SINOPSIS MAHAPUTRA episode 312 (12 November 2014) by. Sally Diandra
Di Bijolia, Badshah Khan yang sedang menyamar meminta pada penjual kuda untuk menemui Pratap karena mungkin dia akan membeli seekor kuda “Sekarang kita akan tahu apakah Pratap itu hebat atau tidak, dia akan menguasai kuda itu jika dia benar benar hebat” ujar Badshah Khan yang saat itu sedang bersama dengan Parwat Singh (orang kepercayaan Ajabde yang berkhianat) “Aku sering mendengar banyak cerita tentang dia dan aku kira dia akan dengan mudah melakukannya” ujar Parwat Singh, saat itu seekor kuda putih (yang akhirnya nanti menjadi kuda kesayangan Pratap yang bernama Chetak) berjalan ke arah Pratap bersama penjualnya ketika Pratap sedang mengecek kuda yang lainnya dan memberikan sarannya, tiba tiba kuda putih itu mulai tidak terkontrol dan melompat sambil meringkik “Ada apa ini ? Apa yang terjadi ? Kamu tidak pernah melakukan hal ini sebelumnya, jika kamu ingin pergi bersamanya, maka aku akan menjual kamu padanya, tenang ,,, tenang” penjual kuda itu lalu melirik ke arah Pratap “Aku mengerti kamu ingin bertemu dengan laki laki itu, ayoo ikutlah denganku”
Setelah sampai di depan Pratap, penjual kuda itu meminta Pratap untuk melihat kudanya, Pratap menoleh ke arah kuda putih di sebelahnya dan memperhatikannya dengan seksama dari atas hingga bawah
Dari kejauhan, Badshah Khan dan Parwat Singh memperhatikan Pratap, wajah Pratap terlihat di mata kuda putih tersebut “Banyak sekali penjual kuda yang mendatangi aku dan mengatakan kalau kuda biasa mereka adalah kuda yang luar biasa, seperti yang satu ini yang sering aku temukan di kotaku” kuda putih itu langsung melompat setinggi mungkin “Aku rasa kuda yang seperti itu belum dilahirkan” penjual kuda meminta pada setiap orang untuk pergi ke kedai mereka dan membelinya “Tuan, kwalitas kuda yang seperti apa yang kamu cari ?”, “Dia harus menyusuri setiap tempat, mulai dari tanah, air, pasir, pegunungan dan dapat berlari selama beberapa hari tanpa makan dan bisa berlari dengan kecepatan yang seimbang, aku ingin seekor kuda yang mengerti tentang aku, seekor kuda yang aku bisa mengerti, dia bisa menjadi temanku” kuda putih itu kembali melompat dan menringkik keras “Aku tidak ingin seekor kuda yang menunjukkan sikap yang aneh dan membuat suara berisik”
Tiba tiba kuda putih itu lepas dari pegangannya penjualnya dan berlari menjauhi mereka, Pratap merasa heran “Apa yang terjadi padanya ?” tanya Pratap heran “Perasaannya terluka karena ucapanmu, kamu telah melukai harga dirinya makanya dia jadi marah” ujar si penjual kuda, semua orang juga bertanya tanya tentang apa yang terjadi pada kuda itu, Pratap melihat ke arah kuda putih yang berlari dengan kecepatan tinggi mengitari tempat tersebut, Pratap terkejut, apalagi kuda putih itu tidak mau dikendalikan oleh siapapun, penjualnya berusaha untuk menghentikannya dan memintanya untuk diam, sementara itu Badshah Khan yang masih memperhatikan mereka berkata “Pratap telah gagal dalam ujianku, tidak usah merasa takut padanya” tepat pada saat itu Fatta datang ke pasar itu dan bertanya “Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?” Pratap malah balik bertanya “Mengapa ? Memangnya apa yang terjadi ?”, “Apakah kamu tidak peduli dengan rasa harga dirimu sendiri, kamu ini adalah menteri yang telah diangkat oleh Bai ji lal dan kamu bahkan tidak bisa mengontrol seekor kuda biasa ?” sindir Fatta
Si penjual kuda akhirnya berhasil menenangkan si kuda putih dan membawa kuda putih itu melintas di sebelah Pratap, Pratap memperhatikan kuda putih itu dan tetap terdiam “Bukankah kamu mempunyai sebuah jawaban ?” ujar Fatta heran “Para prajuritku tahu bagaimana caranya mengurus kuda, jangan khawatir” ujar Pratap sambil melihat lihat perlengkapan persenjataan di pasar “Jadi maksudmu aku ini sia sia saja untuk khawatir ? Aku yakin ada sebuah alasan terbesar untuk bersikap khawatir” Pratap merasa heran “Apa maksudmu ?”, “Aku rasa kalau kamu itu tidak pantas menjadi seorang menteri” sindir Fatta “Mengapa ? Apakah karena kuda itu atau karena persoalan pribadimu ?”, “Ya ! Pikirkan itu ! Kamu lihat dirimu sendiri, aku telah bersama para prajurit sejak beberapa tahun dan telah melakukan peperangan kecil juga dan hari ini ketika saatnya telah tiba untuk melakukan sesuatu, aku tidak tahu kenapa kamu yang terpilih menjadi seorang menteri, aku kira itu adalah keputusan yang keliru !” sindir Fatta kesal, Pratap segera mengatupkan kedua tangannya di depan dada menghadap ke arah Fatta “Lalu apa yang kamu inginkan ?”, “Kamu harus membuktikan kalau kamu ini bukanlah seorang pengkhianat dan tidak bekerja sama dengan Afghanistan !” Pratap kaget
