SINOPSIS MOHABBATEIN episode 477 “VANDU MELAHIRKAN BAYI PEREMPUAN” by. Sally Diandra
Di rumah sakit, Ishita segera masuk ke ruang bersalin untuk membantu Vandu melahirkan, Ishita menyuruh semua laki laki keluar dan membimbing sang dokter yang membantu Vandu melahirkan, semua orang menunggu diluar, nyonya Bhalla juga berdoa untuk keselamatan Vandu dan bayinya, tak lama kemudian mereka mendengar suara tangisan bayi, semua orang merasa lega dan senang, secara spontan Abhishek langsung memeluk Mihika, saat itu Bala datang dan bertanya “Ada apa ini ?” Ishita langsung menyela “Anakmu perempuan, kak” mereka semua tersenyum bahagia mendengar ucapan Ishita, Raman langsung memeluk Bala sebagai tanda suka citanya “Bala, keluargamu sudah lengkap sekarang, selamat yaa” sela nyonya Bhalla
“Bagaimana keadaan Vandu ?”, “Dia baik baik saja, kak ,,, tenang saja” sela Ishita lagi, Bala sangat berterima kasih pada Vandu untuk anak perempuan mereka, kemudian mereka semua menemui Vandu dan bayinya setelah semuanya selesai “Kalian semua tadi sangat menakutkan aku” Abhishek menyela ucapan Vandu “Aku masih teringat pad pukulanmu, nyonya Vandu” Bala sangat berterima kasih pada mereka semua yang telah membantu Vandu “Ini adalah kewajiban kami untuk melakukan tugas ini” sahut Raman, kedua bola mata Romi berkaca kaca dan bergegas pergi dari sana,
Rupanya Romi teringat pada Sarika, Romi pun menangis, nyonya Bhalla lalu menghampiri Romi dan bertanya “Ada apa, Romi ?”, “Kebahagiaan ini bukan takdirku, ibu ,,, aku tidak tahu dimana Sarika” nyonya Bhalla menangis mendengar ucapan Romi “Percayalah pada Dewa, Romi ,,, aku yakin kalau Sarika dan bayinya akan baik baik saja” hibur nyonya Bhalla “Aku tidak tahu, apakah Sarika akan memaafkan aku atau tidak”, “Kamu harus bersabar, kita pasti akan mendapatkan Sarika, Dewa pasti akan memberikan kamu kebahagiaan dan ibu juga akan mengurusi anakmu” ujar nyonya Bhalla lagi menimpali ucapan Romi yang merasa sedih
Tak lama kemudian seorang perawat masuk ke kamar Vandu dan meminta semua orang untuk keluar karena Vandu akan menyusui bayinya terlebih dulu, nyonya Bhalla lalu meminta mereka untuk memberitahu Amma dan Appa,
Tak lama kemudian seorang perawat masuk ke kamar Vandu dan meminta semua orang untuk keluar karena Vandu akan menyusui bayinya terlebih dulu, nyonya Bhalla lalu meminta mereka untuk memberitahu Amma dan Appa,
Ishita melihat Raman sedang duduk sendirian, Ishita segera menghampirinya “Hari ini aku teringat ketika Ruhi lahir, aku ingin kamu juga mempunyai perasaan seperti ini juga, kita akan mempunyai seorang anak, anak kita sendiri” Ishita tersenyum malu malu lalu menangis bahagia, mereka berdua saling menyeka airmata yang membasahi kedua pipi mereka “Aku minta maaf untuk kemarahanku, aku mengatakannya dalam kemarahanku, kamu adalah ibunya Adi, kamu bisa memarahi dia dan juga mempunyai hak untuk mengubahnya, bahkan ibu kandungnya sendiri tidak melakukan hal ini, tapi tidak ada yang berhak untuk memperbaiki kamera” ujar Raman “Itu memang terlalu berlebihan, aku minta maaf, aku hanya ketakutan pada kebohongan Adi, maafkan aku, aku telah melakukan kesalahan mengurusi Adi, aku akan minta maaf pada Adi” Raman menggeleng “Tidak perlu”, “Kita selalu mengharapkan kata maaf ketika dia membuat kesalahan” sela Ishita “Kalau begitu kamu seharusnya meminta maaf padaku juga “, “Iyaa, aku minta maaf, kalau aku melakukan kesalahan” Raman tersenyum sambil mengedipkan matanya, kemudian dipeluknya Ishita erat
Mihir sedang memotret bayinya Vandu dan berkata “Bayinya sangat lucu, aku akan mengirimkan foto ini ke Rinki” ujar Mihir, ibunya Bala juga menyukai bayinya Vandu, kemudian Ishita ngobrol dengan Ruhi ditelfon “Bayinya sangat lucu, sama seperti kamu, makanya pulanglah segera” pinta Ishita,
