SINOPSIS MAHAPUTRA episode 471 (18 Agustus 2015)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 471 (18 Agustus 2015) Masih di ruang sidang Udaipur, Pratap masih memimpin sidang yang dihadiri oleh raja raja Rajputana, saat itu terjadi ketegangan ketika Pratap mengutarakan niatnya kalau mereka harus bersatu untuk menghalau musuh “Pangeran Pratap, siapa yang kamu sebut sebagai musuh ?” ujar Bhagwan Das lantang sambil berdiri dari tempat duduknya, Pratap langsung menyebut nama Jalalludin Akbar “Pangeran Pratap, pikiran terlebih dahulu sebelum kamu berbicara tentang kerabatku itu !” ujar Bhagwan Das dengan nada tidak suka “Aku tahu kalau adik perempuanmu yang bernama Dheer Bai (ratu kesayangan/Jodha) telah menikah dengan Akbar, aku menghormati fakta itu tapi itu tidak mengubah kenyataan terbesar bahwa dia adalah musuh, banyak wanita Rajput yang menjadi janda gara gara kekejaman pasukan Mughal” semua orang terdiam mendengarkan ucapan Pratap dengan seksama “Tapi itu adalah misi yang tidak mungkin di lakukan, pangeran Pratap !” sela Kaylan Singh “Akan ada lebih banyak janda jika kita menerima keputusan yang bodoh ini” Kaylan Singh rupanya lebih mendukung Bhagwan Das “Ayah, ada baiknya kalau kita mendengarkan usulan Pratap terlebih dulu” ujar Rai Singh, dari atas balkon Chanayi sangat terkesan dengan tindakan Rai Singh yang bersikap netral dan berbicara lemah lembut, Ajabde mulai curiga melihat perubahan sikap Chanayi ketika melihat Rai Singh, Chanayi langsung tertunduk malu, sementara itu Kaylan Singh tidak suka kalau anaknya ini ikut campur “Diam saja kamu, Rai Singh !” Kaylan Singh menoleh ke arah Pratap dan berkata “Pangeran Pratap, darahmu mulai mendidih kembali ketika ayahmu tidak hadir disini”, “Aku tidak mengambil keputusan apa apa tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan ayahku, masa lalu tidak membuatku duduk dengan tenang, aku tidak ingin tenang tenang saja sampai tiba waktunya aku melempar keluar musuhku dari daerah kekuasaanku ! Kamu tidak mengambil pelajaran dari masa lalu maka masa lalu akan terus menerus terulang kembali” ujar Pratap lantang, 

Semua orang terlihat tegang mendengar ucapannya sementara Bhagwan Das semakin tidak suka dengan ucapan Pratap, sedangkan Raimal dan Jagmal merasa bisa mengambil keuntungan dari pertemuan ini, para Ratu juga mulai tegang melihat rapat ini dari atas balkon “Akbar telah datang dari Agra ! Aku tidak mengundangnya atau menantangnya untuk berperang, aku tidak akan berfikir terlebih dulu sebelum bertarung untuk menjaga tanah airku aman, karena itulah kita masih hidup sampai saat ini selamanya, aku tidak akan duduk dengan damai sampai aku bisa mengirimkan musuhku kembali ke tanah airnya” ujar Pratap lagi “Yang anda pikirkan saat ini adalah sudut pandang anda tapi aku tidak akan berkompromi dengan tanah airku sendiri ! Kita harus memberikan jawaban yang pas untuk musuh kita sehingga generasi masa depan kita bisa hidup bebas !” dari atas balkon Ratu Bhatyani semakin merasa tegang “Bagaimana jika nanti apa yang disampaikan oleh Pratap bisa membuat tamu tamunya berfikiran negatif ?” ujar Ratu Bhatyani panik “Kita lihat saja, biarkan saja karena itu memang diperlukan, Ratu Bhatyani” ujar Ratu Jaiwanta Bhagwan Das yang tidak suka dengan usulan Pratap, mulai berkata kembali “Jika kalian semua menyetujui