SINOPSIS MOHABBATEIN episode 152 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 152 by. Sally Diandra Di rumah pertanian, Parmeet bilang ke Romi kalau Raman akan menghancurkannya, saat itu Raman memasuki rumah tersebut dan berkata “Parmeet, pikirkan tentang dirimu sendiri karena tidak ada seorangpun yang akan menghancurkan Romi selama aku masih ada !” Raman kemudian memegang tangan Parmeet “Apa yang kamu pikirkan ? Apakah kamu akan membuat saudaraku melawan aku, aku telah menghajar kamu seperti seekor anjing ketika kamu menyebut nama Ishita dengan tidak hormat ! Kali ini jangan sebut nama Ishita lagi !” bentak Raman marah “Sekarang ! Pergilah dari hadapanku sebelum aku mematahkan tulang tulangmu !” bentak Raman, Parmeet bergegas pergi setelah cukup mendengarkan ucapan Raman, 


Setelah Parmeet pergi, Raman langsung menampar Romi dan berkata “Orang macam apa kamu ini ? Kamu telah melakukan hal hal yang murahan, kenapa kamu tidak mati saja ! Ibu mertuaku itu sudah seperti ibu kita sendiri, jika hal ini terjadi pada ibu kita, maka pikirkanlah ! Aku benar benar malu menyebut kamu sebagai adikku, orang murahan !” bentak Raman kesal, Romi dan Bunty mencoba menjelaskan ke Raman kalau Romi tidak melakukan kecelakaan itu “Lalu bagaimana dengan video MMSnya Mihika ?”, “Kalau itu memang salahku, kak ,,, itu semua karena Mihir, waktu itu aku marah padanya lalu aku melakukan hal itu dan temanku yang memasukkannya ke internet” jelas Romi, Raman juga membentak Bunty dan berkata pada Romi “Romi, kamu telah melakukan sebuah kesalahan yang teramat besar ! Pikirkan, jika ada seseorang mempermainkan kehormatan seorang perempuan, ini bukan kesalahan yang lugu, bagaimana jika hal ini terjadi pada Simmi atau Rinki ? Dan Mihika itu juga keluarga kita, bagaimana bisa kamu melakukan hal ini padanya ?” bentak Raman kesal “Aku melakukan hal ini untuk menjatuhkan Mihir, kak ,,, kakak bisa menghajar aku dan membunuh aku”, “Jika kamu tidak melakukan apa apa, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan Ishita ? Kamu harus berani mengatakannya, Romi !” bentak Raman 

Nyonya Bhalla bertanya pada Ishita “Bagaimana keadaan ibumu, Ishita ?”, “Sudah semakin membaik, ibu mertua” ujar Ishita “Kami tidak bisa memberikan makanan yang tepat untuknya, apakah Raman sudah datang ?”, “Belum, ibu” saat itu inspektur polisi datang ke rumah keluarga Bhalla “Inspektur polisi, anda kesini ?” tanya Ishita “Kami mau bertemu tuan Raman, tadi tuan Raman menelfon kami, dia bilang hendak memberikan Romi pada kami untuk kasus tabrak lari ini”, “Bagaimana bisa kamu menyalahkan Romi ? Bisa saja kan dia tidak melakukan kecelakaan itu !” Simmi membela Romi, saat itu Raman datang membawa Romi pulang ke rumah, tuan Bhalla bertanya padanya “Akulah yang menelfon inspektur polisi”, “Kakak, kenapa kamu melakukan hal ini ?” tanya Romi heran “Raman, kita kan bisa bicara dulu dengannya”, “Aku sudah mendengar semuanya, ibu” sahut Raman 

