SINOPSIS MAHAPUTRA episode 302 part. 1 (27 Oktober 2014) by. Sally Diandra
Di Bijolia, Pratap mengatakan pada prajurit yang terakhir yang masih hidup untuk merelakan teman temannya yang telah mati di tangan Pratap “Kamu akan melakukan sebuah tugas ringan” prajurit itupun menuruti perintah Pratap dengan sangat ketakutan, sementara itu Ajabde menyeka airmata yang membasahi pipinya, kemudian Pratap memberikan sebuah pesan untuk Badshah Khan melalui prajurit tersebut “Katakan padanya untuk segera melarikan diri dari sini segera secepat mungkin !” Pratap mengulanginya beberapa kali sambil memukulinya “Larilah ! Selamatkan nyawamu sendiri !” prajurit itu langsung berlari kencang meninggalkan tempat tersebut, Fatta dan Pratap saling menganggukkan kepalanya satu sama lain,
Sementara itu di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai dan Balwant sedang berdiskusi dengan orang kepercayaan Ajabde yang bernama Parvat Das “Kamu tahu yang sebenarnya, kita akan membutuhkan banyak sekali sumber pendanaan untuk pemborentakan yang besar seperti ini, Chittor tidak membantu kita sudah cukup lama, apalagi kekayaan Bijolia telah digunakan untuk kebutuhan rakyat Bijolia” ujar Parvat Das, namun Ratu Hansa Bai tetap percaya pada rencana yang dibuat oleh Ajabde “Kita akan memastikan pasukan kita”, “Lalu siapa yang akan memimpin kami ketika Bai ji lal setuju kalau Fatta itu adalah orang yang pemberani dan tidak punya rasa rakut tapi dia itu bodoh, dia tidak akan bisa membimbing kami dengan baik, kita membutuhkan seseorang yang pintar, berpengalaman dan tidak takut, panglima yang seperti itu yang bisa memimpin prajurit kita, apakah kita mempunyai seseorang yang seperti itu, atas dasar siapa kita bisa memulai rencana ini ?" ujar Parvat Das
Di tempat Pratap dan Ajabde, sekilas Pratap menatap ke arah Ajabde sambil tersenyum, Fatta juga melihat mereka berdua satu per satu “Kenapa kalian berdua melihat aku seperti itu ? Paling tidak kalian bisa mengucapkan terima kasih kan padaku ?” Fatta memuji dirinya sendiri secara tidak langsung “Rupanya kamu telah belajar banyak dariku dalam kurun waktu yang singkat” Pratap hanya tersenyum memdengar ucapan Fatta, Fatta memuji cara berkelahinya sementara Ajabde hanya terdiam sambil menatap terus kearah Pratap “Fatta, hentikan !” tiba tiba Ajabde buka suara “Aku telah mengerti tentang hal ini, seseorang yang disebut sebagai tukang kuda tidak perlu belajar apapun dari kamu, Fatta ,,, kamu sangat berterima kasih padamu untuk apapun yang telah kamu lakukan pada kami”, “Itu tidak perlu, jika kamu benar benar ingin kembali ke beberapa cara maka ajaklah aku menjadi bagian dari pemborentakanmu dengan memberikan aku pekerjaan itu” pinta Pratap,
Pada saat yang bersamaan di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai sangat yakin kalau Dewa Ekling Ji akan mengirimkan seseorang yang seperti itu yang bisa meyakinkan mereka, orang inilah yang akan membebaskan Bijolia dari permasalahan ini
Sementara itu Pratap ingin menjadi bagian dari pasukan mereka, Fatta memuji keahlian dari pasukan Bijolianya, sedangkan Ajabde memuji kemampuan Pratap dalam menangani prajurit Afghanistan “Kamu telah mengalahkan mereka dengan baik, karena itulah aku terkesan pada caramu tapi kami harus mengatakan hal ini pada Bai ji lal terlebih dahulu, dengan begitu kami bisa mengajak kamu” ujar Ajabde yang kemudian memanggil kudanya dan hendak pergi meninggalkan Pratap “Pratap !” Ajabde segera berhenti dan menoleh ke arah belakang dimana Pratap masih berdiri disana “Namaku Pratap ! Aku ingin kamu memanggil namaku dengan namaku dan bukan dengan sebutan tukang kuda” Ajabde menatap ke arah Pratap “Kenapa ? Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah ?” tanya Pratap heran “Kamu telah memenangkan pertarungan ini tapi kamu belum mendapatkan hakmu untuk memaksakan kehendakmu padaku” Pratap menyetujui ucapan Ajabde “Jangan lupa bawa Fatta ke tabib untuk mengobati luka lukanya” Fatta menolak usulan Pratap “Aku akui kalau kamu sangat kuat, Fatta” ujar Pratap kemudian menoleh ke arah Ajabde “Jadikanlah aku sebagai temanmu” pinta Pratap sambil menatap kearah Ajabde, mereka berdua kemudian saling memandang satu sama lain