usulan Pratap maka kalian akan berada di bawah kekuasaan Pratap, hal ini sama saja kan dengan apa yang Akbar lakukan ?” Kaylan Singh menyetujui ucapan Bhagwan Das “Mengapa kita harus mengikuti dia ?” sela Chandrasen “Pangeran Pratap akan menjadi pimpinan utama untuk seluruh Rajputana !” namun Pratap menolak kalau dikatakan mempunyai kepentingan pribadi dalam hal ini “Aku hanya ingin menyatukan keseluruhan Rajputana untuk membebaskan negeri India kita, aku tidak akan menekan siapapun dan aku juga tidak menginginkan itu, jika kita bergabung bersama sama maka tidak ada yang akan ada di bawah yang lain ! Kita semua akan bebas dan merdeka ! Tawaranku ini berbeda dengan apa yang ditawarkan oleh Akbar ! Kita akan datang bersama sama untuk memenuhi misi tertentu !” semua orang mendengarkan ucapan Pratap “Tidak akan ada seorang pemimpin tapi kita semua akan menjadi pemimpin di jalan kita masing masing, ini semua terserah kalian ! Sekarang kalian yang menentukan apakah kalian ingin berada dibawah kekuasaan seseorang atau menjalankan sendiri daerah kekuasaan kalian !” ujar Pratap lantang, 

Raimal tidak suka mendengar ucapan Pratap “Pangeran Pratap secara tidak langsung telah menyebut kita semua ini sebagai pelayannya Raja Akbar” gumam Raimal dengan nada lirih, Pratap yang melihatnya bergumam memintanya untuk berkata lebih keras dan jelas “Paman Raimal katakan dengan jelas apa yang hendak kamu katakan ?” namun Raimal hanya menggelengkan kepala sambil berkata tidak ada apa apa “Pangeran Pratap, aku tidak suka dengan tawaranmu itu ! Aku tidak punya masalah berada dibawah kekuasaan Raja Akbar dan aku kira setiap orang yang berada disini juga tidak mempunyai masalah dengan hal itu !” Ratu Durgawati dan Chandrasen menentang pendapat Bhagwan Das, Chandrasen dengan jelas berkata padanya “Raja Akbar tidak akan melakukan hal apapun untuk menentangku sampai waktunya tiba, aku akan mengikutinya dengan mudah pada apa yang Akbar katakan padaku untuk aku lakukan, dan di hari kamu menghentikan tugasmu maka kamu akan berakhir !” Bhagwan Das nampak marah pada Chandrasen “Sepanjang hidupmu kamu telah mengikuti Pangeran Pratap tapi kamu tidak bisa menargetkan apapun !” Chandrasen marah mendengar ucapan Bhagwan Das yang cukup membuat telinganya pedas, Chandrasen segera mengeluarkan pedangnya, Bhagwan Das juga sama, dia juga mengeluarkan pedangnya, mereka berdua sama sama hendak menyerang satu sama lain dengan pedang mereka sambil menahan amarah karena Pratap segera menghentikan tindakan mereka 

“Berhenti !” semua orang tegang dan kaget termasuk para ratu yang melihatnya dari atas balkon “Pangeran Chandrasen, kembalikan pedangmu pada tempatnya ! Ini adalah ruang sidang ayahku ! Dia tidak memberikan aku ijin apapun untuk menjadikan sidang ini menjadi medan perang !” ujar Pratap lantang, Bhagwan Das malah menyalahkannya dengan menghinanya “Seekor macan tidak pernah menyerang dalam sebuah sekumpulan hewan, kita semua adalah singanya Rajput ! Kamu seharusnya berhenti bermimpi menyatukan kita semua bersama sama ! Kamu hanya akan buang buang waktu saja dengan melakukan ini semua !” ujar Bhagwan Das, Pratap tidak menggubris ucapan Bhagwan Das, Pratap kembali meminta pada Chandrasen untuk menyarungkan kembali pedangnya, namun rupanya Chandrasen tidak senang diperintah oleh Pratap “Pangeran Pratap, aku