SINOPSIS VEERA episode 679 by. Sally Diandra
Bansuri menegur Veera dengan keras soal tanah yang diberikan oleh dewan desa ke Balwant dan meminta Baldev untuk tidak menyetujui permintaan Veera untuk mengembalikan sertifikat tanahnya “Biarkan ayahmu pulang dulu, lalu kita akan menghadapi dewan desa !” ujar Bansuri sengit “Tidak, ibu ! Ayah pasti akan mengembalikan tanah itu dengan perasaan bahagia jika ayah ada disini dan aku juga akan melakukan hal ini” Veera tersenyum senang mendengarnya “Ibu Ratan adalah kepala desa dan apa yang dia pikirkan adalah untuk kepentingan warga desa, aku akan mengembalikan sertifikatnya juga ke dewan desa besok” Manjeet dan Bansuri tercengang dan saling melirik satu sama lain, Veera memberikan kode ucapan terima kasihnya ke Baldev
Malam harinya, Bansuri sangat marah karena Veera selalu menang, Manjeet menemuinya dan bertanya “Kenapa kamu cemas begitu dengan permasalahan yang sepele seperti ini, Bansuri ? Itulah mengapa Veera selalu bisa mengalahkan kamu !” sindir Manjeet “Semua rencana kita gagal, kak” ujar Bansuri gusar “Disini sebenarnya ada sebuah peluang yang besar dan kamu tidak bisa melihatnya” Bansuri tertegun “Baldev memang mengatakan iya di depan istrinya itu tapi kamu tidak melihat bagaimana raut mukanya, sebenarnya dia sangat sedih dan kecewa, aku akan membuat sebuah kobaran api diantara mereka” Bansuri tersenyum senang dan mulai mengerti rencana kakak iparnya ini
Keesokan harinya, Baldev mencari cari Veera namun Veera sudah tidak ada di kamar mereka, Baldev memanggil manggil Veera lalu dilihatnya sebuah surat dari Veera, yang isinya kalau saat ini Veera pergi ke rumah Ratan dan semua orang akan menunggu dirinya disana, saat itu Manjeet datang menemui Baldev sambil tersenyum dan membawakan secangkir teh untuk Baldev, Baldev menyuruh bibinya untuk duduk, Manjeet bertanya tentang keputusan yang dibuat oleh dewan desa “Apakah kamu benar benar akan mengembalikan tanah itu pada mereka ?” Baldev mengangguk “Bibi tidak tahu apakah hal ini akan menjadi benar atau salah” Baldev menyela “Tapi kami memang membutuhkan sekolah itu juga, bi” Manjeet tersenyum
“Kita mempunyai banyak sekolah di banyak desa tapi hal itu tidak membuat progres yang berarti karena kelasnya hanya setengah atau kosong sama sekali, tidak ada yang sekolah disana karena mereka tidak tahu kalau pendidikan bisa mengubah kehidupan, mereka akan bisa mengerti ketika mereka melihat kehidupan yang berbeda, seperti yang kamu pikirkan yaitu sebuah mall” Manjeet berusaha memprovokasi Baldev “Jika kita membangun sebuah mall, hal itu akan menguntungkan bagi semua orang, mereka akan bekerja dan tahu kalau mereka harus belajar kalau mereka ingin bekerja dalam sebuah mall, progresnya akan kelihatan seperti yang kita inginkan” Baldev tersenyum sambil berkata “Bibi memang hebat, aku tidak menyangka kalau bibi bisa berfikiran seperti ini juga” Manjeet tersenyum mendengar pujian Baldev
“Iyaa karena semua orang mengira kalau aku ini kolot !” Baldev menggeleng “Tidak ! Aku rasa seharusnya aku mengikuti anjuran bibi, aku akan mengatakan pada semua orang tentang mental bibi yang tinggi ini” puji Baldev lagi “Lalu apa yang akan kamu lakukan sekarang ?” Baldev mulai berfikir “Tanah itu bukan milikku, bi” Manjeet mengangguk “Bibi tahu kalau tanah itu milik orang yang bisa memanfaatkan dengan baik, kamu tidak mengambil keuntungan dan melakukan hal ini hanya untuk desa ini, nyonya Ratan mungkin tidak akan setuju dengan idemu ini tapi yang aku dengar dia itu orang yang baik dan selalu mengikuti hal yang benar, jika kamu bisa menunjukkan jalan yang benar dimana mall itu akan menguntungkan semua orang, maka pikirkan dengan baik, Baldev” Baldev mengangguk, Manjeet tersenyum kemudian berlalu dari sana, dilihatnya lagi surat dari Veera dan teringat pada ucapan Veera tentang pendidikan adalah hal yang terbaik yang bisa diberikan pada semua orang
