SINOPSIS MAHAPUTRA episode 34 (23 July 2013)
Masih didalam gua, pria yang misterius yang terlihat seperti seorang guru dengan balutan kain putihnya berkata pada Pratap “Pangeran, asal kamu tahu saja kalau kamu itu adalah bahaya yang nyata untuk Mewar” Pratap merasa ingin tahu lebih jauh lagi dan heran ketika mendengar ucapan sang pria misterius seraya bertanya padanya “Bagaimana bisa aku ini berbahaya bagi Mewar ?”, “Lebih baik kalian pergi saja dari istana dimana para pelayan menunggu untuk melayani mereka” ucapan pria misterius ini membuat Pratap semakin penasaran dan ingin tahu apa alasannya pria misterius itu mengatakan hal seperti itu “Kamu itu orangnya sangat emosional dan kamu pasti akan menjadi Raja karena kamu adalah seorang anak Raja tapi kamu akan menjadi seorang Raja yang pencemburu, emosian dan seorang Raja yang egois, kamu tidak peduli dengan rakyatmu dan lain sebagainya, masih banyak yang lain” ucapan si pria misterius membuat perasaan Pratap terluka, sementara Shakti malah senang dan tersenyum mendengarnya, sebelum mereka meninggalkan gua itu, pria itu berujar “Pangeran Pratap, aku tidak akan mengambil kamu sebagai muridku nanti” Pratap terlihat sedih dan terluka mendengarnya
Di Istana Mewar, Raja Udai Singh bertemu dengan beberapa guru di Darbaar (ruang pertemuan) para guru tersebut mencari Pratap dan mengatakan kalau mereka menyukai Pratap dan ingin menjadi gurunya, namun Raja Udai Singh tidak memilih salah satu dari mereka “Aku pikir rasanya tidak ada yang bisa menjadi guru bagi anakku karena mereka tidak bisa menunjukkan kesalahan kesalahan yang dibuat oleh Pratap” ujar Udai Singh
Di dalam istana Mewar, Ratu Sajja dan Bhatyani sedang mempersiapkan pesta untuk festival Teej, Sajja Bai sangat gembira menyambut pesta ini “Aku selalu mempersiapkan diri untuk Maharaja Udai Singh tapi sayangnya matanya selalu melihat kearah kak Bhatyani yang lebih menarik” ujar Sajja Bai, kemudian Bhatyani memanggil pelayan setianya Kokaiya untuk melihat Shringaarnya, Sajja Bai segera meninggalkan tempat itu “Sepertinya ada banyak guru yang akan mengajari pangeran Pratap tapi rasanya percuma saja untuk menentukan siapa yang akan menjadi guru untuk para pangeran” ujar Bhatyani
Di lain sisi, Pratap kembali ke istana sambil berlari dengan perasaan sedih, Pratap memasuki ruangan nenek moyangnya, dipandanginya foto foto leluhurnya yang tertempel disana, Pratap teringat akan kata-kata Chundawat, teringat bagaimana rakyat memujinya, teringat akan kata kata pria misterius tadi, Pratap menangis sedih. Tak lama kemudian Girjidai memanggilnya untuk makan, tapi Pratap menolaknya, Girjidai masih mencoba untuk mengajaknya, namun Pratap tetap tidak mau makan, tiba tiba Jaiwanta datang dari belakang dan bertanya “Apa yang terjadi dengan pangeran Pratap, Girjidai ?” Pratap langsung menghapus air matanya dan berkata “Tidak apa apa, ibu” kemudian Ratu Jaiwanta menyuruh Girjidai pergi, Pratap lalu menceritakan pada ibunya tentang semua keluh kesahnya bahwa dia itu tidak mampu menjadi seorang Raja, Ratu Jaiwanta mencoba menghibur dan menenangkannya “Ini tidak baik untuk berkecil hati seperti ini, Pratap” ujar Jaiwanta, Pratap kemudian menceritakan tentang Acharya si pria misterius, Jaiwanta bisa mengerti dan merasa kalau dia telah menemukan guru yang tepat untuk Pratap, mulai saat ini Pratap harus belajar lebih serius.
Jaiwanta menulis sebuah surat ke Raja Udai Singh mengabarkan padanya tentang Acharya si pria misterius yang ditemui Pratap di dalam gua, Udai Singh membaca surat Jaiwanta dan menyuruh Rawat untuk mencarinya, Rawat segera mencari orang tersebut
Di dalam istana Mewar, Sajja Bai masih berbincang bincang dengan Bhatyani, tak lama kemudian seorang pelayan mengabarkan kalau Ratu Jaiwanta datang, mereka menemuinya “Bagaimana kakak, apakah Maharaja telah menemukan guru yang tepat untuk pangeran ?” tanya Bhatyani “Maharaja telah menemukannya” Bhatyani tidak suka mendengar berita ini, sementara Ratu Sajja Bai sangat bahagia mendengarnya kemudian Ratu Jaiwanta pergi berlalu dari sana, Ratu Sajja mengutarakan rasa senangnya pada Ratu Bhatiyani, namun Ratu Bhatiyani malah mencoba untuk meracuni pikiran Ratu Sajja “Maharani Sajja Bai, aku yakin kalau Shakti pasti akan menjadi murid yang terbaik” Sajja Bai senang mendengar pujian Bhatyani tentang anaknya “Aku akan membuat pangeran Shakti menjadi musuh pangeran Pratap !” bathin Bahtyani sambil tersenyum sinis
Di Darbaar, Udai Singh sedang berbicara dengan seorang menterinya, tiba tiba Pratap menemuinya dan berkata “Ayah, aku akan belajar lebih banyak karena aku ingin melayani bangsaku dengan kemampuanku” ujar Pratap kemudian berlalu dari hadapan Udai Singh tapi Udai Singh menghentikannya dan menyuruh semua orang untuk pergi meninggalkan mereka berdua, lalu ayah dan anak ini saling berbicara berdua, tak lama kemudian Chundawat datang dan menginformasikan tentang Guru Raghvendra dan kemampuannya, ternyata guru yang dikatakan Chundawat adalah pria yang bertemu dengan Pratap di dalam gua, Udai Singh memutuskan kalau guru itulah yang akan menjadi guru pangeran.