

Di Agra, Jalal sedang berjalan di pasir yang sangat panas tanpa alas kaki apapun yang membungkus kakinya, Jalal berjalan menyusuri pasir panas itu sambil mengingat semua perbuatan Pratap padanya “Pasir ini tidak begitu hangat jadi taruhlah lagi pasir panas yang banyak !” perintah Jalal pada pelayannya, saat itu Ratu Hamida, ibu kandung Jalal menemuinya dan bertanya “Jalal, apa yang sedang kamu lakukan ? Hentikan tindakanmu ini karena kakimu bisa terbakar !”, “Ibu, aku mohon jangan hentikan latihanku ini karena dengan berjalan di pasir yang panas ini, aku akan menang melawan seluruh Rajputana seperti yang telah kami lakukan dengan menaruh simbol kerajaan kita di kerajaan Ajmer dan Alwar” Jalal kemudian berjalan lagi di sepanjang pasir panas tersebut, Ratu Hamida hanya bisa menghela nafas kesal dan segera berlalu meninggalkan Jalal dan berjalan ke arah Bhairam Khan yang saat itu juga ada di ruangan tersebut “Panglima Bhairam Khan, Jalal sepertinya benar benar frustasi sama Pratap, dia tidak tahu apa yang dilakukannya, dia tidak peduli”, “Ratu Hamida, sekarang kita harus mengalihkan perhatian Jalal dari perang ke kehidupan sosialnya” usul Bhairam Khan
Di kerajaan Mewar, pelayan setia Ratu Jaiwanta, Girja Bai mengabarkan kalau Pratap dan Raja Udai Singh sudah mencapai benteng Chittor dan tidak lama lagi mereka akan segera kembali ke Mewar, Ratu Jaiwanta yang saat itu sedang beristirahat di kamarnya segera bangun dan sangat antusias mendengar kabar ini “Kalau begitu pergilah, kita akan menyiapkan segalanya untuk mereka” ujar Ratu Jaiwanta ke pelayannya “Pratap telah bertarung dalam keadaan terluka maka kenapa aku tidak melakukan hal ini untuk Pratap ?” ujar Ratu Jaiwanta pada dirinya sendiri kemudian Ratu Jaiwanta memasuki kamar Raja Udai Singh dan melihat semuanya telah dipersiapkan dengan begitu indah dan sempurna, Ratu Jaiwanta melihat Ratu Veer Bai sedang menyiapkan semuanya “Aku pikir, kamu akan beristirahat lebih lama, makanya aku menyiapkan semua ini” Ratu Jaiwanta hanya tersenyum begitu mendengar ucapan Ratu Veer Bai, tak lama kemudian Ratu Bhatyani masuk ke kamar Raja Udai Singh dan mulai mengejek mereka dengan nada sinisnya “Semuanya telah di persiapkan sama seperti ketika kita menyiapkannya seperti biasa” bela Ratu Jaiwanta, karena kesal akhirnya Ratu Bhatyani keluar dari kamar itu dan meninggalkan mereka berdua “Rani Veer Bai, aku sangat senang dengan pekerjaanmu ini, katakan padaku, apa yang kamu ingingkan ?” dengan malu malu Ratu Veer Bai berkata “Maharani Jaiwanta, apakah aku boleh melakukan tilak pada pangeran Pratap ketika dia datang nanti ?” Ratu Jaiwanta langsung mengangguk mengiyakan permintaan Ratu Veer Bai
Dalam perjalanan menuju ke kerajaan Mewar, tiba tiba Raja Udai Singh menghentikan kudanya dan berkata pada Raja Mamrat Ji “Raja Mamrat Ji, kami sangat berterima kasih padamu, sekarang kita telah menang lagi bersama sama”, “Iya betul dan sampaikan salamku untuk Ratu Hansa Bai, Raja Mamrat Ji” sela Pratap “Heii, kenapa kalian tidak mampir saja ke Bijolia malam ini ?” awalnya Pratap menolak ajakan Raja Mamrat Ji namun tiba Raja Udai Singh menerima ajakan Raja Mamrat Ji “Bagaimana pangeran Pratap, apakah kamu mau ikut dengan kami ?” wajah Pratap langsung berseri seri senang begitu mendengar ucapan ayahnya karena itu artinya Pratap akan kembali bertemu dengan Ajabde, gadis yang dicintainya selama ini
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 250