SINOPSIS MOHABBATEIN episode 194 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 194 by. Sally Diandra Pagi itu Raman memberitahu Ishita kalau dirinya akan bicara dengan Simmi “Saat ini dia pasti sedang pergi menemui Parmeet” Raman kaget “Raman, Simmi itu bukan anak kecil lagi, jadi aku mohon bicaralah dengannya dengan lembut dan tenang” pinta Ishita, Raman hanya tersenyum sambil melihat lihat laptopnya yang kebetulan saat itu ada email yang masuk ke email Raman, ketika Raman membukanya ternyata sebuah gambar makanan Italia, Ishita yang penasaran dengan apa yang dilihat Raman, mencoba bertanya “Ouw kamu ternyata menyukai makanan Italia ?” Raman mengangguk mengiyakan ucapan Ishita kemudian berlalu dari sana, begitu Raman pergi, Ishita mencoba merenungkan sesuatu yang berkaitan dengan makanan Italia kesukaan Raman, 

Sementara itu Simmi menemui Parmeet di kantornya bersama Ananya “Simmi, apa yang kamu lakukan disini ?”, “Parmeet, maafkan aku, aku tidak tahan lagi sekarang” ujar Simmi kesal “Ada apa ? Apa yang terjadi, Simmi ?” tanya Parmeet cemas “Aku sudah menelfonmu berulang kali dan kamu tidak menerima telfonku” ujar Simmi sambil menangis, kemudian Parmeet meminta Simmi untuk duduk terlebih dulu dan mengambil Ananya dari gendongan Simmi dan kembali bertanya “Ada apa, Simmi ?”, “Kamu meminta aku untuk lebih kuat dalam menghadapi semua cobaan ini tapi aku tidak bisa hidup tanpamu” Simmi masih terus menangis meratapi nasibnya “Berhentilah menangis, katakan padaku apa masalahnya ?” Simmi kemudian menceritakan semuanya ke Parmeet Tanpa Simmi sadari, rupanya Mihika melihat Simmi sedang berada diruang kerjanya Parmeet, saat itu Simmi memeluk Parmeet “Apa yang Simmi lakukan disini dan kenapa dia menangis ?” bathin Mihika heran, Ashok kemudian masuk ke ruangan tersebut dan melihat Parmeet sedang memeluk Simmi, Ashok segera mundur kebelakang dan berkata dalam hati “Apa yang adiknya Raman lakukan disini ?” Ashok juga merasa heran, 

Di jalanan ban motornya Romi rupanya bocor, Romi berharap Sarika akan datang dan menawarinya tumpangan untuknya hari ini, Romi memang sengaja menunggu Sarika dan Romi sudah mulai putus asa untuk duduk dibelakang Sarika, kebetulan saat itu teman teman Romi datang dengan mobil mereka dan menawarinya tumpangan, Romi meminta mereka untuk pergi, tak lama kemudian Sarika datang dan melihat Romi, Romi tersenyum senang dan teman teman Romi langsung bertanya padanya “Romi, siapa dia ? Dia cantik juga !”, “Aku akan menghajar kamu nanti, sudah pergi sana !” bentak Romi kesal “Kenapa kamu jadi begini, Romi ?” kemudian teman teman Romi segera pergi meninggalkan Romi “Siapa mereka, Romi ?” Sarika mulai buka suara 

"Mereka teman temanku dikampus, sekarang aku sedang sibuk dan meminta mereka untuk pergi” jelas Romi “Romi, aku tidak membawa motorku karena saat ini masih ada dibengkel, aku pikir aku harus membeli yang baru”, “Aku pikir aku akan duduk dibelakangmu dan langsung pergi dari sini” Romi menimpali ucapan Sarika “Waaah rupanya ban motormu bocor ya”, “Iyaaa tapi kita punya banyak pilihan, lihat ada bajaj yang datang” mereka berdua kemudian menggunakan bajaj namun Romi tidak membawa uang “Jangan khawatir, aku akan mengantar kamu” sepanjang perjalanan mereka berdua kemudian ngobrol bersama “Raman adalah kakakku dan tidak akan keberatan kalau aku datang terlambat” ujar Romi santai 