Di kerajaan Mewar, Dhaman Singh datang untuk mencari tahu apakah Bheema tidak mengatakan apapun sebelum kematiannya tapi sebuah pesan datang dari istrinya yang mengabarkan kalau anaknya menghilang selama dua hari yang lalu dan istrinya tidak bisa menemukannya, Dhaman Singh terkejut, tak lama kemudian Ratu Bhatyani datang menghampirinya, Dhaman Singh menyapanya “Dhaman Singh, berikan pesan ini dan pergilah ke Bijolia”, “Dari siapa ini, Maharani Bhatyani ?” tanya Dhaman Singh heran “Itu adalah sebuah kesempatan untuk membuat kesalahanmu benar, surat itu ditandatangani oleh Maharana Udai Singh dan kamu telah mengambilnya jadi lakukan apa yang aku katakan, berhati hatilah dan tugas itu harus dilakukan !” ujar Ratu Bhatyani “Maafkan aku, Maharani Bhatyani, bolehkah aku pergi setelah beberapa hari lagi ?” tanya Dhaman Singh cemas “Kenapa ?”, “Anakku hilang dan aku harus mencarinya” Ratu Bhatyani sangat marah dan menegurnya keras “Jadi kamu mulai tidak patuh dengan perintahku ! Beberapa hari itu bisa menunda tugasku itu ! Saat ini Rawat Ji sudah mulai mencurigai kita dan Pratap menemukan sebuah masalah disana !” tepat pada saat itu Jagmal memasuki ruangan dan bertanya “Ada masalah apa ini, Rani Ma ?” tanya Jagmal heran
Di Bijolia, Pratap masih ngobrol dengan Fatta di pasar “Fatta, apa yang seharusnya aku lakukan agar bisa mendapatkan kepercayaanmu ?”, “Kamu harus bertarung dengan prajurit Bijolia untuk menunjukkan kalau kamu ini bukan prajurit Afghanistan, menangkan prajuritku dan tunjukkan padaku !” Pratap menganggukkan kepalanya dan berkata “Baiklah ! Aku terima tantanganmu !” Fatta segera memanggil prajuritnya dan memberikan kode ke Pratap untuk menghadapi mereka “Kalian semua akan bertemu denganku di tempat rahasiaku” ujar Pratap lantang, saat itu Badshah Khan dan Parwat Singh masih memperhatikan mereka dan semua orang mengikuti Pratap, sementara itu Parwat Singh merasa bingung dan berkata “Ayooo, kita lihat apa yang akan dia lakukan”
Di kerajaan Mewar, Jagmal Singh baru mengetahui persoalan Dhaman, pelayan setianya “Rani Ma, aku ingin menyelesaikan permasalahan Dhaman Singh” ujar Jagmal “Dia ini sedang kehilangan anaknya dan ibu ingin agar Dhaman pergi dan mencari Pratap di sana terlebih dahulu” Jagmal langsung memegang leher Dhaman Singh dan menakutinya “Rupanya kamu kehilangan anakmu, jangan khawatir, kamu selalu patuh pada Rani Ma dan selalu menyimpan rapi semua rahasianya, aku akan mencari anakmu tapi kamu harus melakukan apa yang Rani Ma katakan padamu” ujar Jagmal “Dia akan menemukan anakmu, jangan mengkhawatirkan hal sepele seperti ini, Dhaman Singh ,,, apakah kamu meragukan aku ?” timpal Ratu Bhatyani “Tidak, Maharani Bhatyani”, “Bagus ! Kalau begitu pergilah ke Bijolia dan tangkap Pratap disana !” Dhaman Singh akhirnya menuruti perintah Ratu Bhatyani dan segera berlalu dari sana, sepeninggal Dhaman Singh, Ratu Bhatyani bertanya pada anaknya “Jagmal, apa yang akan kamu lakukan ?”, “Selama ini aku selalu bersama dengan ibu, jadi percayalah padaku, bu” ujar Jagmal sambil tersenyum sinis
Di Bijolia, Pratap mulai berhadapan dengan prajurit Bijolia di suatu tempat “Kalian semua akan bertarung denganku sebagai musuh hari ini, keluarkan pedang kalian dan serang aku !” ujar Pratap lantang “Kami tidak bisa menyakiti kamu, kamu adalah menteri kami !” balas salah satu prajurit “Tidak usah berpura pura, Pratap !” sela Fatta tidak kalah lantang “Aku adalah menteri kalian, jadi patuhilah perintahku ! Karena Fatta mencurigai aku, kalau aku ini sebenarnya bergabung dengan musuh, jadi aku ingin menunjukkan pada temanku ini dengan cara bertarung dan tidak akan berteman lagi, kalian semua harus memenangkan pertarungan ini demi Rajputana dan bertarunglah seolah olah ini adalah hari terakhir kalian !” akhirnya pertarungan itupun dimulai, Pratap bertarung dengan mereka dengan baik, dari kejauhan Parwat Singh dan Badshah Khan masih terus memperhatikan Pratap dan para prajurit Bijolia yang sedang bertarung “Dia memang benar benar pemberani, aku sudah mengatakan hal ini padamu” ujar Parwat Singh, sementara Badshah Khan melihat keberanian Pratap, pada saat yang bersamaan,
Di istana Bijolia, Ajabde sedang bersama beberapa wanita, Ajabde menyukai pakaian pakaian yang ada didepannya “Kalau begitu kalian harus memperlihatkan kerajinan kalian ini pada semua orang di acara nanti” puji Ajabde, tiba tiba Ajabde mendapat kabar kalau Pratap sedang bertarung dengan para prajuritnya, Ajabde kaget “Bagaimana bisa hal ini terjadi ?” sementara itu di tempat Pratap, Pratap tidak membunuh siapapun dan hanya bertahan melindungi diri dari serangan mereka sambil menatap ke arah Fatta yang menatapnya dengan perasaan kesal
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 313 by. Sally Diandra