SINOPSIS MOHABBATEIN episode 729 "KECURIGAAN NIDDHI" by. Sally Diandra
Bala memberitahu Vandu kalau dia bukan Ishita, sementara itu Appa bertanya ke Amma kenapa pendetanya tidak datang sampai sekarang ? Amma kemudian menelfon pendeta dan baru tahu kalau pendetanya tidak bisa datang “Suamiku, pendetanya saat ini sedang keluar kota, anaknya yang bilang kalau dia tidak bisa datang hari ini” tuan Bhalla menyela “Tidak apa apa, aku akan menelfon pendetaku, Niddhi dan Sarika tersenyum senang begitu mendengarnya, tiba tiba tuan Bhalla memberitahu mereka kalau handphone pendetanya tidak aktif “Seandainya saja Ishu ada disini, dia pasti akan membereskan masalah pemujaan ini, dia tahu semua mantra dan biasa melakukan pemujaan” Ishita menatap ke arah Amma begitu mendengar ucapan Amma, dalam hati Niddhi berkata “Sekarang semuanya akan baik baik saja, jika dia adalah Ishita maka dia akan melakukan sesuatu untuk menyelesaikan pemujaan ini” bathin Niddhi,
Ishita kemudian buka suara “Aku bisa melakukan pemujaan” Niddhi dan Sarika langsung tersenyum “Aku tahu caranya melakukan pemujaan, aku bisa bantu, siapa yang akan duduk di pemujaan ini ?”, “Bala dan Vandu” sela Appa, Niddhi langsung memberitahu Sarika “Akhirnya terjadi juga seperti yang kita inginkan, biarkan dia melakukan pemujaannya, baru kemudian aku akan membuka kedoknya” Sarika tersenyum penuh arti, Niddhi kemudian menunggu Raman dan berfikir kalau Raman kalau melihat sandiwaa ini, saat itu Raman sedang pergi ke kantornya Niddhi “Aku masih punya waktu sampai pemujaan dirumah berakhir” gumam Raman
Dalam hati Ishita berkata “Raman saat ini sedang pergi ke kantornya Niddhi untuk mencari chip itu dan berharap bisa mendapatkannya" bathin Ishita, sementara itu Raman bergegas pergi ke kotak listrik dan mematikan listriknya, Ishita masih melakukan pemujaan, sedangkan Raman sedang bersembunyi karena beberapa orang sedang memeriksa kotak listrik, kemudian Raman bergegas masuk ke dalam ruang kerja Niddhi untuk mencari chip tersebut, tiba tiba listriknya nyala, Raman segera bersembunyi, anak buah Niddhi memeriksa ruang kerja Niddhi kemudian berlalu dari sana
Ishita memberikan aarti untuk semua orang dan berdoa, Amma berterima kasih padanya karena telah melakukan pemujaan hari ini “Dengan senang hati, nyonya Iyer ,,, aku merasa senang tapi aku harus pergi sekarang”, “Bawa prasad ini untuk ayahmu” Niddhi langsung menyela pembicaraan mereka berdua
“Sungguh sangat menakjubkan, Shanaya ,,, kamu melakukan pemujaannya dengan sangat baik, lalu kenapa kamu berterima kasih padanya, nyonya Iyer ? Dia ini adalah putri kandungmu sendiri, Ishita” Sarika langsung ikut menimpali “Jadi maksudmu, dia ini kak Ishita begitu, Niddhi ?”, “Tentu saja, lihat saja bagaimana dia melakukan pemujaannya tadi, selama ini Shanaya berada di Cape town, Afrika lalu bagaimana bisa dia tahu tentang pemujaan ala orang India Selatan ? Berapa lama lagi sandiwaramu ini akan berlangsung, Ishita ?” Ruhi langsung menyela “Aku tahu kalau dia adalah ibu Ishiku” ujar Ruhi sambil berlari memeluk Ishita, Ishita langsung menjauhkan Ruhi dari dirinya sambil berkata “Aku bukan ibu Ishimu, aku sudah bilang sama kamu kan kalau aku adalah Shanaya, aku mohon menjauhlah dariku” ujar Ishita sambil beralih ke Niddhi “Apa masalahmu, Niddhi ? Kamu benar kalau pemujaan tadi adalah pemujaan yang cukup sulit, tapi tehnologi itu sudah sangat maju sekarang, aku belajar pemujaan itu dari internet” Ishita kemudian menunjukkan headsetnya
