SINOPSIS MOHABBATEIN episode 592 “SINDOOR MERAH” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 592 “SINDOOR MERAH” by. Sally Diandra Amma mencoba untuk menyelesaikan permasalahan Ishita, Amma memegang kotak kecil yang berisi sindor merah didalamnya, sementara Raman mengajak dokter ke rumah dan memintanya untuk ikut dengannya untuk mengecek kondisi Ishita yang masih berada didalam kamar “Kami harus mengikatnya, dok”, “Apa ? Dia baik baik saja bukan ?” dokter merasa heran “Dia tidak baik baik saja, dokter ,,, aku sudah merekamnya dalam sebuah videonya” Sarika lalu menunjukkan video itu ke sang dokter “Ishita jadi kasar, dokter” Raman mengajak dokter masuk ke kamar, dilihatnya Ishita terikat “Tuan Raman, kenapa kalian mengikat dokter Ishita seperti itu ?” Raman menangis melihat kondisi Ishita “Aku menangis sepanjang malam memanggil Raman, apa yang telah aku lakukan ? Maafkan aku ibu” ujar Ishita “Bebaskan dokter Ishita, lepaskan ikatannya” nyonya Bhalla dan Romi lalu melepaskan tangan Ishita, Ishita menangis 

“Apakah aku sudah gila ? Apa yang telah aku lakukan ?”, “Kamu baik baik saja, dokter Ishita ,,, tidak usah diambil pusing, tenanglah, tolong ambilkan air putih” Sarika segera mengambilkan air putih, dokter kemudian menyuruh Ishita untuk minum air putih dulu “Dokter Ishita, apakah kamu ingat apa yang terjadi kemarin ?”, “Apa yang aku lakukan ?” dokter mulai mengingatkan Ishita kalau kemarin Ishita datang ke kliniknya bersama Raman “Lalu apa yang terjadi dirumah ?”, “Ruhi ingin aku ikut dalam pemujaan, aku berfikir untuk mengenakan kain saree yang diberikan oleh Raman” Ishita melirik ke arah kain saree yang dikenakannya, kain saree itu robek dan terbakar “Aku tidak tahu apa yang terjadi kemudian, aku menemukan kain saree ini di dalam lemari” ujar Ishita “Baiklah, itu bisa saja terjadi, kamu hanya perlu istirahat, dokter Ishita” ujar sang dokter 

Raman lalu mengajak Ishita dan pergi bersama dokter, Bala melihat kepergian mereka dan mengajak Romi, akhirnya Bala dan Romi pergi ke rumah sakit juga, Vandu memberitahu Amma kalau Ishita dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan beberapa test padanya, Amma kemudian duduk dan mulai melakukan pemujaan “Tidak ada gunanya di lakukan test apapun itu” ujar Amma kesal “Ibu, apa yang ibu fikirkan tentang arwah itu hanya omong kosong belaka, Ishu akan baik baik saja” sahut Vandu, Amma kemudian berdoa untuk Ishita, kemudian Vandu menyela “Ibu, aku titip anak anak yaa sampai Bala pulang nanti karena aku harus pergi ke kampus”, “Ibu sedang ada pekerjaan, ibu akan pulang cepat baru kemudian kamu bisa pergi” sela Amma “Baiklah” Amma bergegas pergi sambil melirik kearah sindoor merah 

Sarika membawa Ruhi dan Adi pulang kerumah, Sarika memberitahu ibu mertuanya kalau Adi tadi berkelahi dengan temannya, Ruhi yang menghentikan perkelahian mereka, lalu Sarika mengajak mereka pulang “Adi, jangan lakukan hal ini”, “Aku tidak bisa mendengar mereka menyebut ibu Ishi gila, nenek” sela Adi “Aku juga tidak suka kalau ada seseorang yang berkata buruk tentang ibu Ishi” ujar Ruhi sambil menangis, nyonya Bhalla memeluk Ruhi erat “Apapun yang orang orang katakan, kita seharusnya tidak meninggalkan sifat baik kita, ayahmu sedang membawa ibu Ishi ke dokter”, “Bukan dokter !” tiba tiba Amma muncul disana 