Di sebuah tempat bagian Bijolia, Chakrapani sedang sibuk membaca zodiak orang orang yang penasaran dan datang padanya, banyak perempuan dari istana Bijolia mengajak Saubhagyawati untuk menemui pendeta ini (Chakrapani), semua orang memuji si pendeta, Saubhagyawati berusaha untuk menghentikan kepercayaannya pada hal semacam ini sejak saat Ajabde dan Pratap berpisah “Suamiku sendiri pandit Chakrapani Mishra pernah memprediksikan sepasang kekasih hingga mereka bersatu dengan bantuan Dewa sendiri tapi lihat apa yang terjadi kemudian ?” ujar Saubhagyawati cemas “Suamimu pasti telah kembali ke Chittor setelah menyelesaikan pendidikan tertingginya, apakah kamu tidak suka tinggal bersamanya di Chittor ?” tanya teman Saubhagyawati “Aku sebenarnya suka tapi aku tidak tahu bagaimana cara menghadapinya, dia telah memenuhi janjinya dengan pendidikan tingginya sementara aku tidak pernah tertarik dengan pelajarannya, aku telah meninggalkan bangku sekolah sejak lama sekali dan kembali ke Bijolia untuk membantu tuan putri Ajabde” ujar Saubhagyawati,
Pada saat yang bersamaan Pratap dan Ajabde tiba tiba mengatakan hal yang sama untuk berhenti sementara waktu, untuk meminum air “Aku bisa melakukannya tanpa hal itu” tiba tiba mereka berdua kompak mengatakan hal yang sama, kemudian Ajabde ingin segera menemui Bai ji lal secepat mungkin, sementara itu Pratap bertanya tanya “Apakah begini kebudayaan kalian untuk bertingkah keras kepala dan marah sepanjang waktu ?” Fatta menanggapainya dengan sebuah gurauan, tak lama kemudian Pratap meninggalkan mereka bersama kudanya, Ajabde hanya bisa menatapnya dengan tatapan nanar
Di tempat Chakrapani, saat itu Saubhagyawati sudah berada di depan Chakrapani, namun Saubhagyawati tidak membawa zodiaknya jadi Chakrapani memintanya untuk menunjukkan tangannya “Aku akan menceritakan padamu semuanya tentang kamu secaepat mungkin” Saubhagyawati memujinya “Suamimu rupanya sangat pintar, dia sangat mencintai kamu, kamu akan menjadi teman orang orang besar” Saubhagyawati segera menarik tangannya dari Chakrapani sambil berkata “Aku tahu kamu itu hanyalah seorang pembohong ! Aku telah menikah sejak aku masih kecil dulu dan aku tidak akan pernah mendapatkan seorang suami yang lebih baik dari pada suamiku itu !” ketika Saubhagyawati hendak meninggalkan Chakrapani, Chakrapani segera mencegahnya “Aku akan melihat kedua tanganmu, dengan begitu aku akan bisa mengatakan padamu semuanya” akhirnya Saubhagyawati mau juga memperlihatkan tangannya pada Chakrapani yang notabene adalah suaminya sendiri, sesaat Chakrapani melihat kedua tangan Saubhagyawati dengan serius dan lebih seksama, dalam hati Saubhagyawati berkata “Pasti orang ini akan mengatakan kalau aku akan tinggal berjauhan dengan suamiku untuk selama lamanya” namun ternyata Chakrapani malah tersenyum manis dan memanggil nama Saubhagyawati “Saubhagyawati” Saubhagyawati pun menyadari kalau laki laki di depannya ini adalah suaminya Chakrapani “Chakrapani ?” tanya Saubhagyawati sambil tersenyum senang, Chakrapani langsung mengangguk sambil tersenyum dan menatap kearah istrinya ini SINOPSIS MAHAPUTRA episode 302 part. 2 (27 Oktober 2014) by. Sally Diandra