SINOPSIS MOHABBATEIN episode 186 by. Sally Diandra
Begitu Ishita menemukan foto Shagun, Ishita segera memberikannya ke Raman “Ini fotonya dan aku tidak pernah mencurinya !” ujar Ishita kesal, Raman bergegas menelfon Shagun “Shagun, aku mendapat foto itu”, “Apakah Ishita yang mencurinya ?” tanya Shagun sinis “Kamu sudah mendapatkan fotonya Shagun, jangan salahkan Ishita lagi !” bentak Raman kemudian menutup telfonnya, sedangkan Shagun yang merasa kesal dengan Ishita, berkata pada dirinya sendiri “Sekarang Ishita akan tahu kalau aku tidak bersalah !” sementara itu begitu Ishita masuk ke dalam mobilnya, Ishita malah merasa lega “Sekarang jelas semua kalau Shagun tidak melakukan kecelakaan itu tapi kapan aku bisa menangkap pelaku yang sebenarnya ?” tanya Ishita heran
Saat itu Parmeet sedang minum wine sambil memikirkan siapa pelaku sebenarnya pada kecelakaan Amma “Aku yakin, pelaku sebenarnya adalah Adi ! Jika Ishita mengetahui tentang hal ini maka dia pasti tidak akan membiarkan Raman membantu Shagun dan Raman tidak akan mengampuni Ishita” ujar Parmeet senang, sementara itu Ishita sedang bertemu dengan beberapa wanita diluar sekolah Ruhi, kebetulan Adi sedang ngobrol dengan temannya “Kamu tahu aku telah membuat pak Sharma diam” Adi merasa bangga dengan tindakannya, tiba tiba ponsel Adi berdering “Adi, kamu membawa ponsel ke sekolah ? Jika ada guru yang mengetahuinnya, dia pasti akan melaporkan kamu” dengan congkaknya Adi berkata “Tidak ada seorangpun yang bisa menyakiti aku disini” Adi kemudian menerima telfon itu “Apa yang terjadi pada ibu ? Apa ? Ibu kecelakaan ?” Adi mulai panik, supir Adi sedang menunggu Adi pulang sekolah di dekat sebuah mobil,
Adi berlari dan Ishita melihat kepanikan diwajah Adi yang sedang berlari “Adi ? Apa yang terjadi padanya ? Kenapa dia sangat khawatir ? Dan dimana Ruhi ?” Ishita merasa bingung, ketika Adi sampai di parkiran mobilnya ternyata supirnya tidak ada, Adi berusaha berteriak memanggil manggil supirnya dan dilihatnya kunci mobil masih tergantung di dalam mobil, Adi bergegas membuka pintu mobil dan duduk di belakang kemudi, Ishita terkejut melihat Adi mengendarai mobil dan berusaha mengejarnya untuk menghentikan mobil itu, tepat pada saat itu Shagun datang kesana dan Adi nyaris menabrak mobilnya Shagun,
Adi segera keluar dari mobilnya sendiri dan menemui ibunya “Ibu, ibu ,,, apakah ibu baik baik saja ?” tanya Adi sambil menangis, Shagun langsung memarahinya “Kenapa kamu menyentuh mobil lagi ?” Shagun juga memarahi sang supir yang teledor “Adi, ini adalah peringatan terakhir, bukankah kamu tahu apa yang harus ibu hadapi gara gara kecelakaan itu ? Ishita mengejar kita !” Ishita yang mendengar pembicaraan mereka dari kejauhan kaget “Jadi Adi yang menabrak ibu” bathin Ishita terkejut, sedangkan Shagun yang masih kesal dengan Adi langsung mengajak Adi pergi dari sana “Ayooo ikut dengan ibu !” Ishita menangis sedih “Bagaimana ini bisa terjadi ?” tanya Ishita heran