“Bukan dokter yang bisa menyembuhkan Ishita, pendeta memberikan sindoor merah ini, ini yang akan menyembuhkan Ishita” ujar Amma “Neelu, ajak anak anak ke kamarnya” pinta nyonya Bhalla “Sarika, coba kamu lihat bagaimana keadaan Rohit” nyonya Bhalla meminta mereka untuk meninggalkannya sendirian, kemudian nyonya Bhalla menyuruh Amma masuk “Aku datang kesini untuk melihat Ishita, oh iya aku juga mau pinjam alat pengukur tekanan darah” nyonya Bhalla lalu meninggalkan Amma, Amma segera masuk ke kamarnya Ishita dan berkata “Pendeta bilang kalau sindoor ini berubah hitam keesokan harinya, itu artinya ada arwah yang merasuki tubuh Ishita” Amma kemudian menaruh kotak sindoor itu di dalam kamar Ishita “Besok pagi, kita akan tahu semuanya” gumam Amma 

Vandu sedang berada di kampus, sedang ngobrol dengan murid muridnya, Vandu merasa penasaran pada apa yang terjadi dirumah sakit, Vandu kemudian mengecek kartu pengenal dan menangkap seorang pemuda yang menggunakan kartu pengenal yang salah “Apakah kamu mengerjakan ujian orang lain ? Lebih baik aku menelfon polisi saja”, “Jangan, bu ! Aku akan mengatakan yang sejujurnya” ujar pemuda itu “Tuan Suraj yang memberikan aku sejumlah uang untuk mengerjakan ujian ini, aku melakukannya demi uang, aku sedang membutuhkan uang, bu”, “Kalau begitu telfon Suraj sekarang ! Tapi jangan bilang kalau kamu tertangkap” dalam hati Vandu merasa kesal “Saat ini aku sedang mencemaskan kondisi Ishita, sekarang malah ada drama baru apalagi ini” bathin Vandu kesal 

Dokter sedang mengecek hasil test Ishita “Dokter Ishita, kamu memiliki depresi ringan, jangan cemas, ini bukan penyakit kejiwaan, kamu tidak gila, kamu hanya shock atas kematian Shagun, kamu percaya kalau kamu itu merasa harus bertanggung jawab pada semua ini, kamu lalu bersikap seperti Shagun ketika semuanya bertumpu padamu, aku akan menuliskan resep untukmu, kamu bisa menunggunya diluar” Ishita kemudian keluar dari ruang dokter, 

Sementara dokter meminta Raman untuk tinggal sebentar “Tuan Raman, tolong jaga istrimu baik baik, dia lebih baik kembali bekerja lagi, buatlah agar dia terus menerus sibuk, jangan katakan apapun padanya tentang Shagun dan tolong jangan ikat dia di tempat tidur, dia ini korban, dia tidak akan menyakiti kamu dan keluargamu dan jangan ceritakan padanya tentang apa yang terjadi dirumah”, “Baiklah, jangan khawatir, dokter ,,, aku akan menjaganya baik baik, terima kasih” ujar Raman 

Di kampus, Vandu sedang bertengkar dengan Suraj “Iyaaa, memang aku yang menyuruh anak ini untuk mengerjakan ujianku ! Aku membutuhkan gelar sarjana untuk bisnisku”, “Kalau begitu kamu bisa belajar dan mengerjakan ujiannya” sahut Vandu “Bagaimana kalau kita memberikan ujian padamu seorang diri ?” Suraj menolak permintaan ketua dekan “Kalau begitu bagaimana kalau bu Vandita yang mengajari pak Suraj belajar, pak Suraj bisa datang ke kampus seperti biasa dan nanti akan diberikan ujian” Suraj akhirnya setuju, dalam hati “Aku bahkan tidak bisa menolaknya sekarang, bagaimana aku bisa mengajari orang yang menjijikan seperti dia ?” bathin Vandu kesal, sementara itu Raman membawa Ishita pulang kerumah, Ruhi memeluk Simmi sambil menangis, Ishita juga menangis melihat Ruhi yang menangis ketakutan begitu melihatnya “Ruhi, kemarilah sayang” Ruhi tidak mau karena takut namun Simmi memintanya untuk menghampiri Ishita “Ruhi, ayo sana ibu Ishimu memanggil kamu” ujar Simmi SINOPSIS MOHABBATEIN episode 593 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top