Di istana Mewar, para wanita Rajput telah selesai menyantap makan siang terakhir mereka, Ratu Jaiwanta kembali menawarkan Johar kepada semua wanita bangsawan Rajput yang tinggal di dalam istana, Ratu Jaiwanta mendesak mereka untuk menghadapi Johar dengan senyuman, Ratu Jaiwanta juga mengingatkan pada mereka para wanita bangsawan yang sedang menunggu bahwa dulu juga pernah diadakan sebuah Johar yang cukup besar di istana ini “Johar bisa dikatakan sebagai sebuah perjalanan yang serupa seperti ketika kita datang dari rumah orang tua kita menuju ke rumah suami kita, maka seperti itulah Johar” para wanita bangsawan mendengarkan ucapan Ratu Jaiwanta yang sederhana namun sarat akan makna. Tak lama kemudian salah satu pelayan menghampiri mereka dan mengabarkan “Maharani Jaiwanta, saat ini pangeran Pratap sedang bertarung bersama sama Raja Bahadur melawan tentara Afghanistan, semua orang yang ada di ruangan tersebut merasa khawatir mendengar berita ini “Kakak, lebih baik katakan pada Maharaja untuk membawa pangeran Pratap ke tempat yang aman” sela Ratu Bhatyani cemas namun Ratu Jaiwanta menolak “Rasanya sia sia saja karena pangeran Pratap mempunyai jiwa patriotisme yang tinggi bahkan dia melarikan diri dari tempatnya yang aman” ujar Ratu Jaiwanta
Di luar benteng, perang masih terus berlangsung, Pratap masih bertarung dengan tentara Afghanistan, Shams Khan juga masih bertarung disana, tiba tiba ada seorang prajurit yang mendekati Shams Khan dan mengabarkan bahwa para wanita bangsawan sedang bersiap hendak mengadakan ritual Johar “Ritual Johar ?” Shams Khan penasaran dengan ritual tersebut, kemudian prajuritnya menjelaskan apa itu ritual Johar, setelah mendengar hal tersebut, Shams Khan terlihat sangat senang karena dirinya berhasil menipu mereka dan membuat mereka bertarung sampai mati kemudian Shams Khan menyuruh bala tentaranya untuk masuk ke dalam istana Mewar, tentara Afghanistan segera bergerak masuk kesana, Shams Khan tertawa terbahak bahak. Sementara itu Udai Singh saat itu masih bertarung dengan gagah berani melawan tentara Afghanistan yang lain, sedangkan Shams Khan hanya melihatnya dari kejauhan.
Di dalam istana, para ratu dan wanita bangsawan sedang berjalan menuju ke ruangan Johar, bala tentara Afghanistan melihat mereka dan tersenyum memandang mereka, sementara itu di luar benteng Udai Singh berhasil mengalahkan bala tentara Afghanistan dengan sekuat tenaga dan tangguh kemudian Udai Singh menatap Shams Khan tajam dan berkata “Kalau kamu berani, datanglah kemari dan lawanlah aku ! Jangan seperti seorang pengecut seperti itu !” teriak Udai Singh lantang, Shams Khan turun dari kudanya dan kembali mengejek Udai Singh sambil tertawa tawa, mendengar hal tersebut Udai Singh menjadi marah dan berteriak ke arah Shams Khan menantangnya untuk bertarung sambil melepas topi perangnya
Pada saat yang bersamaan Pratap sedang memanjat tebing benteng dengan lincah dan lihainya, sedangkan Udai Singh terlibat duel maut dengan Shams Khan, Udai Singh melempar tombaknya ke arah Shams Khan namun Shams Khan berhasil menghindar dan tombak itu mengenai salah seorang prajurit hingga tewas seketika. Pratap masih terus memanjat tebing dan ketika bala tentara Afghanistan hendak menyerang Udai Singh “Berhenti ! Biar aku yang melawan Maharaja Udai Singh !” ujar Shams Khan kemudian menyerang Udai Singh dengan pedangnya namun Udai Singh berhasil menghindar dan pertarungan diantara mereka akhirnya terjadi juga. Sementara itu ketika Pratap sedang memanjat tebing, salah satu menteri Shams Khan melihat kearahnya dan berteriak ke arah prajuritnya “Potong talinya ! Agar pangeran itu terjatuh !” teriak menteri tersebut, saat itu Raja Bahadur berteriak histeris ketika prajurit mulai memotong talinya dan pada saat yang sama Shams Khan berhasil melukai Udai Singh.
Di dalam istana, Ratu Jaiwanta sedang membuat jalan ke ruangan Johar yang di jaga oleh para ksatria wanita, kepala penjaga wanita bersumpah bahwa merka akan menjaga Johar dan tidak akan membiarkan terjadi sesuatu halangan apapun hingga titik darah penghabisan mereka, kemudian para wanita bangsawan tersebut memasuki ruangan Johar, sebuah ingatan masa lalu kembali menyegarkan ingatan Jaiwanta ketika terdengar teriakan teriakan yang memanggil manggil Mewar dan juga terdengar langkah langkah ketika mengitari kotak besar di dalam Johar itu seperti langkah pertama seorang pengantin wanita yang baru saja menikah ketika pertama kali melangkah di rumah suaminya untuk masa depannya kelak untuk kehidupannya, Jaiwanta kemudian mencelupkan tangannya kedalam cairan berwarna merah atau yang disebut dengan Kumkum dan menempelkan telapak tangannya di dinding sebagai tanda mereka pernah berada disana, kemudian semua wanita bangsawan mengikuti apa yang dilakukan oleh Jaiwanta.
Di luar benteng, Pratap yang sempat terjatuh kembali bangkit dan melihat ke sekelilingnya dimana banyak prajurit yang terluka, prajurit yang kelelahan, prajurit yang mati, prajurit yang sekarat. Pratap terharu melihat semua itu, matanya berkaca kaca melihat penderitaan yang berada di sekitarnya, secepat kilat Pratap segera menghapus air matanya kemudian memberikan pidato singkat untuk memberikan motivasi pada para prajurit tersebut bahwa meskipun mereka terluka mereka harus bangkit kembali dan berjuang untuk tanah air mereka “Kita harus pergi dari sini tanpa tali apapun atau perlengkapan apapun untuk memanjat !” ujar Pratap penuh semangat