Di kantor Raman, Raman sedang memarahari Subbu, salah satu staffnya karena salah membuat neraca keuangan, Raman nampak kesal pada semua karyawannya “Aku mengerti, Romi yang melakukan kesalahan ini” saat itu Romi datang dan melihat kakaknya sedang marah, Raman meminta Subbu untuk memberikan pelajaran ke Romi karena Romi adalah anak buahnya “Dimana, Rommi ?” saat itu Raman melihat kedatangan Romi, Raman segera menghampiri Romi dan menunjukkan padanya neraca keuangan “Kamu harus menggunakan pikiranmu, Romi ,,, dan bekerja di kantor ! Pak Subbu itu adalah bosmu !” Raman memarahi Romi dan melemparkan kertas kertas itu ke wajahnya, 

Saat itu Sarika datang ke kantor Raman dan melihat Romi sedang menghadapi kemarahan Raman, Romi melihat Sarika dan merasa malu karena Sarika harus melihatnya dalam keadaan seperti ini “Semua pekerjaan semua orang yang ada disini bisa berantakan hanya gara gara kesalahanmu ini, Romi !” Raman menghina Romi habis habisan didepan semua orang “Kamu itu sudah dikeluarkan dari kampusmu ! Dan aku yang membawamu kesini ke kantor, posisimu dikantor adalah yang terendah jadi jangan lupa dengan posisimu !” bentak Raman dengan nada marah 

Tak lama kemudian rupanya Ishita datang ke kantor Raman dan melihat Raman sedang marah sama Romi “Perusahaan ini bukan milik ayahmu ! Aku bisa saja memecat kamu dalam 2 menit ! Ini adalah peringatan, Romi !” Raman kemudian berlalu dari sana, Romi melirik ke arah Sarika, Sarika merasa iba “Aku datang kesini untuk memberikan kunci motornya Romi yang ketinggalan tapi lebih baik aku memberikannya nanti saja, jangan sekarang” bathin Sarika, Ishita yang melihat kedatangan Sarika ke kantor Raman merasa heran, Ishita langsung bertanya ke Sarika “Sarika kenapa kamu kesini ?” Sarika kaget dan gugup begitu bertemu dengan Ishita “Aku datang kesini untuk meminta nomer telfon montir di Romi”, “Ooh jadi kamu kesini untuk bertemu dengan Romi” Sarika mengangguk kemudian bergegas berlalu dari sana, 

Romi menghampiri Ishita dan berkata “Kakak ipar, kakak bisa menemui kak Raman diruangannya” Romi bergegas mengejar Sarika yang sudah turun kebawah, dibawah Sarika memberikan kunci motor Romi pada penjaga namun Romi menghentikan langkah Sarika “Aku bebas setelah pulang kerja, kita bisa melakukan sesuatu mungkin ?” Romi bingung “Apa ?”, “Kamu bilang sendiri kan ke aku ketika kamu memberikan aku tumpangan” Romi lalu tersenyum “Ooh iya, aku ingat”, “Telfon saja aku setelah pulang kerja, lalu aku akan mengatakan kemana kita akan pergi dan dimana” ujar Sarika santai kemudian berlalu dari sana “Kamu memang gadis yang hebat, tidak membuat aku menjadi malu setelah kamu mendengar semua ini” ujar Romi pada dirinya sendiri 

Ishita akhirnya menemui Raman diruang kerjanya dan bertanya “Raman, kenapa kamu tadi berteriak ke Romi didepan semua orang ? Dia pasti merasa sedih”, “Kenapa kamu datang ke kantorku ?” Raman tidak menggubris pertanyaan Ishita “Aku membawakan kamu bekal makanan”, “Aku memang selalu mendapat bekal setiap hari, apanya yang baru ?” ujar Raman sambil menunjukkan bekal makanan yang lain “Jangan makan itu makan yang ini saja” ujar Ishita, kemudian Ishita keluar dari ruangan Raman dan melihat Romi sedang tersenyum sambil berdiri sendirian “Bagaimana bisa perasaan Romi bisa langsung berubah begitu cepat ?” Ishita merasa heran, saat itu Raman memanggil Ishita untuk masuk ke dalam ruangannya “Ishita, pasta apa ini ? Rasanya tidak enak, kalau ibu saja tidak bisa membuatnya maka kenapa kamu mencoba membuatnya ? Aku tidak suka kalau pastanya tidak enak” ujar Raman sambil mencicipi pasta itu, 

