SINOPSIS MOHABBATEIN episode 115 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 115 by. Sally Diandra Ishita pulang ke rumah dan masuk ke kamarnya, tiba tiba Parmeet memeluk Ishita dari belakang, Ishita terkejut “Siapa ini ? Lepaskan aku !” Ishita semakin terkejut begitu mengetahui kalau orang itu adalah Parmeet “Parmeet ! Beraninya kamu !” bentak Ishita marah sambil mendorong Parmeet “Beraninya kamu ! Keluar dari kamarku !”, “Maafkan aku, Ishita ,,, aku kira kamu ini Simmi, maafkan aku ,,, aku datang kesini untuk memberikan kamu ini, terimalah hadiah ini, Ishita” ujar Parmeet sambil tetap berusaha menyentuh tubuh Ishita “Jangan sentuh aku ! Jangan main main denganku, Parmeet ! Aku tahu apa yang kamu lakukan, aku bisa melihatnya dari sikap lugumu itu, aku ini bukan seperti gadis yang lainnya yang hanya diam diperlakukan seperti ini oleh kamu !” bentak Ishita marah 

“Aku akan mengatakan hal ini pada Simmi sekarang !”, “Ishita, maafkan aku, maafkan aku, Ishita” Ishita langsung mendorong Parmeet dan keluar dari kamar, Parmeet tegang dan berusaha mencegah tindakan Ishita, Ishita segera menghampiri Simmi sambil menangis “Ishita, ada apa ?”,”Aku sangat malu mau mengatakannya padamu, tanya saja sama suamimu itu apa yang terjadi !” ujar Ishita sedih “Kenapa kamu memperpanjang masalah itu ?“, “Benarkah ? Aku ?” bentak Ishita “Ishita, begini caranya kamu bicara dengan menantuku ?” sela nyonya Bhalla “Memangnya apa yang terjadi, Ishita ?”, “Aku merasa terluka untuk mengatakannya, aku telah memperlakukannya dengan sangat baik dan menghormatinya tapi dia telah mengambil keuntungan dariku” Ishita akhirnya menceritakan semuanya pada seluruh keluarga Raman, 

Simmi dan nyonya Bhalla terkejut, Parmeet juga mulai tegang “Parmeet, katakan pada mereka apa yang telah kamu lakukan tadi ?”, “Simmi, coba kamu pikirkan, apakah aku bisa melakukan hal semacam ini ? Tadi itu aku pikir itu kamu, Simmi yang ada dikamar” bela Parmeet “Iya, aku memang mengatakan padanya kalau aku mau ke kamar” Simmi ikut membela Parmeet “Baik, aku akan menunjukkan padamu sesuatu” Ishita kemudian menunjukkan sebuah hadiah yang diberikan oleh Parmeet tadi “Kenapa dia datang padaku dan memberikan hadiah ini ?” Simmi juga menanyakan hal ini pada Parmeet “Aku memang membelikan hadiah ini untuknya karena dia telah melakukan banyak bantuan untukku, dianya saja yang salah paham padaku” Simmi langsung membentak Ishita lantang 

“Hal ini seharusnya tidak terjadi dirumah siapapun karena seorang perempuan juga mempunyai martabat, tidak ada seorangpun wanita yang bisa menerima perlakukan laki laki seperti ini, kenapa dia memelukku dari belakang ?” Parmeet langsung menyela “Aku tadi kan mau memberikan surprise ke Simmi” Simmi percaya dengan ucapan Parmeet “Ishita, Parmeet ini tidak seperti yang kamu katakan tadi, keluarga kita adalah keluarga yang sopan” nyonya Bhalla membela Parmeet yang berlagak lugu didepan semua orang “Ishita, kamu tidak bisa menyalahkan dia !”, “Kamu tahu kan, kalau aku selalu memikirkan kebaikkanmu, apakah kamu tidak bisa mempercayai aku ? Aku tidak akan bohong padamu, Simmi” Ishita mencoba membuat seluruh keluarga mertuanya mengerti “Kita ini perempuan dan kita tahu apa arti dari sentuhan itu” ujar Ishita geram

“Cukup, Ishita !” nyonya Bhalla menyela ucapan Ishita “Kamu ini menantu kami, nyawanya Raman dan ibunya Ruhi, aku tidak ingin siapapun tahu tentang hal ini, jadi lupakan saja semuanya ,,, Parmeet, pergilah dan menjauhlah dari Ishita !” ujar nyonya Bhalla, Parmeet kemudian meminta maaf pada Ishita “Aku sangat menghormati kamu, Parmeet” nyonya Bhalla marah pada Ishita karena menantunya harus meminta maaf pada Ishita “Aku benar benar tidak percaya” ujar Ishita kemudian berlalu dari sana “Apa yang harus aku lakukan sekarang ?” Parmeet berpura pura sedih “Sudahlah, Parmeet ,,, lupakan semuanya” sahut nyonya Bhalla 

“Ini sungguh sangat memalukan, mentalnya sangat buruk, jika dia mengatakannya pada semua orang maka bagaimana dengan harga diriku ? Apa yang akan Raman pikirkan tentang aku ?” Parmeet berusaha membuat semua orang percaya padanya “Kamu adalah anggota keluarga ini, Parmeet ,,, tidak usah khawatir ,,, Simmi, kamu juga tidak usah menceritakan pada siapapun” pinta nyonya Bhalla “Aku mencoba memperlakukan Ishita sebagai saudaraku, aku bersumpah demi Simmi dan bayiku”, “Sudah cukup, Parmeet ,,, aku benar benar percaya padamu” sahut Simmi “Simmi, kamu tidak usah menceritakan hal ini pada ayahmu dan Raman” pinta nyonya Bhalla lagi 

