SINOPSIS UTTARAN episode 210 part. 1 by. Sally Diandra

SINOPSIS UTTARAN episode 210 part. 1 by. Sally Diandra Aman sangat ketakutan sambil berkata “Disana kelihatannya ada sebuah tempat rahasia yang sudah sangat tua sekali, sebenarnya tempat ini sangat indah datpi menyeramkan” ujar Aman “Sebenarnya ada tempat yang lebih indah dan lebih cantik daripada tempat ini tapi kamu tidak melihatnya” sindir Mukta, kemudian Aman memuji anting anting yang dikenakan oleh Mukta tapi Mukta malah membahas soal jam tangan yang dikiranya pemberian dari Aman, saat itu dari kejauhan Yuvraj tersenyum manis dan berkata pada dirinya sendiri “Rupanya dia sangat menyukai hadiah pertama yang aku berikan padanya” bathin Yuvraj, sementara itu Meethi hendak meninggalkan tempat itu tapi Aman memintanya untuk tetap tinggal dan meminta pada Mukta untuk mengatakan pada Meethi seperti biasa, Mukta malah menatap Aman dengan tatapan marah, Meethi merasa tidak enak melihat keadaan ini “Kalian berdua berjalan jalanlah dulu, nanti aku akan kembali lagi” ujar Meethi kemudian meninggalkan mereka, ketika Mukta dan Aman berada ditaman, nampak Aman tertawa dan menikmati kebersamaan mereka bersama sama 


Sementara itu di rumah Damini, Jogi masih ngobrol dengan Kanha ditaman “Masa lalu tidak akan berlalu begitu saja, Kanha ,,, dan hari ini Meethi telah mendapatkan sebuah informasi berdasarkan versi orang lain, mungkin dia berfikir yang tidak tidak tentang ibunya, ada baiknya kalau kita mengatakan yang sebenarnya pada Meethi dengan versi kita sendiri” ujar Jogi kesal “Meethi pasti tidak akan bisa menerimanya, itu akan sangat menguncang jiwanya, tuan ,,, dan jika terjadi sesuatu padanya maka tugas yang sudah kami lakukan selama bertahun tahun dengan kesabaran ini akan berakhir dengan sia sia” ujar Kanha 

Di tempat Ichcha, Ichcha sedang melihat lihat foto foto bayi sambil memikirkan tentang masa lalunya bersama Yuvraj, Mukta dan Kanha juga Meethi yang saat itu masih bayi, Damini mengatakan padanya kalau Meethi sangat mirip sekali dengan dirinya, sementara itu Meethi sedang seorang diri didalam gua sambil memikirkan tentang apa yang dikatakan oleh neneknya Mukta dan semua tuduhannya pada ibunya, Meethi mulai menangis, pada saat yang bersamaan di rumah Damini, Jogi masih terus memberikan masukan ke Kanha “Kalau begitu kita tidak bisa membiarkan perngorbanan Ichcha menjadi sia sia, Kanha ,,, kita harus menjauhkan semua masa lalu ibunya dari Meethi, dia seharusnya tidak tahu tentang hal ini” ujar Jogi 

Di taman, Mukta dan Aman sedang berjalan jalan, Mukta memegang tangan Aman erat, Mukta sangat senang menikmati kebersamaannya bersama Aman tapi Aman malah merasa kehilangan Meethi “Jika Meethi ada disini, pasti akan sangat lebih menyenangkan” mendengar hal itu Mukta sangat marah dan menghempaskan tangan Aman dan berkata “Jika kamu sangat menginginkan dia, lalu kenapa kamu tidak pergi menemuinya ?” ujar Mukta kesal “Dia itu teman kita, Mukta ,,, dan dia saat ini sedang sendirian disuatu tempat entah dimana, aku tahu kalau ada sesuatu yang menimpa pada dirinya dan aku ingin tahu apa itu, hanya itu saja, tidak lebih” Aman mencoba membela dirinya “Aku tahu kalau kamu itu sangat peduli padanya, itulah mengapa kamu terus menerus menelfonnya kan kemarin, benar kan ?” Aman merasa heran “Bagaimana kamu bisa tahu ?” tanya Aman heran “Karena aku bersama Meethi saat itu !” Mukta semakin jengkel “Yaa, itu memang betul, kemarin aku mengalami kenangan yang paling indah dan aku hanya ingin menceritakannya padanya saja karena dia itu sahabat baikku” bela Aman lagi “Heei bukankah kenangan manis itu kamu laluinya bersama sama aku jadi seharusnya kamu membaginya bersama sama aku bukan bersama Meethi !” Aman jadi semakin heran “Kenapa kamu begitu marah seperti itu ? Dia itu hanya teman” Aman berharap Mukta bisa mengerti “Tidak, tidak ada apa apa, aku hanya tidak ingin ada penghalang diantara kita, khususnya gadis yang seperti Meethi” ujar Mukta kemudian berlalu meninggalkan Aman, 

