SINOPSIS MOHABBATEIN episode 143 by. Sally Diandra


SINOPSIS MOHABBATEIN episode 143 by. Sally Diandra Dirumah sakit, Raman sedang memperhatikan Shagun dari luar ruangan melalui sebuah jendela kaca ketika Shagun sedang memberikan pernyataan pada inspektur polisi, tak lama kemudian inspektur polisi itu keluar dari ruangan Shagun, Ashok segera angkat bicara “Apa alasannya, inspektur ,,, hingga dia seperti itu ?”, “Tidak ada, dia hanya terlalu banyak minum pil karena kesalahannya sendiri, jaga dia baik baik, tuan Ashok ,,, jika ada sesuatu yang terjadi padanya, itu mungkin akan menjadi sebuah kasus yang lebih besar” saat itu perawat keluar dan memberitahu ke mereka “Maaf, tuan tuan ,,, nyonya Shagun ingin bertemu dengan tuan Raman Kumar Bhalla” Raman tertegun “Aku ?” tanya Raman sambil melirik ke arah Ashok, lalu masuk ke dalam kamar Shagun, 

Begitu sampai didalam kamar, Raman melihat Shagun yang sedang terbaring lemah dengan mukanya yang pucat “Bagaimana kabar kamu ?” Raman mulai angkat bicara “Terima kasih”, “Kenapa ?” tanya Raman heran “Kamu telah selamat, aku telah menyelamatkan kamu dari penjara, jadi berterima kasihlah padaku, kamu kira aku akan mati dengan mudah bukan ? Maka aku tunjukkan padamu harga seperti apa yang harus kamu bayar kalau kamu menghina aku, jadi berterima kasihlah padaku dan pikirkan dua kali sebelum kamu menghina aku lagi, aku akan menjadi manusia yang paling rendah untuk membuatmu dihukum !” ujar Shagun dengan gaya sombongnya “Ternyata kamu memang manusia yang lebih rendah daripada yang aku kira, kamu kira aku akan takut ? Aku ini masih hidup setelah kamu mengkhianati aku, aku masih kuat, Shagun ,,, jadi hentikan dramamu ini karena aku akan terus menghinamu sebanyak kamu mendatangi aku” Raman bergegas berlalu dari sana dengan perasaan kesal 

Tak lama kemudian Raman akhirnya sampai juga dirumah, Ishita menghampirinya dan berkata “Raman, aku telah mencoba sekeras mungkin untuk memberikan pidato itu”, “Lalu ?” tanya Raman tanpa rasa bersalah sedikit pun “Dulu ketika kamu memberikan pidato, kamu menginginkan tanggapanku kan ? Dan sekarang ketika aku melakukannya, kamu malah pergi begitu saja, kamu memang sangat kasar !” Ishita langsung menegur Raman dengan keras “Ishita, hentikan sekarang !” Raman kemudian meminta Romi untuk memberikan ponselnya, Romi datang menemui mereka “Romi, tunjukkan videonya pada kakak iparmu ini”, “Kakak, tadi kak Raman meminta aku untuk merekam kakak ketika sedang berpidato dan meminta aku untuk menyimpannya di ponselnya karena kak Raman ingin mendengar pidato kakak ipar” Ishita tersenyum mendengar penjelasan Romi 

“Sungguh ?” Romi mengangguk “Iyaa, aku mendengarnya dalam perjalanan pulang” ujar Raman, Romi lalu menggoda mereka berdua dan berlalu dari sana, Ishita hanya tersenyum, Raman kembali menyindir Ishita dengan gayanya yang kasar “Kamu tidak mengerti kan, pidatoku lebih baik”, “Iyaa iyaa kamu memang selalu memuji dirimu sendiri, apakah kamu tidak bisa memuji aku ?” tanya Ishita penuh harap “Pidatoku dalam bahasa Tamil yang profesional dan pidatomu sangat buruk”, “Kalau begitu kamu tidak usah mendengarnya !” Ishita merasa kesal karena tidak ada satu kata pujian yang keluar dari mulut suaminya “Sebenarnya aku ingin berada disana tadi dan mendengarkannya secara langsung sambil berdiri disana tapi aku minta maaf, tadi aku harus pergi, aku ada tugas penting”, “Memangnya kamu pergi kemana tadi ?” Ishita mulai penasaran “Ke rumah sakit”, “Kenapa ?” tanya Ishita lagi 

