SINOPSIS BEINTEHAA episode 114 (4 Juni 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 114 (4 Juni 2014) by. Sally Diandra Di rumah tuan Usman, Barkath Villa, Aaliya melihat Barkath sedang membuat segelas susu di dapur “Buat siapa susu ini ?” tanya Aaliya penasaran “Ini buat ayah” Aaliya langsung berusaha untuk mengambil gelas itu dari Barkath, bermaksud hendak memberikannya ke tuan Usman tapi tanpa sengaja gelas itu jatuh ke lantai dan berserakan dimana mana, Bartkath benar benar marah dengan perlakuan Aaliya “Aku akan mengambil gelas yang lain” ujar Aaliya sambil terus berfikir “Kenapa Barkath membeli obat itu ? Obat yang bisa membuat orang lumpuh bila meminumnya” Aaliya semakin penasaran 


Aaliya dan Zain sedang berada di kamar, ketika masuk kamarnya nampak gelap, Aaliya heran dan bertanya pada Zain, kenapa Zain mematikan lampu, tiba tiba Zain memberikan gaun tidur berwarna pink untuk Aaliya dan memintanya untuk mengenakannya, tak lama kemudian Aaliya sudah mengenakan gaun tidur pemberian Zain dan meminta Zain untuk menyalakan lampunya, namun Zain malah meminta Aaliya untuk diam kemudian melepas gaun Aaliya yang bagian luar, Zain memandang Aaliya dengan mesra, ketika Zain hendak duduk di tempat tidur, kepala Zain terkantuk tempat tidur, karena mereka berada di kamar tidur anak anak yang menggunakan ranjang sunsun, Aaliya tertawa terbahak bahak “Kenapa kamu tertawa seperti itu ?”, “Kamu bilang, kamu ingin melihat aku mengenakan gaun ini, aku suka melihat cara kamu memandang aku seperti itu dan kita bisa menghabiskan sepanjang malam ini dengan cara seperti ini” 

Kemudian Aaliya memeluk Zain dan mereka ngobrol di lantai sambil berpelukkan “Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, tapi kamu harus percaya sama aku” Zain mengangguk “Iya, aku percaya padamu” kemudian Aaliya memberitahukan pada Zain tentang insiden yang terjadi selama ini di rumah mereka, juga tentang surat wasiat yang ada di pengacara, juga tentang Barkath yang mencoba mengiris urat nadinya tempo hari dan juga tentang pembelian obat yang bisa membuat seseorang lumpuh dalam jangka waktu 10 menit, Zain tertegun dan merasa heran “Kenapa Barkath membeli obat lumpuh itu ?”, “Aku sendiri juga bingung, makanya aku meminta bantuanmu, kamu mau kan membantu aku untuk mencari tahu tentang kenyataan yang sebenarnya tentang Barkath ?” Zain akhirnya menyetujui permintaan Aaliya “Aku akan selalu membantumu dan sekarang kita bisa bertanya langsung pada Barkath tentang obat itu” namun Aaliya mencegahnya “Sebaiknya kita selidiki dulu dan harus mencari tahu apa yang ingin Barkath lakukan sebenarnya” Zain pun menyetujui saran Aaliya 

Saat itu Barkath sedang ngobrol bersama Usma “Ayah, apakah aku boleh bertanya sesuatu ke ayah ?”, “Kamu ini adalah anakku dan segalanya adalah milikmu, jadi apa yang ingin kamu katakan ?” tepat pada saat itu Aaliay memperhatikannya dari kejauhan, dalam hati Barkath berkata “Aaliya sekarang terus menerus berada di belakangku mengawasi aku seperti layaknya seekor anjing, aku harus melakukan sesuatu untuk Aaliya terlebih dulu” Usman kembali bertanya pada Barkath tentang apa yang ingin dia tanyakan “Aku akan mengatakannya nanti, ayah” Aaliya mendekat menghampiri mereka, kemudian ketika Barkath hendak berlalu meninggalkan Usman, Zain berjalan kearah mereka, Barkath segera berlari dan memeluk Zain erat dan berkata “Baiyyu, aku ingin bicara sama kamu”, “Baiklah, tapi kita akan bicara nanti saja ya karena aku mau bertanya pada ayah dulu” Barkath sedikit kaget dan menyela ucapan Zain “Tapi Baiyyu, aku ingin bicara sendirian dengan ayah, karena aku ingin memberikan hadiah pada ayah di hari ayah (father’s day) nanti” Usman yang saat itu mendengar ucapan Barkath segera menimpali “Seharusnya malah ayah yang memberikan kalian hadiah” Barkath semakin bersemangat “Aku sudah memilih beberapa hadiah di internet dan nanti ayah bisa memilihnya” Usman akhirnya menyetujui permintaan Barkath, dalam hati Barkath berkata “Sepertinya sekarang Zain telah berubah setelah pulang dari Bhopal, tapi aku masih mempunyai Surayya yang siap mendukung aku kapan saja” bathin Barkath 