Saat itu Appa membawa Shravan ke rumah sakit, mereka semua tertawa senang, Bala lalu menceritakan tentang masa depan putrinya ini nanti dan juga tentang ceritanya tentang memasak “Tenang saja, Bala ,,, putrimu ini gadis dari trah Iyer dan dia pasti akan mengendalikan para pria, mereka pasti akan takut pada gadis Iyer” Ishita tersenyum mendengar ucapan Raman yang sebenarnya sedikir menyindirnya “Raman, tumben sekali, kenapa kamu begitu manis hari ini ?” Raman hanya tersenyum dan berkata “Vandu, anakmu itu sangat cantik” kemudian perawat datang lagi dan bertanya tentang nama untuk si bayi apakah mereka sudah memutuskan, perawat itu meminta semua orang untuk keluar dulu karena ibu dan bayinya harus beristirahat “Aku harus membuat akte kelahiran untuk bayi anda” perawat itu lalu pergi, Bala merasa heran ketika perawat itu sudah pergi dan berkata “Mereka itu sangat aneh, masa tanya mengenai namanya si bayi secepat ini ?” Ishita dan Vandu lalu menyuruh Bala keluar dari kamar
Mihir akhirnya pulang ke rumah, Rinki langsung menyambutnya dengan perasaan senang dan berkata “Bayinya kak Vandu sangat imut, ibu bilang nyonya Iyer akan datang besok pagi, aku berharap aku bisa bermain dengan bayinya kak Vandu”, “Aku tahu kalau kamu sangat bersemangat sekali kalau melihat seorang bayi, tapi kita ini belum siap, Rinki” sahut Mihir “Mihir, aku juga belum memikirkan hal itu, santai saja”, “Kamu harus fokus pada pelajaran dulu dan aku juga harus fokus pada pekerjaanku, kebetulan aku ada presentasi penting besok” Rinki langsung memeluk suaminya ini dengan perasaan bahagia,
Sementara itu Adi menangis dan meminta Ishita untuk tidak meminta maaf “Ini memang salah ibu Ishi, ayahmu menjelaskan pada ibu Ishi kalau seharusnya ibu Ishi tidak terlalu protektif sama kamu”, “Tapi aku juga tidak suka kalau ibu Ishi meminta maaf seperti ini” ujar Adi sedih “Ini adalah sikap pemberani, tidak usah merasa malu” sela Ishita, Adi juga meminta maaf pada Ishita “Lalu bagaimana dengan bayinya ?”, “Mereka akan pulang ke rumah besok” Adi merasa senang mendengar ucapan Ishita
Sementara itu Adi menangis dan meminta Ishita untuk tidak meminta maaf “Ini memang salah ibu Ishi, ayahmu menjelaskan pada ibu Ishi kalau seharusnya ibu Ishi tidak terlalu protektif sama kamu”, “Tapi aku juga tidak suka kalau ibu Ishi meminta maaf seperti ini” ujar Adi sedih “Ini adalah sikap pemberani, tidak usah merasa malu” sela Ishita, Adi juga meminta maaf pada Ishita “Lalu bagaimana dengan bayinya ?”, “Mereka akan pulang ke rumah besok” Adi merasa senang mendengar ucapan Ishita
Raman sedang ngobrol dengan Mihir di telfon tentang presentasi, saat itu perawat datang dan Vandu sedang tertidur, kemudian perawat itu mendapat panggilan “Iyaaa aku datang” sambil melirik ke arah Raman “Laki laki ini yang membawa nyonya itu ke rumah sakit, dia mungkin adalah suaminya, dia pasti tahu nama bayinya” gumam perawat tersebut “Tuan, siapa nama bayinya ?” rupanya Raman yang saat itu masih menelfon Mihir, salah paham dengan pertanyaan perawat tersebut dan berkata “Raman Bhalla”, “Apakah anda yakin ?” tanya perawat itu lagi, Raman merasa heran dan berkata pada Mihir “Mihir, perawat disebelahku ini bertanya tentang namaku, mungkin untuk formalitas rumah sakit” ujar Raman heran, perawat itu lalu menuliskan nama si bayi dan berlalu dari sana, tak lama kemudian Ishita datang menghampiri Raman dan masuk ke dalam kamar menemui Vandu
Nyonya Bhala memberitahu suaminya kalau dia akan membantu Mihika dalam menyambut kedatangan anaknya Vandu karena Amma sedang tidak ada dirumah, karena Vandu bisa datang kapan saja, Bala dan Ishita sedang membereskan wind up things semuanya yang ada di dalam kamar rumah sakit, Bala lalu menggendong bayinya, Ishita melihat Vandu sedang bersedih “Ada apa, kak ? Ibu baik baik saja disana, kamu kan sedang berbahagia saat ini” hibur Ishita, Raman lalu meminta mereka untuk ikut karena dirinya mendapatkan surat dari perawat, rupanya perawat memberinya akte kelahiran bayi Vandu “Tapi kamu kan tidak bertanya nama bayinya ?” perawat itu menyela “Aku sudah bertanya pada suami anda, nyonya” Bala tertegun dan berkata “Tapi kamu tidak bertanya padaku ?” mereka semua kaget begitu melihat nama bayinya adalah Raman Bhalla, Vandu pun terduduk lemas, Bala memberikan kode ke Raman SINOPSIS MOHABBATEIN episode 478 by. Sally Diandra