Saat itu Raman sudah masuk ke hotel dan ngobrol dengan Mihir “Mihir, Ashok sekarang adalah patner kita, dia mempunyai andil dalam proyek ini 40% sedangkan kita yang menguasai segalanya”, tiba tiba Shagun menelfon Raman dan mengatakan kalau terjadi sesuatu pada Adi “Kami memang sengaja membawanya kesini, dia muntah muntah sedari tadi, kebetulan Ashok sedang tidak ada di sini” ujar Shagun cemas, 

Sementara itu Ishita sedang menangis di kamarnya sambil memikirkan kelakuan Parmeet, Ishita juga teringat pada ucapan Simmi dan nyonya Bhalla “Apa yang terjadi padaku hari ini ? Pada siapa aku bisa membagi masalahku ini ? Aku tidak bisa menceritakannya pada ibu, Raman ? Bagaimana caranya aku mengatakan padanya, dia tidak ada disini dan lagi jika aku menceritakan padanya dan jika dia ,,, tapi bagaimana kalau aku tidak menceritakannya pada siapapun ?” Ishita bergegas mengunci pintu kamarnya dan mulai merasa ketakutan “Aku harus menceritakan pada seseorang, aku akan mengatakannya pada Raman” ujar Ishita bingung 

Di Mumbai, Raman sedang mengurusi Adi “Aditya, apa yang kamu makan tadi ?” tanya Shagun cemas “Dokter akan segera datang, tidak akan terjadi apa apa padamu, Adi” hibur Raman, pas pada saat itu ponsel Raman berdering, Shagun melihat Ishita yang menelfon Raman, Shagun segera mereject telfonnya, di New Delhi ,,, Ishita kaget ketika telfonnya direject oleh Raman “Mungkin saat ini dia sedang sibuk” Ishita kembali menangis “Apa yang harus aku lakukan sekarang ? Aku tidak tahu bagaimana nanti reaksi Raman ? Aku tidak bisa mengatakan padanya melalui telfon, aku akan mengatakan padanya begitu dia datang “Apa yang harus aku lakukan, kemana aku harus pergi ? Apakah aku harus menelfon Raman, tidak tidak ,,, dia sedang bekerja disana, hal ini pasti akan merusak acaranya, apakah aku harus pergi ke Amma atau Appa ? Ibu pasti tidak bisa menerima semua ini, lalu kemana aku harus pergi ? Kenapa aku harus berada dikamar ini sendirian ?” Ishita merasa gelisah

Tak lama kemudian Ruhi datang menemui Ishita dan berkata “Ibu Ishi, aku mau tidur disini bersama ibu Ishi” Ishita merasa senang senang dan memeluk Ruhi erat “Apa yang terjadi, ibu Ishi ? Aku kesini untuk tidur disini karena ibu sendirian dan bisa ketakutan”, “Kamu memang benar benar bisa mengerti tentang ibu sayang, kamu sangat tahu kalau ibu memang sangat ketakutan, aku sayang padamu sayang” ujar Ishita sedih “Ibu Ishi tidak akan ketakutan lagi karena Ravan Kumar tidak ada disini” mereka berdua pun tersenyum satu sama lain “Ibu Ishi, ayah tadi kelihatan sangat senang ketika belanja untuk ibu, aku bilang satu baju, ayah malah membeli dua baju, ayah bilang biru adalah warna kesukaan ayah jadi dia membeli baju biru itu untuk ibu” Ishita tersenyum dan berkata “Ya sudah, sekarang tidur yaa” mereka berdua akhirnya tertidur 

Di Mumbai, dokter sedang mengecek kondisi Adi “Sepertinya dia ini makan makanan yang beracun, aku akan memberinya suntikan, dia akan sembuh nanti, tolong jaga dia sepanjang malam ini” pinta dokter “Aku akan menemaninya, dok” sahut Raman “Ibu, ibu juga menemani aku” pinta Raman “Raman, lebih baik kamu pergi saja”, “Tidak, aku akan bersama Adi” Raman bersikeras “Dia ini anakku, aku bisa mengurusinya”, “Tapi bagaimana nanti kalau kamu ceroboh dan terjadi sesuatu pada Adi ? Aku tidak akan membiarkan kamu dan Ashok, jadi aku akan tetap bersama Adi, jika kamu ingin mengadukan ke polisi, silahkan ! Tapi tidak ada seorangpun yang akan menghentikan aku” ujar Raman ketus, 

Malam itu Raman duduk disebelah Adi dan mengurusinya dengan baik, Shagun juga berada disana, Raman melihat kearah ponselnya dan dilihatnya ada miskol dari Ishita, Raman memikirkan Ruhi, semoga Ruhi baik baik saja, kemudian Raman menelfon Ishita “Ishita, apakah Ruhi baik baik saja ? Aku tadi sedang sibuk waktu kamu menelfon aku”, “Iya dia baik baik saja, bagaimana dengan meetingmu ?” Ishita balik bertanya “Kami mendapatkan tendernya”, “Selamat ya !” ujar Ishita senang “Apakah ada yang terjadi di sana ?” Ishita terdiam dan teringat pada kelakuan buruk Parmeet SINOPSIS MOHABBATEIN episode 115 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top