Saat itu Yuvi ada disana, Yuvi langsung menghampiri Mukta “Ada apa Mukta ? Apa ada yang salah ? Kenapa kamu berteriak seperti itu ?” Yuvi mencoba menghibur Mukta sambil terkenang akan kebersamaannya bersama Mukta ketika mereka belajar bersama “Gara gara kamu, aku harus tinggal dikampus dan mengajari kamu, kita sudahi saja bab ini hari ini !” ujar Mukta kesal “Apakah begitu menyedihkan untuk menghabiskan waktumu denganku, buku buku ini juga masih ada disini, kamu pasti sangat marah sekarang, hukum ekonomi tergantung pada permintaan dan persediaan, jadi permintaan orang kaya seperti aku ini harus di sediakan oleh kamu yang berasal dari kelas menengah” kenanganpun berakhir dan Yuvi sedang memikirkan sesuatu “Aku harus melakukan sesuatu, entah bagaimana aku harus mengubah pandangan tentang aku, aku harus menemukan sebuah cara yang bisa menembus hatinya Mukku Nukku” bathin Yuvi dalam hati 

Mukta sedang berjalan jalan disuatu tempat, Mukta sangat marah pada Meethi dan tiba tiba saja ditengah jalan, Mukta hampir saja terjatuh namun Yuvi segera menangkapnya “Berani beraninya kamu menyentuhku ! Aku tidak seperti gadis gadis yang ada didalam groupmu !” bentak Mukta “Aku minta maaf, kalau aku telah menyentuh kamu tapi jika aku tidak menangkap kamu maka kamu akan jatuh ke bawah” Mukta saat itu melihat ada darah ditangan Yuvi “Lihat tanganmu berdarah, coba aku lihat” pinta Mukta “Sudah biarkan saja” tapi Mukta tetap memaksa untuk melihatnya kemudian mengikat luka Yuvi sedang kain “Aku kadang tidak bisa mengerti kamu, kadang kamu itu sangat sensitif, tapi kadang kamu juga sangat baik dan peduli tapi aku tahu dengan pasti kalau kamu itu seorang yang bodoh !” sindir Mukta 

Aman sedang mencari cari Mukta dan ketika bertemu dengan Mukta, Mukta berkata kalau Yuvi saat ini sudah berubah menjadi seorang pria yang baik tapi kemudian mencoba mengajak Aman bercanda “Oooh maaf, aku lupa aku masih marah sama kamu kan ?” ujar Mukta kemudian berlalu dari sana, sementara Yuvi melihat ke ikatan yang dibuat oleh Mukta ditangannya dan tersenyum senang, tak lama kemudian Meethi mendatangi  sebuah tempat yang sudah sangat tua yang bernama Nadi Josiyam, tempat itu sangat rusak, di lingkungan pedesaan, dan keadaannya sangat menakutkan, salah satu mahasiwi bertanya “Apa itu Nadi shastra ?” profesor pun langsung menjawab “Nadi itu adalah bahasa Tamil yang artinya mencari” si mahasiswi bingung “Mencari ?” profesor mencoba menjelaskan “Mencari sesuatu dari masa lalu, sekarang dan masa depan” sementara itu Meethi sedang berjalan jalan di Nadi Josiyam, menyelinap diantara tempat tempat yang berada disana dan melihat seseorang yang sedang bermeditasi diantara banyak lampu minyak diya, 

Ketika Meethi hendak pergi, tiba tiba orang yang bermeditasi itu membuka matanya dan berkata “Masa lalumu telah membawamu kesini” Meethi tidak mengerti apa maksudnya “Aku tidak tahu maksud anda tapi yang pasti aku datang kesini karena aku mendengar suara keong” pendeta itu kembali berkata “Dewa yang telah membimbingmu kemari, jangan takut, kadang kegelapan dimasa lalu membawamu ke masa depan yang cerah” Meethi mulai penasaran “Bagaimana kamu bisa tahu apa yang ingin aku tahu ?” tanya Meethi heran “Dewa telah menciptakan masa lalu, sekarang dan masa depan, dia tahu semuanya, dialah yang membawamu kemari, dia telah menulis masa lalu, masa sekarang dan masa depan seseorang dihalaman ini (sebuah daun yang berisi tulisan) dan kamu ada diantaranya” ujar sang pendeta “Apa yang ada di halaman ini ? Apa yang akan aku temukan di sana ? Apakah masa laluku ?” pendeta itu mengangguk “Ya, kamu hanya cukup meletakkan ibu jarimu di atas halaman ini” Meethi semakin ingin tahu “Keluargaku sendiri tidak ingin aku tahu” sang pendeta tersenyum “Tapi Dewa ingin kamu tahu tentang masa lalumu dan memahaminya, karena ketika kamu tahu masa lalumu, keberadaanmu sekarang akan menjadi jelas, bahkan jika kamu ingin, kamu tidak bisa keluar dari sana” ujar pendeta 

Sementara itu dirumah Damini, Jogi meminta pada Kanha agar menyuruh Meethi pulang, tapi Meethi tidak mengangkat telfonnya, kemudian Jogi menelfon Aman “Sebelum Meethi mulai menyelidiki tentang hal ini, kita harus segera menghentikannya” ujar Jogi, pada saat yang sama di tempat piknik, Aman dan Mukta sedang duduk berdua “Aman, hadiah yang kamu berikan ini sangat indah” ujar Mukta senang “Tidak akan ada yang seindah kamu” goda Aman, kemudian ponsel Aman berdering “Waah kakak Meethi menelfon” Mukta merasa heran “Kenapa dia menelfon kamu ?” saat itu Aman mengangkat ponselnya, Mukta sangat marah melihatnya, di tempat Nadi Josiyam, Meethi sedang meletakkan ibu jarinya di halaman tersebut SINOPSIS UTTARAN episode 210 part. 1 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top