“Kalau begitu, mari Romi, kamu harus ikut bersama kami dalam kasus tabrak lari nyonya Iyer” Raman tiba tiba mencegah polisi yang hendak membawa Romi “Maafkan aku, inspektur polisi ,,, tadi aku tidak tahu apa apa sebelumnya, sekarang aku yakin kalau Romi tidak terlibat dengan kasus kecelakaan itu, jadi maaf ,,, anda tidak bisa membawanya”, “Tuan Raman, anda tidak bisa mempermainkan hukum begitu saja, datanglah ke kantor polisi dan bicaralah dengan kami disana” saat itu Pathak datang sambil membawa surat jaminan, Romi berterima kasih ke Raman “Aku tidak ingin mempermainkan hukum, tapi adikku ini tidak bersalah, inspektur ,,, aku yakin itu” polisi kemudian berlalu dari sana, 

Ishita menangis melihat kejadian ini, Romi memeluk ibunya, sedangkan Ishita bertanya pada Raman “Raman, bagaimana bisa kamu melakukan hal ini ? Kamu tahu fakta yang sebenarnya, bagaimana bisa kamu memanipulasi kenyataan yang sebenarnya demi hubungan persaudaraan ini ?” tanya Ishita heran “Aku akan menghajar Romi, maafkan dia sekarang, Ishita ,,, tentang apa yang telah dia perbuat pada Mihika, kamu bisa menghukumnya tapi jangan masukkan dia ke penjara, ini tentang reputasi keluarga kita dan dia tidak melakukan kecelakaan itu, dia tidak mungkin bisa menyakiti ibumu” pinta nyonya Bhalla “Pertama Mihika, lalu kak Bala dan sekarang ibuku ! Dia telah menyakiti banyak orang, ibu ,,, saat ini pekerjaan kak Vandu dan kak Bala sedang dalam bahaya, kemudian kehormatan Mihika dan sekarang nyawa ibuku, aku tidak bisa memaafkannya” ujar Ishita kesal “Ibu bisa memanjakan dia lebih lama lagi” ujar Ishita tidak habis pikir dengan sikap Raman “Romi, katakan semuanya pada kakak iparmu ini apa yang sudah kamu ceritakan padaku tadi” pinta Raman menimpali ucapan Ishita yang terlihat sangat kesal ke Romi 

Romi kemudian menghampiri Ishita dan berkata “Kakak ipar, kemarin aku sangat ketakutan ketika kakak ipar bertanya padaku semuanya, aku tidak ada disana pada saat kecelakaan itu terjadi, aku sedang berada di rumah sakit, aku tidak bohong, dulu aku sedang dalam perjalanan kampus dan aku bertemu dengan seorang gadis, waktu itu aku bersama Bunty, aku mendapat telfon darinya dan dia mengira kalau dirinya hamil” Ishita kaget “Wooow !” Romi kemudian menceritakan semuanya ke Ishita “Lalu aku pergi menemui gadis itu, kak ,,, dan kalau kak Raman tahu tentang hal ini maka kak Raman bisa saja membunuh aku” ujar Romi “Aku mengatakan yang sejujurnya, kak ,,, aku tidak melakukan kecelakaan itu, aku tahu kalau aku telah membuat banyak kesalahan, aku menerima itu semua tapi ibumu itu sudah seperti ibuku sendiri, bagaimana bisa aku melakukannya ? Aku tidak akan pernah bisa melakukan hal ini, aku sangat takut kalau kedua orangtuaku tahu, aku mengatakannya pada kak Raman ketika aku mendapat telfon darinya, dia bilang kalau dia hamil, dia itu anaknya menteri, kak ,,, jadi aku sangat takut, maafkan aku, kakak ipar” Ishita tertegun

“Aku tidak mengerti, baiklah kamu mungkin tidak melakukan kecelakaan pada ibuku tapi apa yang kamu lakukan itu bukanlah kesalahan yang kecil, Romi ,,, apakah kamu tidak memikirkan tentang keluargamu sendiri dan reputasi keluarga ? Kehidupan semua orang jadi berantakan, kak Vandu dan kak Bala yang telah menjaga reputasinya sepanjang hidupnya telah kamu hancurkan dengan begitu saja” ujar Ishita geram “Lalu Mihika, apa yang telah kamu lakukan padanya ? Kamu juga telah menghancurkan kehormatannya, apakah kamu tidak berfikir apa yang akan terjadi padanya ? Lalu bagaimana dengan gadis yang mungkin saja hamil itu ? Kamu tidak menghargai kehormatan orang lain, kamu tidak seperti adik kecilku karena kamu tidak pernah memikirkan tentang kehormatan seorang perempuan !” ujar Ishita kesal, Romi hanya terdiam “Tapi apa yang kamu lakukan ini masih bisa diperbaiki, Romi ,,, jangan minta maaf padaku, maafkan aku” Ishita bergegas pergi ke rumah Amma 

