SINOPSIS MAHAPUTRA episode 30 (16 July 2013)
Kokaiya (pelayan setia Ratu Bhatiyani) akhirnya tersadar dari pingsannya “Aku harus pergi ke istana” pinta Kokaiya “Lebih baik kamu istirahat saja dulu, Kokaiya ,,, karena Maharani Bhatyani meminta kami untuk merawat kamu dengan perawatan yang sangat spesial” Kokaiya berusaha untuk bangun namun kepalanya terasa berat, sehingga untuk mengangkat kepalanya saja dia tidak bisa “Oh iya, Kokaiya ,,, lebih baik kamu jangan memakan lagi apa yang kamu makan barusan yang membuat kamu pingsan karena jika dosisnya terlalu banyak maka bisa berakibat fatal, kamu bisa mati karenanya” Kokaiya kaget kemudian dia pingsan lagi
Sementara itu di sebuah ruangan, Maharani Jaiwanta masih bersama pelayannya yang bernama Girjadhai “Bagaimana keadaan Kokaiya, Maharani ?” tepat pada saat itu Maharani Bhatyani lewat di ruangan itu dan segera menghampiri mereka seraya berkata “Aku telah menyuruhnya untuk beristirahat karena seperti dia itu kelelahan karena harus membuat Thandai” ujar Bhatyani.
Tak lama kemudian, salah seorang pelayan memberitahu mereka bahwa semua pangeran telah kembali ke istana, semua Ratu sangat senang mendengarnya, tak lama kemudian para pangeran memasuki ruangan tersebut, satu per satu mereka meminta restu dari para ratu dimulai dari ratu Jaiwanta, Bhatyani dan Sajja Bai. Som teman Pratap mengabarkan kalau Pratap mendapatkan sebuah hadiah berupa pedang buatan Yuvraj, Bhatyani tidak suka mendengarnya, sementara Jaiwanta malah ingin mengorek lebih dalam tentang hal tersebut “Maharani Jaiwanta, penduduk desa disana telah mendeklarasikan Pangeran Pratap sebagai Raja mereka” ujar Som dengan bangga, kemudian Som menceritakan semuanya pada mereka yang berada disana, semua orang termasuk Jaiwanta dan Sajja merasa senang mendengarnya.
Di lain sisi, di sebuah ruangan Rawat juga memberitahukan mengenai hal ini pada Udai Singh “Ini adalah saat yang tepat untuk mendeklarasikan pangeran Pratap menjadi Raja berikutnya, Maharaja” pinta Rawa
Di tempat Pratap, Som mengelu elukan nama Pratap dengan sebutan Yuvraj (pangeran mahkota), semua orang senang mendengarnya “Hentikan !” ujar Bhatyani dengan nada kesal “Kakak, kenapa kamu selalu menghentikan orang orang yang suka memuji pangeran Pratap ?” Bhatyani tertegun “Aku hanya merasa takut karena penyambutan dari orang orang itu ,,, kak Jaiwanta bolehkah aku yang melakukan penyambutan yang pertama kali untuk pangeran Pratap ?” Jaiwanta mengangguk mengijinkannya, tak lama kemudian Maharani Sajja Bai melakukan penyambutan untuk kedua anaknya pangeran Shakti dan pangeran Vikram, ketika Sajja Bai memberikan Thandai (semacam minuman penyambutan berupa sirup) pada kedua anaknya, Shakti malah marah dan kesal pada semua orang yang memuji Pratap, kemudian Shakti meninggalkan mereka bersama adiknya Vikram tanpa menyentuh sedikitpun gelas yang di sodorkan oleh ibunya, Sajja Bai sangat sedih melihat perlakuan anaknya, Jaiwanta mencoba menenangkan Sajja Bai “Tenang Sajja Bai, nanti aku akan mencoba untuk berbicara dengannya” ujar Jaiwanta
Ratu Jaiwanta meminta Ratu Bhatyani untuk melakukan penyambutan Pangeran, karena dia orang yang sangat khawatir terhadap keselamatan pangeran Pratap, Ratu Bhatyani melakukan penyambutan tersebut kemudian Bhatyani mengambil gelas yang sudah disiapkan olehnya untuk Pratap dan memberikannya pada Ratu Jaiwanta agar memberikannya ke Pratap, kemudian dia berlalu dari ruangan itu. Ketika Pratap hendak meminumnya, tiba tiba Kokaiya datang dan melempar gelas itu hingga jatuh ke lantai, Bhatyani langsung menoleh dan menatap tajam kearah pelayan setianya itu, Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja Bai marah dan memanggil prajurit untuk mencekal Kokaiya “Maafkan hamba, Maharani ,,, itu semua karena kesalahan hamba yang telah menggiling daun beracun dengan daun mint didalamnya” ujar Kokaiya dengan wajah memelas, Bhatyani tidak suka dengan perlakuan Kokaiya “Ibu, maafkanlah dia” pinta Pratap pada ibunya
Di sebuah ruangan yang gelap Ratu Bhatyani menampar Kokaiya dengan keras karena telah menggagalkan rencananya “Aku melakukan semua ini demi kamu, Maharani Bhatyani, jika Raja Udai Singh mengetahui ini semua maka kamu pasti tidak akan dimaafkan olehnya” ujar Kokaiya “Lalu bagaimana caranya agar aku bisa membunuh pangeran Pratap ? Bagaimana ? Katakan padaku, Kokaiya !” bentak Bhatyani
Di sebuah ruangan, Pratap sedang bermain dengan Som, Pratap sebagai Raja dan Som sebagai menterinya, dari kejauhan Ratu Jaiwanta melihat mereka, Som berlari dari sana, Ratu Jaiwanta meminta kepadanya bahwa dia masih perlu belajar lebih banyak, lalu Pratap meminta untuk bermain petak umpet dengannya, Pratap segera berlari dan bersembunyi dibelakang kursi.
Ketika Jaiwanta hendak mencari Pratap, Girjadhai pelayan setia kerajaan berkata “Maharani Jaiwanta, aku memiliki keraguan pada orang dalam, sepertinya ada seseorang yang ingin membunuh Pangeran Pratap” ujar Girjadhai cemas “Girjadhai jangan berpikiran yang macam macam, aku minta singkirkan pikiran seperti itu” ujar Jaiwanta kemudian Jaiwanta mencoba mencari Pratap, ketika Jaiwanta sedang memanggil manggil nama Pratap sambil mencari carinya kesana kemari, Udai Singh lewat di depan ruangan tersebut, kemudian Udai Singh menghentikan langkahnya dan ikut bertanya pada Jaiwanta, Jaiwanta menjelaskan kalau dia sedang bermain petak umpet dengan Pratap, Udai Singh tertarik dan ikut bergabung sambil menunjuk kepala Pratap yang menyembul di sebelah kursi dan memberikan kode ke Jaiwanta, Jaiwanta tahu kemudian pura pura mencari Pratap. Tak lama kemudian Jaiwanta bisa menemukan Pratap, mereka berdua tertawa tawa bahagia, Pratap semakin senang ketika melihat ayahnya ada disana, kemudian Udai Singh ikut bergabung sambil menyuruh pelayannya untuk mengambilkan penutup mata, pelayan datang sambil membawa penutup mata berwarna hitam, Udai Singh segera mengambilnya dan ikut bergabung bermain bersama istri dan anaknya.