“Karena ada pesta natal disana” Raman mencoba berkelakar “Katakan langsung, ada apa ?” Ishita masih terus mengejar jawaban Raman yang sesungguhnya, akhirnya Raman menceritakan semuanya ke Ishita “Aku benar benar tidak percaya ada seorang perempuan yang bisa melakukan hal semacam itu”, “Aku pergi kesana karena Adi, dia sangat ketakutan” Raman ingin Ishita tidak salah paham “Lalu bagaimana keadaan Shagun ?”, “Kondisinya sudah membaik, oh iya kembali ke topik tadi, pidatomu sangat bagus dan sensitif” ujar Raman sambil tersenyum manis untuk Ishita lalu keluar dari sana dengan rona merah dipipinya, Ishita pun sama, hanya tersenyum senang ketika akhirnya Raman memuji dirinya “Ini tidak benar yang terjadi pada Raman, Shagun selalu saja membuat masalah padanya” ujar Ishita kesal 

Di rumah sakit, Ashok kemudian menemui Shagun dikamarnya “Shagun, bagaimana bisa kamu membuat sebuah kesalahan yang sebesar ini hanya untuk Raman ?”, “Aku sangat terganggu, aku marah dan aku tidak sadar ketika seluruh botol itu telah kosong, aku janji aku tidak akan melakukan hal ini lagi” ujar Shagun geram “Kenapa kamu tidak menyalahkannya ke Raman ? Dia pasti akan hancur !”, “Jadi ini kan yang kamu inginkan ? Aku kira kamu akan khawatir padaku, kamu memang jahat ! Ini memang peringatan untuk Raman tapi aku sungguh sangat terkejut begitu melihat ketidak pedulianmu padaku” Ashok hanya tersenyum sinis dan berkata “Kamu tidak akan mati dengan cara seperti ini, Shagun ,,, kamu telah kehilangan kesempatan baikmu” Ashok pun segera berlalu dari sana meninggalkan Shagun 

Keesokan harinya, Ishita memberitahu ibu mertuanya kalau dirinya telah membuat daftar masakan untuk makan malam nanti yang semuanya adalah makanan vegetarian “Apakah kamu tidak bisa berpikir secara cerdas ? Kakakku itu ingin makan ayam bukan sayuran ! Paneer itu bukan ayam”, “Ishitalah yang mengundang bibi untuk makan malam disini” Simmi menyela pembicaraan mereka “Sebenarnya tadi kan bibi sedang membahas tentang ritual jadi aku pikir untuk menenangkannya aku ingin membuatkan makanan untuknya” bela Ishita “Dia pasti akan terus merasa kesal”, “Sudah tenang saja, baiklah ,,, memang sudah menjadi tugas untuk mengundangnya kemari” tuan Bhalla menimpali ucapan Simmi 

“Jangan khawatir, aku akan mengurusi semuanya”, “Kehormatan kami berada ditanganmu, Ishita ! Jika bibi sampai marah karena ulahmu maka dia akan marah terus sampai Ruhi menikah” ujar Simmi kesal “Memangnya kapan aku akan menikah ?” semua orang tertawa mendengar ucapan Ruhi yang polos, saat itu Romi datang dan menyapa semua orang dengan menyebut kata PP “Apa itu PP, Romi ?”, “PP itu Pairi Pona, ibu” jelas Romi “Romi, jangan lupa kamu harus fokus pada pelajaranmu” sela tuan Bhalla “Aku telah mengambil kelas tambahan, ayah” kemudian Romi berlalu dari sana, dalam hati Simmi bekata “Aku akan melihat bagaimana Ishita mengatasi bibi” bathin Simmi sinis 