Parmeet yang memang dengan sengaja membuat Ishita tahu tentang kenyataan yang sebenarnya dengan rencananya tersebut merasa senang, Parmeet telah berhasil membuat Adi panik dan mengendarai mobil “Bocah kecil itu memang persis seperti ayahnya, Raman ! Aku hanya menelfonnya dan mengabarkan kalau ibunya terluka, dia langsung lari dan kamu Raman ,,, sekarang Ishita telah mengetahuinya, dia pasti akan mengirimkan anakmu ke penjara dan hubungan dengan Ishita akan hancur, sekarang aku akan membalas dendamku atas tamparanmu itu !” ujar Parmeet senang,
Sementara itu Shagun bergegas menelfon Raman dan mengabarkan apa yang telah dilakukan oleh Adi “Apa ? Adi mengendarai mobil lagi ?”, “Adi bilang kalau ada seseorang yang menelfonnya dan mengatakan padanya kalau aku terluka” Raman semakin kaget dengan ucapan Shagun “Bagaimana ini bisa terjadi ? Kapan dia mengendarai mobil itu ? Karena pada saat jam pulang sekolah, Ishita juga ke sekolah untuk menjemput Ruhi, jika sampai Ishita tahu kalau Adi mengendarai mobil, dia pasti akan tahu kalau yang melakukan kecelakaan itu adalah Adi” ujar Raman cemas “Aku tidak melihatnya tadi”, “Ya sudah, sekarang kamu temani Adi dulu, nanti aku akan melihatnya” ujar Raman “Raman, kalau sampai Ishita tahu tentang hal ini, dia pasti tidak akan melepaskan Adi, kamu harus melakukan sesuatu, Raman ,,, tolong hentikan dia !” ujar Shagun panik “Jangan khawatir, aku akan mengurusnya” hibur Raman tegang
Ishita sedang berada dirumah sedang membuat makanan di dapur sambil merenung dan teringat pada ucapan Shagun, Raman juga pulang ke rumah “Aku pulang untuk mengambil beberapa dokumen yang tertinggal” ujar Raman, Ishita hanya diam saja, Raman kemudian masuk ke kamarnya dan berkata “Ishita tidak akan bicara denganku, bagaimana caranya bertanya padanya ?” Raman merasa cemas, Raman kemudian mengambil dokumen itu dan berusaha untuk mengajak Ishita bicara tapi ternyata Ishita mengajak Ruhi ke kamarnya sambil menatap Raman sekilas, Raman langsung bertanya “Siapa yang tadi ke sekolah menjemput Ruhi ? Kamu atau Bala ?”, “Aku” ujar Ishita datar “Apakah kamu bisa dapat parkiran disana ?”, “Iya” jawab Ishita singkat, saat itu Ruhi datang dan berkata “Ibu Ishi, aku mau belajar matematika, lihat ini” ujar Ruhi, dalam hati Raman berkata “Ishita tidak mengatakan apa apa, jika dia melihat Adi tadi, dia pasti akan mengatakannya” bathin Raman, kemudian Raman pun pergi,
Sedangkan dalam hati Ishita berkata “Raman sedang khawatir rupanya, sepertinya ada sesuatu dalam benaknya, apakah mungkin dia tahu apa yang aku lihat disekolah hari ini, apa yang aku lihat tadi benar benar mengejutkan hatiku, sekarang aku mengerti kenapa Raman menyembunyikannya dari aku, dia bukan menyelamatkan Shagun tapi menyelamatkan Adi, Adi Adi ,,, aku kira aku bertarung untuk mendapatkan keadilan tapi tidak, aku bertarung dengan anak yang berusia 12 tahun dan dia juga kelemahan Raman yang paling besar, apa yang harus aku lakukan ?” bathin Ishita sedih “Apakah aku harus mengatakan ke Raman untuk mengungkap tentang anaknya didepan semua orang atau membiarkan pergi begitu saja, seluruh masalah ini telah berbalik sekarang, kami tidak mungkin bisa menghukum seorang anak kecil tapi dia seharusnya ,,,” Ishita berusaha berfikir keras “Aku harus memutuskan sesuatu, keputusan ini ada ditanganku tapi ,,, apa yang harus aku putuskan dan bagaimana ? Juga untuk siapa bantuan ini ?” Ishita mencoba memikirkannya sambil berdiri diatas balkon,