datang kesini atas undanganmu tapi jangan kira kalau kamu bisa menjadikan aku sebagai pelayanmu !” ujar Chandrasen, mendengar hal ini Raimal memberikan isyarat pada Jagmal untuk mengeluarkan pedangnya, Jagmal mengerti maksud pamannya ini, Jagmal segera mengangkat pedangnya seraya berkata “Aku tidak akan membiarkan siapapun yang berani mengata ngatai kakakku sendiri !” dari atas balkon Ratu Jaiwanta merasa aneh dengan tindakan Jagmal, Jagmal mencoba untuk maju ke depan kearah Chandrasen namun Pratap segera menghentikannya “Pangeran Pratap rupanya menggunakan adik terkecilnya untuk berbicara menentang kita !” Jagmal hendak menyerang ke arah Chandrasen namun segera di halang halangi oleh pamannya, Raimal yang berbisik padanya sambil memeluknya “Kamu tidak usah ikut ikutan dengan semua ini” Jagmal akhirnya menuruti perintah pamannya dan kembali ke tempatnya, sementara itu Pratap kembali bersuara “Pangeran Chandrasen, saat ini aku tidak ingin mendengarkan ucapan semacam itu ! Sekarang kamu dan aku akan bertarung !” Chandrasen pun tidak ingin kalah sengit dalam berkata kata ke Parap “Kamu telah menyelenggarakan kompetisi persahabatan, aku tidak akan menjadi temanmu sekarang, aku menantang kamu, Pangeran Pratap ! Jika aku kalah maka aku akan tinggal bersama Pangeran Pratap sepanjang hidupku dibawah bimbingannya tapi jika aku menang maka semuanya yang terjadi adalah atas kehendakku sendiri” ujar Chandrasen “Pangeran Chandrasen, ingat kalau kita ada disini untuk membicarakan penyatuan Rajputana, darimana kompetisi itu datang ?” tanya Pratap, sementara Raimal bersikeras untuk memiliki kompetisi ini “Hal ini pasti akan memberikan waktu untuk orang orang ini berfikir” bathin Raimal dalam hari, sementara Chandrasen kembali bertanya pada Pratap “Pangeran Pratap, bagaimana apakah kamu siap ? Ini semua bisa menjadi penyatuan Rajputana kembali lagi” Pratap menengok ke arah atas seperti meminta persetujuan dari ibunya, Ratu Jaiwanta tersenyum dan mengangguk kearah Pratap, Pratap akhirnya menerima tantangan dari Chandrasen, Jagmal dan Raimal saling memberikan isyarat satu sama lain, Jagmal langsung mengelu elukan nama Pratap, disambut oleh Raja Raja yang lain. 

Sementara itu di kamar Raimal, Jagmal merasa kesal dengan apa yang terjadi di ruang sidang barusan “Aku tidak habis pikir, apa sih yang paman pikirkan ? Ini sudah bukan rahasia umum lagi kalau tidak ada seorangpun yang akan bisa mengalahkan kak Pratap di kompetisi seperti itu ! Kamu telah menyiapkan semuanya untuk kak Pratap di dalam sebuah piring, dia tinggal melahapnya !” pelayan setia Raimal yang saat itu sedang memijat kepala Raimal berusaha untuk menenangkan Jagmal, Raimal sendiri juga berusaha menenangkan keponakannya ini seraya berkata “Tenang, tenang Jagmal ,,, Pratap akan kehilangan namanya setelah dia kalah dari Raja Akbar ! Bagaimana wajahnya nanti di depan semua orang kalau dia juga kalah dari Chandrasen ?” ujar Raimal sambil menikmati pijatan di kepalanya “Tapi aku yakin pasti kalau kak Pratap tidak pernah kalah, paman !” ujar Jagmal cemas “Kalau begitu kamu harus memastikan agar Chandrasen memenangkan kompetisi itu dengan cara apapun ! Karena dengan cara itu maka Pratap akan kalah dan ini akan menjadi keuntungan buat kamu !” Jagmal bisa mengerti apa yang direncanakan oleh pamannya ini.
Bagikan :
Back To Top