SINOPSIS MAHAPUTRA episode 28 (11 July 2013)
Dikamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta mengajak Pratap kekamarnya, kemudian Ratu Jaiwanta menasehati Pratap. Di lain sisi, Ratu Bhatiyani masih berbicara dengan Vaidji pelayan setianya tentang rencananya untuk membunuh Pratap, Vaidji mencoba untuk menenangkannya, tapi Ratu Bhatiyani malah memarahinya,
Dikamar Ratu Jaiwanta, Jaiwanta dan Pratap mereka sedang ngobrol dengan bahagia, Ratu Jaiwanta kemudian menyuruh Pratap tidur di atas pangkuannya, Jaiwanta menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur untuk Pratap sambil membelai belai kepala anak semata wayangnya itu.
Dikoridor istana, Raja Udai Singh sedang bicara dengan salah seorang orang kepercayaannya dan menyuruhnya untuk melakukan sesuatu, lalu prajurit itu pergi
Sementara itu dikamar Ratu Bhatiyani, Bhatyani masih berbicara tentang kecemburuannya pada Ratu Jaiwanta pada Vaidji pelayan setianya, lalu dia memegang perutnya sendiri dan mengajak bicara pada bayinya yang belum lahir, tiba tiba dia memukuli perutnya dengan keras, Vaidji mendekatinya dan mencoba untuk menenangkannya, tak lama kemudian Bhatyani mendengar Ratu Jaiwanta sedang menyanyi, Bhatyani terlena mendengarnya, kemudian dia menyuruh Vaidji pergi untuk mengecek kedatangan Udai Singh, Vaidji pun pergi dan kembali Bhatyani berbicara pada bayi di dalam rahimnya.
Raja Udai Singh sedang berjalan menyusuri koridor di dalam istana, ketika Udai Singh hendak masuk ke kamar Ratu Batiyani, langkahnya tiba tiba terhenti ketika dia mendengar nyanyian Ratu Jaiwanta, kemudian Udai Singh beralih menuju ke kamar Ratu Jaiwanta. Dikamar Ratu Bhatiyani, Bhatyani sedang menangis memikirkan tentang nasib bayinya, kemudian Vaidji datang dan menenangkannya dan Bhatyani meminta tidur di atas pangkuan pelayannya itu.
Dikamar Ratu Jaiwanta, Raja Udai Singh mulai memasuki kamar Jaiwanta, dia menyapa Ratu Jaiwanta, kemudian mereka berdua duduk disamping Pratap yang sedang tertidur pulas, kedua bola mata mereka beradu pandang, kemudian Raja Udai menyuruh Jaiwanta untuk melanjutkan nyanyiannya, Ratu Jaiwanta pun melanjutkannya, Raja Udai Singh senang mendengarnya sambil memandanginya.
Dikamar Ratu Batiyani, ketika Bhatyani sedang tidur, tiba tiba dia mendengar seruan orang yang mengelu elukan nama Ratu Jaiwanta, Bhatyani tidak suka mendengarnya lalu dia menceritakan hal itu pada pelayannya sambil melihat dirinya di depan cermin riasnya kemudian dia menyuruh pelayannya pergi untuk memanggil Raja Udai Singh dan setelah pelayan itu pergi, dia mengambil tinta yang ada dimangkuk, lalu membuangkan tinta itu ke cermin.
Dikamar Ratu Jaiwanta, Raja Uday masih bicara pada Ratu Jaiwanta tentang Pratap dan dari jendela kamar ada seseorang yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka.
Dikamar Ratu Batiyani, dia sedang dirias oleh pelayannya, dia menyuruh pelayan untuk mengambil perhiasan tapi pelayan itu mencoba untuk menolak karena takut melukai tangan Bhatyani, tapi Bhatyani memaksa karena dia ingin mencuri perhatian Udai Singh kalau nanti dia kesakitan maka Udai Singh pasti akan kasihan padanya, kemudian pelayan itu mengambilnya dan memberinya pada Ratu Bhatiyani, Ratu Bhatiyani menyuruhnya untuk memakaikannya, pelayan itu mengatakan kalau gelang itu tidak bisa masuk ketangannya, tapi Ratu Batiyani tetap memaksa hingga akhirnya tangannya berdarah.
Dikamar Ratu Jaiwanta, Raja Uday masih bicara pada Ratu Jaiwanta tentang rasa terima kasih Udai Singh pada Jaiwanta yang telah mendidik Pratap dengan sangat baik sehingga memiliki sifat yang sangat mulia dan ksatria kemudian Udai Singh menyuruh Jaiwanta untuk meminta sesuatu padanya sebagai hadiah atas perbuatannya ini namun Jaiwanta mengatakan kalau dirinya akan meminta bila saatnya tiba nanti ketika dia membutuhkan.
