kaget “Apa ? Apa kamu mengambil pasporku untuk hal ini ? Australia ,,, ?” pria itu mengangguk dan berkata “Iyaa, tempat yang sangat indah, kamu pasti akan menyukainya, ayoo pesan tiketnya, aku akan menyusul dipenerbangan berikutnya, apa aku harus memesan tiket untukmu ?”, 

“Jangan ! Aku tidak bisa terlihat bersamamu, hari ini aku sudah melihat keluargaku mendukung seorang perempuan yang ingin berubah, keluargaku itu sungguh menakjubkan, sangat suportif sekali, aku merasa kenapa aku harus menyembunyikan semuanya ? Kenapa aku tidak bilang saja sama mereka ? Aku rasa aku harus bilang sama mereka” pria itu menggeleng “Tapi tidak sekarang, Ishita ,,, ketika saatnya tiba nanti, kamu bisa bilang sama mereka”, “Baiklah, aku harus buru buru ke klinik dulu” sahut Ishita “Okaay, kita akan bertemu di Adelaide nanti” Ishita segera pergi dari sana dan meninggalkan kalung itu disana 

Di Bangkok, Thailand ,,, Shagun meminta Pihu untuk ikut dengannya dan makan “Mama, aku mohon, buatkan daal chawal, ayah bilang kita seharusnya jangan makan burger dan pizza terus”, “Baiklah, aku akan minta pembantu kita untuk membuatnya” sahut Shagun “Aku ingin makannya sekarang, mama ,,, yang dibuat sama mama, aku mohon, pleasee” Shagun akhirnya setuju untuk membuatnya “Aku sayang padamu, mama” ujar Pihu senang, 

Sementara itu di Delhi, India ,,, Adi sampai di cafe yang sama yang dikunjungi Ishita tadi, salah satu pelayan bertanya ke Adi “Apa kamu berasal dari rumah keluarga dokter Ishita Bhalla ?” Adi langsung mengangguk “Dokter Ishita lupa membawa hadiah yang sangat berharga ini, kami tadi sudah mendapatkan nomer telfonnya dan menelfon ke rumah” Adi berterima kasih padanya dan dilihatnya sebuah kalung berlian yang indah, kemudian Adi membaca catatan yang ada disana dan bertanya “Apa kamu yakin, hadiah ini milik Ishita Bhalla ?”, “Iyaa tentu saja, aku kenal dia, dia itu seorang dokter gigi, putriku pernah diobati olehnya, tadi dia bersama seorang pria” Adi kaget 

“Siapa pria itu ?”, “Vidyut ! Mantan pemain cricket, mereka berdua sering datang kesini bersama sama beberapa kali” ujar si pelayan “Baiklah, aku akan memberikan hadiah ini pada ibuku” sahut Adi sambil berfikir kalau ibunya telah datang ke cafe itu untuk makan siang, Adi kemudian meninggalkan tempat itu Ishita sedang berada dalam perjalanan sambil berfikir apa yang harus dia lakukan “Apa yang harus aku katakan pada keluargaku ? Aku harus memesan tiket untuk malam ini” bathin Ishita, 

Adi lalu menelfonnya “Ibu Ishi, dimana ?”, “Ibu sedang pergi ke pasar karena ibu ada di klinik sejak tadi pagi, apa ada sesuatu, Adi ?” Ishita berusaha menutupi kebohongannya “Tidak apa apa, ibu ,,, aku hanya bertanya”, “Baiklah, sampai ketemu nanti sayang” Adi segera menutup telfonnya sambil berfikir “Kenapa ibu Ishi berbohong ?” SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 977  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top