SINOPSIS MAHAPUTRA episode 10 (11 Juni 2013)
Masih di ruang Johar, Pratap sangat ketakutan kehilangan ibunya, Pratap segera memeluk ibunya erat “Tenang, tenang sayang ,,, ini adalah ritual yang membanggakan” Pratap tidak siap menerima semua ini, Pratap tidak ingin kehilangan ibunya, Pratap segera berlari keluar dari ruangan Johar, Maharani Jaiwanta mencoba untuk menghentikannya namun tidak berhasil, Pratap terus saja berlari “Dia hanyalah seorang anak kecil, dia seharusnya tidak masuk kesini” ujar Girija sedih “Tapi bagaimanapun juga dia harus menjadi laki laki yang kuat untuk menghadapi semua ini” ujar Maharani Jaiwanta
Pratap memasuki sebuah ruangan dimana ada lukisan mendiang neneknya terpampang disana, Pratap berdiri didepan lukisan Ratu Karnawati, Pratap memandangnya dengan pandangan yang sedih, tiba tiba suara tangisan dan teriakan para wanita masih mengganggunya terngiang ngiang ditelinganya, Jaiwanta masuk ke dalam ruangan tersebut, menghampiri Pratap dan berkata “Pratap mengertilah bahwa tidak ada seorangpun yang memaksa mereka untuk melakukan ritual Johar, ritual ini menunjukkan mereka sendiri berharap untuk melindungi harga diri mereka dari musuh musuh dan ibu sangat berharap agar kamu menghargai ucapan ibu ini” ujar Jaiwanta penuh harap “Bagaimana jika Shams Khan kalah ?” ujar Pratap dengan tatapan nanar sambil memandang ibunya “Kalau itu terjadi maka Johar akan di batalkan tapi kita tidak tahu apa yang terjadi di masa mendatang, nak ,,, oleh karena itu kita seharusnya menyiapkan diri untuk ritual tersebut” Pratap masih menatap ibunya dengan tatapan yang nanar dan sedih “Aku tidak akan membiarkan semua itu terjadi, ibu !” Pratap langsung berlari dari ruangan tersebut, Jaiwanta sebenarnya juga sedih melihat kondisi anaknya, sepeninggal Pratap, Jaiwanta berkata pada dirinya sendiri “Kamu tidak tahu, nak ,,, betapa sulitnya juga bagi ibu meninggalkan kamu sendirian di istana ini” ujar Jaiwanta sedih
Sementara itu, Udai Singh sedang menulis sebuah surat untuk temannya Raja Bikaner agar mengirimkan pasukannya untuk membantunya dan Udai juga meminta agar utusan itu tidak mengungkapkannya pada siapapun, sang utusan pun berjanji, tak lama kemudian Rawat menghampirinya dan mengabarkan sebuah informasi penting padanya “Maharaja, kita mendapat sebuah kabar buruk, Shams Khan sedang mempersiapkan pasukan kudanya dengan melengkapinya dengan persenjataan di dalamnya kemarin malam, tidak ada jalan keluar lagi bagi kita karena mereka bisa saja menyerang kita sewaktu waktu” ujar Rawat “Kalau begitu pergilah ke tempat Shams Khan dengan pesan perdamaian” ujar Udai Singh
Di tenda Shams Khan, Rawat menemui Shams Khan di tendanya, mereka penasaran dan ingin mengetahui apa alasannya, Shams Khan menggambarkan apa yang dikatakan oleh Rawat tentang loyalitas mereka terhadap Raja Mewar sejak dulu “Anda wajib tahu karena aku tahu begitu banyak tentang dia, Maharaja Udai Singh telah mengundang anda bersama beberapa menteri anda untuk datang ke istana, alasannya karena saat ini ada sebuah masalah dengan harta karun Mewar maka dengan begitu kami bisa membayar pajaknya pada anda” ujar Rawat “Tapi itu tidak ada hubungannya didalamnya” ujar Shams Khan “Kami akan tetap membayarnya untuk bagian yang lain, persenjataan dan amunisi yang sangat sakral bagi keluarga kerajaan akan ditampilkan dihadapan anda dan anda bisa memilih apa yang anda inginkan” ujar Rawat kemudian meninggalkan tenda Shams Khan.
Di istana Mewar, berdasarkan perintah Jaiwanta, semua perempuan Rajput di kumpulkan dalam sebuah ruangan bersama sama dengan Sajja Bai, mereka sedang menikmati pembicaraan nakal, saling tertawa cekikikan satu sama lain dan saling berbicara satu sama lain, tak lama kemudian Jaiwanta menemui mereka dan mengabarkan pada mereka “Saatnya telah tiba untuk kita menunjukkan ritual yang menakutkan untuk menyelamatkan harga diri kita !” semua orang langsung diam dan mendengarkan ucapan Jaiwanta dengan seksama “Apakah ada diantara kalian yang takut ? Tapi aku harap tidak ada seorangpun yang mempunyai rasa takut akan hal ini tapi yang sangat kita khawatirkan adalah tentang anak anak kita, tapi aku yakin bahwa pengawal pengawal kita akan menjaga dan merawat anak anak kita dengan baik, jadi mulai sekarang kita harus mempersiapkan diri kita !” ujar Jaiwanta
Di sisi yang lain, Pratap sedang memasuki sebuah ruangan untuk pemujaan dan meminta pada nenek moyangnya “Kakek ! Aku mohon tolonglah aku, berikanlah padaku kekuasaan yang besar sehingga aku bisa menghentikan semua ritual menyedihkan ini !” ujar Pratap penuh harap, Pratap kemudian berjalan menuju ke tempat pedang pusaka berada, Pratap mencoba mengangkat pedang itu dan tidak lama kemudian Pratap berhasil mengangkat pedang tersebut dengan perasaan was was dan berkata “Aku bersumpah bahwa aku tidak akan membiarkan ritual Johar itu terjadi !” ujarnya mantap