Romi kemudian meminta maaf pada kedua orangtuanya “Aku tidak mempunyai tempat untuk anak seperti kamu, Romi !” nyonya Bhalla berusaha mencegah kemarahan suaminya,Raman juga memarahi Romi “Kamu telah mendapatkan kebebasan tapi Bala kehilangan pekerjaannya karena kamu ! Dia mempunyai istri dan anak, apakah kamu tahu bagaimana kamu bisa bertahan hidup tanpa uang ? Kamu bilang kalau kamu akan melakukan sesuatu asal tidak masuk ke penjara, pergi dan minta maaflah pada semua orang di rumah keluarga Iyer, Mihika harus memaafkan kamu dulu, kalau tidak kamu tidak bisa masuk ke rumah ini !” bentak Raman 

Mihir juga sangat marah pada Romi “Kalau kamu bukan adiknya Raman, aku tidak akan memaafkan kamu, Romi !” Romi meminta maaf sama Mihir, Appa mengajak Romi masuk ke dalam rumahnya, Mihika menangis dan berkata “Aku ingin Romi mendapat hukuman !”, “Dia sudah mendapatkan hukuman, Mihika ,,, lupakan semuanya dan mulailah hidup yang baru” pinta Ishita “Mihir terhubung dengan keluarga itu dan aku harus melihat wajah Romi setiap hari, aku tidak bisa memaafkan ini, kak”, “Mihika, aku bahkan tinggal dirumah itu, kita tidak bisa menghukumnya setiap hari, dia menyesali perbuatannya, aku mohon maafkanlah dia dan berubahlah” Mihika menggeleng “Maaf, aku tidak bisa” Mihika langsung berlalu ke kamarnya, Mihir menyusulnya “Kemarahan Mihika sah sah saja dan bisa dibenarkan” sela Appa “Aku juga marah sama Romi, ayah ,,, tapi dia menerima kesalahannya dan dia juga ingin berubah, jadi kita seharusnya memberikan dia sebuah kesempatan” jelas Ishita “Lalu siapa yang menabrak ibumu ?” pertanyaan Appa membuat Ishita berfikir 

Seorang laki laki sedang mencuci sebuah mobil “Semuanya sekarang sudah sama, sempurna !” kemudian pria itu menelfon seseorang “Tuan, mobilnya sudah siap ! Seperti yang kamu bilang, kamu tidak akan bisa mengenali mobil yang sama yang menabrak pohon,tidak usah dihiraukan soal kecelakaan itu” ujar pria tersebut 

Sementara Pammi datang berkunjung ke rumah nyonya Bhalla sambil membawa manisan dan mengabarkan pada mereka tentang upacara pemberian nama untuk anaknya Pooja yang baru lahir kemarin “Simmi, bayimu ini juga harus diberi nama, bagaimana kamu bisa memanggilnya dengan sebutan bayi terus ?”, “Ketika dia lahir, saat itu Parmeet masih berada Dubai” jelas nyonya Bhalla “Kami akan segera melakukannya” sela Ishita, kemudian Pammi pamit pulang “Simmi, mulai sekarang pikirkan siapa nama bayimu ini ?”, “Iyaa, pikirkan saja nama nama yang baik, Simmi” sahut Ishita, Simmi langsung menyindir mereka “Tapi Parmeet tidak ada disini sekarang, bagaimana bisa aku memberikannya nama tanpa kehadiran ayahnya, apalagi ayahnya masih hidup” sindir Simmi sinis SINOPSIS MOHABBATEIN episode 153 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top