“Ketika aku mendengar para orang tua sedang cemas disini, aku mencoba membantu, aku telah melaksanakan pemujaan ini sejak aku masih kecil, aku mempunyai semuanya di dalam ponselku dan tinggal mendengarkannya untuk melakukan pemujaan ini, kami memang tinggal di luar negeri tapi kami sangat menghargai kebudayaan kami, karena kami berada jauh dari negara kami sendiri, ayahku mengajariku semuanya ,,, Niddhi, katakan padaku, apa sebenarnya masalahmu ? Kamu seharusnya merasa senang tentang hal ini dan tidak usah menciptakan masalah apapun, mungkin kamu tidak ingin orang orang ini bahagia, kamu tahu kan kalau aku adalah Shanaya, polisi telah menunjukkan semua laporannya, kamu masih juga tidak percaya dengan hal itu ? Ingat yaa ,,, aku adalah Shanaya !” ujar Ishita kesal, Simmi langsung menyela
“Shanaya, aku minta maaf untuk semua ini dan terima kasih karena kamu telah melakukan ini semua, kamu datang kesini seperti kembarannya Ishita, aku harap sang Dewi akan selalu membuatmu bahagia”, “Baiklah, tidak apa apa ,,, maaf kalau tadi aku berteriak, aku harus pergi sekarang” Appa lalu memberikan prasad ke Shanaya untuk ayahnya, tuan Raichand, Ishita berterima kasih pada Appa, Appa dan Amma lalu memberikan restu padanya “Aku senang bisa bertemu dengan kalian semua dan kamu, Niddhi ,,, hati hati” Ishita segera pergi dari sana
Ruhi teringat pada ucapan Ishita tadi, Ruhi merasa sedih, Shravan memberikan prasad untuknya, Ruhi lalu mencicipinya dan menoleh ke arah Shravan “Kenapa kamu jadi sedih, Ruhi ?”, “Ibu Ishi ,,, kamu lihat kan bagaimana sikap tante tadi ke aku ?” Ruhi merasa sedih “Aku tahu kalau kamu sangat merindukan bibi Ishita” ujar Shravan lalu Shravan bercerita tentang Vandu, kebetulan Vandu mendengarnya, Vandu pun menangis “Aku ini memang begitu ceroboh dan tidak peduli pada anak anak” gumam Vandu sedih
Sementara itu Raman masih terus memikirkan tentang chip tersebut “Aku yakin chip itu pasti berada di brankas Niddhi dan brankas itu tidak mau terbuka tanpa sidik jari Niddhi” Niddhi kemudian menemui Raman dan bercerita tentang apa yang dilakukannya pada hari ini “Untung saja dia Shanaya, kita harus merayakannya, bagaimana kalau kita makan diluar ?” Niddhi merasa senang dan memeluknya dengan penuh cinta “Tapi kita tidak bisa pergi dengan pakaian seperti ini, lebih baik kamu ganti baju dulu dan kenakan perhiasan berlian juga”, “Berliannya ada di brankas kantor” ujar Niddhi tanpa curiga “Itulah mengapa aku ingin kamu mengambilnya dari brankas kantor, kantormu kan tidak jauh” Niddhi langsung bersiap siap, dalam hati Raman berkata “Aku yakin kalau chip itu ada di dalam brankasnya” bathin Raman SINOPSIS MOHABBATEIN episode 730 by. Sally Diandra