Kemudian Ishita mengajak nyonya Bhalla dan Amma untuk berdiskusi bertiga dirumah Amma “Aku sedang dalam masalah dan aku ingin membahasnya dengan kalian berdua, hal ini sangat penting dan hanya seorang ibu bisa menjawabnya” nyonya Bhalla dan Amma tertegun dan tidak mengerti dengan ucapan Ishita “Seorang ibu selalu mencintai anaknya dan kadang juga memarahinya untuk menunjukkan jalan yang benar”, “Ishita, ibu takut, apa ini ? Apakah Raman ,,, ?” belum juga Amma selesai dengan kalimatnya, nyonya Bhalla sudah menyela “Aku akan memanggil dia !” namun Ishita segera mencegahnya “Jangan, jangan, ibu mertua” nyonya Bhalla dan Amma semakin heran dengan sikap Ishita “Aku ingin mengatakan sesuatu tapi berjanjilah padaku untuk tidak mengatakannya pada siapapun” Ishita menjulurkan tangannya ke ibu dan ibu mertuanya, mereka berdua lalu memegang tangan Ishita bersama dan berjanji padanya
“Ibu dan ibu mertua, Shagun tidak melakukan kecelakaan ini tapi Adi !” Amma dan nyonya Bhalla kaget tidak percaya “Tidak, itu tidak mungkin, Adiku, apakah kamuu yakin tentang hal ini, Ishita ?” nyonya Bhalla mulai menangis “Aku melihat semuanya, ibu mertua ,,, dengan mata kepalaku sendiri, Adi mengendarai sebuah mobil dan Shagun memarahinya karena menyentuh mobil lagi, sebab Adi sudah melakukan kecelakaan ini, sekarang aku tahu kenapa Raman melawan kita, dia menyembunyikan hal ini, dia sendirian dan merasa cemas, dia mungkin telah melalui banyak hal, Raman tidak menyelamatkan Shagun tapi anaknya yaitu, Adi” Amma ikutan menangis “Sekarang kita tidak bisa merubah semua ini, aku cemas memikirkannya, apa yang harus aku lakukan ?”, “Shagun telah menghancurkan Adi, dia memberikan hadiah sebuah mobil untuk anak kecil seperti itu, lihat apa yang telah dia lakukan ?” ujar nyonya Bhalla sedih
“Ishita, kamu harus menarik kembali kasus ini, Adi adalah anak kita, hal ini akan berimbas pada masa depannya” pinta Amma “Iyaaa, Ishita ,,, aku selalu mendukung kamu tapi kalau Adi dia adalah hidupku, segalanya bagiku, jika terjadi sesuatu padanya, aku akan mati dan Raman juga tidak akan bisa hidup, Adi adalah nyawanya Raman, dia pewaris kami, tolong maafkan dan ampuni dia, Ishita ,,, aku memohon padamu” ujar nyonya Bhalla sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada dan berlutut didepan Ishita, Ishita merasa canggung didepan ibu mertuanya “Ishita, Adi mengendarai mobil itu memang salah, mungkin dia bersikeras dan dia tidak bisa mengendalikan mobilnya tapi ibu baik baik saja sekarang, ibu sudah pulang dan Dewa juga sudah menyembuhkan ibu dengan baik jadi hidup Adi tidak akan hancur, hukuman ini bukan hanya untuk Adi tapi untuk Raman dan kita semua, pikirkan jika dia tinggal dibalik jeruji, tidak, kenapa harus begini ?” ujar Amma sedih
“Jika kalian mengatakan seperti ini, aku akan menarik kembali kasusnya dan tidak akan mengatakan apapun pada Raman karena dia sudah merasa sangat bersalah, aku tidak ingin membuatnya merasa malu” ujar Ishita “Ishita, kamu telah melakukan sebuah pertolongan yang sangat besar untuk kami jika kamu melakukan hal ini”, “Iyaa, Ishita ,,, akhiri permasalahan ini sekarang” Amma menimpali ucapan nyonya Bhalla, Ishita hanya menatap kearah kedua ibunya ini SINOPSIS MOHABBATEIN episode 187 by. Sally Diandra