Kemudian Raman menelfon ibunya, nyonya Bhalla malah memarahi Raman “Pasta itu yang membuat Ishita dan dia telah berusaha sekeras mungkin untuk membuatnya, kamu seharusnya memujinya, Raman ! Karena Ishita membuat pasta itu dengan cinta” Raman mulai sedikit tenang begitu mendengar ucapan ibunya dan dlihatnya Ishita sedang bersedih ”Sudah tinggalkan saja, pastanya tidak enak” ujar Ishita sedih “Kapan aku bilang kalau aku tidak mau memakannya, ayooolah sini, kamu juga harus mencicipinya bagaimana rasanya pasta ala Tamil, ayoo cicipi racun yang kamu buat ini” Raman lalu menyuapkan pasta itu ke mulut Ishita, begitu Ishita mencicipinya, Ishita juga tidak suka sambil berkata “Paling tidak aku telah mencobanya, aku ingin berusaha membuatnya untuk kamu” ujar Ishita manja “Aku tadi membuat pasta yang biasa biasa saja yang enak tapi pasta ini kebanyakan saus” Raman langsung mengejeknya dan menyuruhnya untuk makan lagi 

“Kita berdua seharusnya sama sama dihukum” ujar Ishita sambil menyuapkan pasta itu ke mulut Raman, saat itu Mihir masuk keruangan Raman dan melihat mereka berdua sedang suap suapan “Oooh maaf, aku mengganggu, aku akan kembali lagi nanti”, “Tidak apa apa, Mihir ! Masuklah ! Dan cicipi pasta ini” ujar Raman sambil menunjukkan pasta buatan Ishita “Tidak usah, terima kasih, kebetulan Mihika menelfon” Mihir kemudian keluar dari ruangan Raman dan menerima telfon dari Mihika, Mihika mengabarkan ke Mihir kalau Simmi datang ke kantornya Ashok dan menemui Parmeet, setelah Ishita pulang, Mihir segera mengabarkan berita yang diterimanya dari Mihika “Ishita juga bilang seperti itu tadi”, “Kata Mihika, Simmi membawa Ananya kesana dan dia menangis hebat didepan Parmeet” Mihir menimpali ucapan Raman 

Sementara itu Romi akhirnya menemui Sarika “Apa ini, Sarika ? Gopgappe ? Aku kira kamu akan mengajak aku ke hotel”, “Tidak, ini enakkan ?” tanya Sarika “Iyaa, ini enak, kalau tidak aku akan mengosongkan kantung celanaku”, “Hal itu pasti akan terjadi juga sekarang, aku akan makan 6 sampai 7 piring” mereka berdua kemudian mulai menikmati makanan itu “Sudah cukup ! Aku harus menelfon ibuku untuk membatalkan makan malamku dirumah”, “Aku sudah bilang sama kamu kan kalau tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkan aku dalam menikmati golgappas ini” ujar Sarika senang, 

Saat itu nyonya Bhalla sedang menelfon Simmi namun ponsel Simmi tidak aktif, Raman nampak kesal namun Ishita mencoba meredamkan amarah Raman, tak lama kemudian Simmi pulang ke rumah dan semua orang mulai memberondong Simmi dengan berbagai macam pertanyaan, Simmi berusaha bohong ke mereka “Simmi telah berbohong, ibu ,,, dan hal ini tidak bisa kita percaya !” sela Raman kesal “Kami tahu kalau kamu menemui Parmeet kan, Simmi ?”, “Oh iya, aku lupa kalau Ishita punya mata mata disana yaitu adik sepupunya” nyonya Bhalla menyela ucapan Simmi “Mihika tidak mengatakan apapun pada kami tapi Mihir yang mengatakannya pada Raman ! Simmi, apakah kami ini semua adalah musuhmu ? Kenapa kamu masih saja menemui dia ?” tanya nyonya Bhalla dengan nada marah

Simmi menangis dan meminta mereka untuk memukulnya “Apakah kalian tidak bertanya padaku kenapa aku pergi menemui Parmeet ? Hari ini putriku telah mengucapkan kata pertamanya ‘ayah’ dan kalau aku tidak mengajaknya bertemu dengan ayahnya, bagaimana bisa aku menghadapinya setelah beberapa tahun mendatang ? Parmeet itu suamiku dan ayahnya Ananya, apa salahnya dalam hal ini ?” semua orang terdiam “Aku merasa terjebak diantara keputusan yang benar dan salah yang dibuat oleh kalian semua, aku menjadi beban untuk kalian“ Simmi bergegas pergi keluar rumah “Aku akan bicara dengannya” ujar Raman SINOPSIS MOHABBATEIN episode 195 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top