Raman sedang ngobrol di telfon dengan salah satu kliennya dan tenyata ponselnya tiba tiba eror, saat itu Ishita menemuinya sambil membawakan teh untuknya, kemudian Raman pergi “Apakah ayah mau pergi ?” tanya Ruhi, Raman sedang ngobrol dengan dirinya sendiri tentang ponselnya yang rusak “Ponselnya ayah rupanya rusak, bagaimana kalau kita membeli sebuah ponsel untuk ayah”, “Seperti SRK Shahrukh Khan !” teriak Ruhi “Itu berarti kita akan membuat Ravan Kumar SRK, rasanya sulit, tapi kita akan mencobanya” Ruhi sangat senang mendengarnya, sementara itu di dapur, nyonya Bhalla sedang memasak kheer ”Ibu, kami akan pergi belanja dulu dan membeli barang barang yang diperlukan”, “Tapi kita butuh lebih banyak lagi, Ishita” sela Simmi “Kalau begitu kirimkan saja sms ke ponselku” Ishita pun berlalu dari sana “Bagaimana bisa dia memasak ayam ?” tanya Simmi heran 

Romi sedang menemui temannya, mereka bilang kalau Bala memberikan lembar pertanyaan pada mereka, Romi mulai teringat pada ucapan Bala dan berkata “Kertas ini salah” ujar Romi, sementara itu Ishita dan Ruhi sedang melihat lihat beberapa ponsel di toko ponsel “Makanan ala Punjabi ini sangat berat dan terlalu banyak minyak” ujar Ishita bingung, kemudian Ishita menelfon Amma dan bertanya tentang makanan Punjabi, Ishita meminta bantuan ibunya dalam membuat Chole dan berterima kasih padanya, sedangkan Ruhi akhirnya sudah memilihkan sebuah ponsel untuk Raman, Ruhi dan Ishita kemudian menemui Raman dikantornya, Preeti, sekretaris Raman mengabarkan padanya kalau Raman saat ini sedang sangat sibuk dan tidak ingin diganggu “Bilang pada ayah kalau aku membeli ponsel ini untuk ayah dengan cinta”, “Iyaa tolong berikan ponsel ini pada tuan Raman” kemudian mereka pun berlalu dari sana 

Tak lama kemudian bibi sudah datang ke rumah keluarga Bhalla dan memanggil semua orang yang tinggal disana, nyonya Bhalla dan Simmi segera menemuinya “Dimana Ishita ?”, “Hari ini dia tidak pergi ke klinik, dia sedang mempersiapkan semuanya untuk kakak” sahut nyonya Bhalla “Minumlah jus mangga ini dulu, bibi” sela Simmi, bibi langsung mengkritiknya “Aku tidak ingin ini !”, “Kalau begitu bagaimana kalau kita pergi dan berbelanja dulu” ajak Simmi “Iyaa benar, bagaimana kalau kita makan hidangan pembuka dulu ?” nyonya Bhalla menimpali ucapan Simmi “Baiklah, ayoo kita makan Chole Bhature jika kamu bilang begitu” nyonya Bhalla bergegas masuk ke dalam kamarnya dan mengambil dompetnya 

Raman akhirnya punya waktu istirahat dari pekerjaannya selama 10 menit “Raman, kenapa kamu menggunakan ponsel yang lama ?”, “Ponselku sedang eror” saat itu Preeti datang dan berkata “Ini untuk anda, tuan Raman ,,, Ruhi dan nyonya Ishita tadi kesini dan memberikannya untuk anda, kata nyonya Ishita, anda sangat membutuhkan benda ini”, “Woow, ayoo kita buka, dia telah memberikannya dengan cinta” sahut Mihir, Tandon yang juga berada disana juga ingin tahu apa isinya kiriman Ishita, Raman membukanya dan dilihatnya sebuah ponsel berwarna pink, Tandon langsung tertawa tergelak, sedangkan Mihir menyindir Raman “Ini Mihir, ambillah !”, “Tidak, Raman ,,, sekarang kamu membutuhkan ponsel yang baru jadi gunakan saja ini” mereka berdua tertawa terbahak bahak, sedangkan Raman merasa kesal sambil berfikir “Rupanya Ishita ingin mempermainkan aku dikantorku sendiri dengan mengirimkan sebuah ponsel berwarna pink” bathin Raman kesal SINOPSIS MOHABBATEIN episode 144 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top