Barkath sedang memberikan uang 2 lakh pada Shaziya dan berkata “Saat ini sedang berangsung festival perhisaan, kak ,,, apakah kamu tidak ingin melihatnya ?”, “Iyaa, aku ingin pergi ke sana tapi siapa nanti yang menjemput Saif ?” Barkath langsung mendapatkan sebuah ide bagus “Bagaimana kalau nanti Kak Aaliya yang menjemput Saif atau aku sendiri yang nanti akan menjemputnya” tepat pada saat itu Surayya menghampiri mereka dengan sepiring makan, Bartkath memuji masakan buatan ibunya itu dan mulai menceritakan tentang rencananya, tak lama kemudian Surayya memasuki kamar Aaliya dan dilihatnya disana Aaiya sedang bersama dengan Zubair “Aaliya, nanti kamu yang jemput Saif ya”, “Nanti Zubair yang akan menjemput Saif, mami” ujar Aaliya “Kamu tahu sendiri kan kalau Zubair itu nggak tahu jalan jalan di Mumbai, jadi kamu harus menjemputnya sendiri” akhirnya Aaliya menyetujui perintah ibu mertuanya

Di dalam mobil, dalam perjalanan menjemput Saif, Aaliya menelfon Zain yang saat itu sedang berada dikantor, Aaliya mengabarkan tentang perilaku Surayya padanya “Mami itu tidak seperti itu, Aaliya ,,, itu hanya perasaanmu saja, oh ya apakah kamu masih mengawasi Barkath ?” suara Zain terdengar di ujung sana “Aku telah meminta pada Zubair untuk mengawasi Barkath” ujar Aaliya, tak lama kemudian Zubair menelfon Aaliya dan mengabarkan kalau Barkath sedang berada di kolam renang dan sedang menelfon dengan seseorang, saat itu Barkath sedang menelfon Meer Khan dan mengabarkan pada ayahnya itu kalau dirinya telah melakukan tugasnya, dari dalam mobil Aaliya tetap meminta Zubair untuk mengawasi Barkath, setelah telfon ditutup, Aaliya melihat lihat majalah dan dilihatnya gambar kolam renang di majalah itu, Aaliya teringat akan ucapan Zubair kalau Barkath sedang berada di dekat kolam renang, Aaliya langsung membayangkan kalau Barkath pasti telah menuangkan obat itu ke dalam kolam renang, pada saat yang bersamaan Usman sedang berjalan ke arah kolam renang, 

Sementara di dalam mobil Aaliya berfikir untuk menghentikan Usman agar jangan berenang dulu kali ini, Aaliya segera menelfon Zubair namun telfon Zubair ternyata di luar jangkauan, Aaliya mencoba menelfon Usman, namun Usman tidak mengangkat telfon karena Usman sudah menuju ke kolam renang, Aaliya merasa cemas dan segera menelfon Zain tentang rencana Barkath dan memintanya untuk segera pulang untuk menghentikan Usman agar jangan berenang terlebih dulu, tanpa pikir panjang Zain langsung keluar dari kantornya dan melajukan mobilnya dengan kencang menuju ke rumah, dari dalam mobil Aaliya mencoba menelfon Usman kembali namun tetap saja Usman tidak mengangkat telfonnya, pada saat yang bersamaan Usman sudah berada di dekat area kolam renang dan bersiap siap untuk berenang SINOPSIS BEINTEHAA episode 115 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top