Dikamar ratu Bhatiyani, seorang pelayan memuji kecantikannya, Bhatyani sangat senang mendengarnya, namun kemudian salah seorang pelayan berusaha membuat lelucon dengan mengatakan kalau malam ini Raja Udai lupa pada Ratu Bhatyani dan sedang mengunjungi kamar ratu yang lain, Bhatyani marah mendengarnya, lalu dia menyuruh semua pelayan untuk keluar meninggalkannya.
Dikamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta tanpa sadar memegang tangan Raja Uday perlahan dan ketika menyadarinya, Jaiwanta segera dan melepaskan tanganny perlahan, kedua bola mata mereka beradu pandang dan tak lama Raja Uday pergi meninggalkan Jaiwanta karena dirinya yakin kalau Bhatyani sedang menunggu dirinya.
Di kamar Ratu Bhatyani, salah seorang pelayan menghampirinya dan mengabarkan kalau Raja Udai akan segera datang ke kamarnya, Bhatyani terlihat senang kemudian pelayan itu meninggalkannya. Tak lama kemudian Raja Udai datang dan dia melihat Ratu Batiyani sedang duduk dilantai, Udai Singh segera mendekatinya dan membimbingnya untuk berdiri, ketika Udai Singh ingin menciumnya tiba tiba Ratu Bhatiyani menghindar, Raja Uday merayunya kemudian Udai Singh dengan sigap mengangkatnya ke tempat tidur dan tak lama kemudian mereka berdua bercengkrama di ranjang layaknya sepasang kekasih yang sedang di madu cinta.
Dikamar Pangeran Pratap, ketika Pratap sedang tertidur pulas tiba tiba ada seseorang memasuki kekamarnya secara diam diam, kemudian orang yang misterius itu menghampiri Pratap, bayangan hitamnya membangunkan Pratap dan menanyakan siapa yang masuk dan tak lama kemudian wajah orang itu mulai terlihat ternyata orang itu adalah Pangeran Shakti, wajahnya terlihat marah dan memendam kebencian, pangeran Pratap bertanya untuk apa dia datang, Pangeran Shakti menjawabnya dengan ketus lalu berlalu meninggalkannya sendirian.
Dikamar Ratu Bhatiyani, Bhatyani dan Udai Singh sedang terbaring bersama bersisian diatas ranjang mereka, kemudian Bhatyani terbangun ketika Raja Uday mencoba untuk menciumnya, Raja Udai tersenyum nakal dan mengikuti Bhatyani yang duduk di atas ranjang, ketika hendak mencium lagi Ratu Batiyani menghindar, kemudian Raja Uday berbicara tentang Pangeran, Ratu Batiyani marah mendengarnya, tapi dia berpura pura manis dan baik di depan Udai Singh, Bhatyani menemukan kain dipinggang Udai Singh dan segera diambilnya kain tersebut, Udai Singh bercerita kalau itu adalah kain milik Pratap, kemudian mereka berdua saling ngobrol tentang pangeran Pratap, betapa bangganya diri Raja Udai Singh mempunyai anak seperti Pratap, kemudian Ratu Batiyani mencoba mencium tangan Raja Udai Singh namun Udai menolak dan menghindar darinya dengan perasaan kesal dan marah pada Bhatyani, Ratu Bhatiyani merasa sedih kemudian Raja Uday merasa bersalah padanya mereka terlibat pembicaraan yang cukup serius dan tak lama kemudian Raja Udai Singh pun pergi
Keesokan harinya Vaidji pelayan setia Ratu Batiyani sedang mengobati luka di telapak tangan Bhatyani.
Disebuah ruangan, ada seorang pimpinan Afghanistan yang sedang memperhatikan sebuah peti besar kemudian orang itu membuka sebuah peti besar dan ternyata didalam peti itu terdapat Shams Khan yang sedang tertidur, orang tadi langsung membangunkan Shams Khan, Shams Khan keluar dari peti itu dan memberi hormat pada orang tersebut yang ternyata pimpinannya kemudian dia menceritakan semuanya sambil menangis dan mengeluhkan semuanya padanya, orang tadi merasa geram akan perlakuan Uday Singh dan anaknya terhadap Shams Khan, dia pun marah sambil menyebut nama Pratap dengan nada marah dan penuh kebencian.
Dikamar Ratu Bhatiyani, Pangeran Pratap masuk ke kamarnya dan memohon doa restu padanya dan bertanya tentang keadaan Bhatyani, ketika hendak pergi, Pratap meminta kain yang kemarin di bawa oleh Udai Singh ke kamar Bhatyani, Bhatyani mengijinkan setelah Pratap pergi, Ratu Batiyani bercerita pada Vaidji pelayan setianya tentang rencana pembunuhan pangeran Pratap yaitu menggunakan racun yang ada di dalam kotak kecil yang dibawanya, kemudian Bhatyani menyuruh Vaidiji untuk memakan racun itu, tak lama kemudian pelayan itu pun mati dengan mulut penuh buih, Bhatyani merasa senang karena rencananya berhasil, kemudian dengan tenang dikumpulkannya kembali racun yang berserakan dilantai yang dilemparkannya tadi sambil menyusun sebuah rencana untuk membunuh Pratap.