Dewan desa sedang menunggu kedatangan Baldev, Veera dan Ratan juga sudah ada disana “Ibu, aku sudah bilang ke Baldev, dia pasti akan datang, Baldev pasti akan mengembalikan sertifikat tanah itu” tak lama kemudian Baldev datang ke sana dan menyapa semua orang yang hadir di dewan desa “Baldev, apakah kamu tahu kenapa kita semua ada disini ?” Baldev mengangguk sebagai tanda mengerti “Iya, aku tahu, ini mengenai tanah yang tadinya dialokasikan untuk ayahku” Ratan menyela “Lalu keputusanmu ?” Baldev kemudian memberitahu dewan desa tentang keputusannya terhadap tanah tersebut bahwa dia tidak akan memberikan tanah itu ke dewan desa, mereka semua yang hadir disana tertegun “Baldev, kami menginginkan tanah itu untuk membangun sebuah sekolah” Baldev pun menyahut
“Aku juga ingin membangun sesuatu yang bisa bermanfaat untuk semua orang” Baldev kemudian menunjukkan rencana pembangunan mallnya “Semua oraang akan mendapatkan keuntungan dan mereka akan berharap untuk melanjutkan pendidikan mereka agar bisa bekerja di mall” papar Baldev, beberapa orang yang di dewan desa setuju tapi sebagian lagi tidak setuju, mereka memiliki pemandangan yang beragam dan mereka juga merasa kalau desa mereka bisa menjadi kota tapi itu semua membutuhkan progres dengan bekerja keras untuk mewujudkannya, orang orang yang hadir disana mulai saling beradu pendapat, mengutarakan pandangan mereka antara sekolah dan mall
Hingga akhirnya perdebatan mereka pun terhenti ketika Ratan sebagai kepala desa meminta mereka untuk tenang “Kita disini sedang berdiskusi, kalian semua duduk dulu” semua orang menurut perintah Ratan “Kita akan melihat keuntungan dari kedua pihak, baru kemudian memutuskannya” salah seorang warga desa menyela “Baldev itu kan menantumu dan kamu pasti akan membantunya !” Ratan pun menyahut “Aku tidak akan berat sebelah dalam hal ini, dewan desa akan mempertimbangkan manfaatnya untuk desa dan mengambil keputusan” ujar Ratan
Bansuri menelfon Gunjan dan mengundangnya untuk makan malam dirumahnya bersama Ranvi “Ranvi sangat sibuk, ibu ,,, dan hari ini kami tidak bisa datang karena hari ini CD Ranvi mulai direlease" Bansuri sangat senang mendengarnya “Acara ini akan disiarkan di televisi ya ?” tanya Bansuri penuh semangat “Iya, dia seorang bintang besar sekarang” puji Gunjan ”Gunjan, bisakah kamu mengajak ibumu ini juga ?” pinta Bansuri penuh harap, dalam hati Gunjan merasa gelisah “Bagaimana mengatakannya pada ibu, kalau hubungan kami sedang renggang saat ini ?” bathin Gunjan cemas
“Ibu, maaf ,,, hanya suami dan istri yang diundang, tidak ada seorangpun yang datang dari rumah” Gunjan mencoba mencari alasan yang pas “Gunjan, katakan pada Ranvi untuk mengatakan pada semua orang kalau aku adalah ibu mertuanya” Bansuri sangat berharap banyak pada Gunjan agar mau mengatakan keinginannya ini pada Ranvi “Baiklah, ibu ,,, ibu bisa ikut dengan kami” Bansuri sangat senang mendengarnya dan langsung menutup telfonnya, kemudian Bansuri mulai memutuskan pakaian apa yang akan dia kenakan tapi sebelum itu Bansuri menelfon teman temannya dan mengatakan kalau dirinya akan muncul di televisi
Gunjan kemudian menelfon Dhingra kalau ibunya ingin ikut hadir di pesta tersebut “Aku senang kalau ibumu tertarik dengan hal ini, nanti aku akan mengatur undangannya” ujar Dhingra, saat itu Ranvi datang untuk menemui Dhingra dan menghindari telfon dari Gunjan “Seharusnya kamu datang bersama Gunjan” Ranvi teringat dengan kehamilan Gunjan dan Gunjan lebih memilih karirnya ketimbang bayinya “Aku pernah melihat latihan menarinya, dia memiliki bakat dan seorang pekerja keras, dia bisa melakukan dengan sangat baik dibidang ini” ucapan Dhingra membuat Ranvi teringat lagi ketika Gunjan menyembunyikan kehamilannya ini dengan berbohong dan kemudian bayi mereka pun meninggal “Ranvi, apakah Gunjan mau datang kelatihan lagi ?” Ranvi mengangguk “Iya, tentu saja, ini adalah impiannya selama ini, dia ingin sekali melakukan hal ini” ujar Ranvi dengan perasaan kesal kemudian pergi dari sana
Pada saat yang bersamaan, Veera dan Baldev sedang ngobrol berdua dirumah, mereka berdua meminta saling mengerti satu sama lain, Manjeet mendengar pembicaraan mereka dari luar “Baldev, bukankah tadinya kamu setuju untuk sekolah, lalu apa yang terjadi kemudian ?” tanya Veera heran “Aku sudah memikirkannya baik baik dan aku mengubah keputusanku ! Aku rasa mall itu lebih baik daripada sekolah ! Tidak bisakah aku mempunyai pemikiran sendiri yang berbeda darimu ?” Manjeet tersenyum senang begitu mendengar perdebatan mereka
SINOPSIS VEERA episode 680 by. Sally Diandra