SINOPSIS MAHAPUTRA episode 21 (1 July 2013)
Di dalam istana Mewar, di ruang Johar para wanita bangsawan telah siap mengitari perapian besar berbentuk persegi panjang yang panjangnya sepanjang ruangan tersebut, Ratu Jaiwanta memberikan kode pada penjaganya untuk menutup pintu ruangan Johar, penjagapun langsung menutup pintu ruangan Johar. Sementara di dalam istana Mewar, bala tentara Afghanistan sedang berkeliling di sana sambil melihat lihat setiap ruangan, sedangkan pertempuran antara Udai Singh dan Shams Khan berlangsung semakin sengit, Shams Khan berusaha mempermainkan Udai Singh seperti mempermainkan seekor tikus dengan sebuah boneka, pada pertempuran tersebut kedua duanya sama tangguh dan tak lama kemudian salah satu menteri Udai Singh datang dan berusaha membantunya melumpuhkan Shams Khan namun Udai Singh menolak karena sang menteri harus membantu pangeran Pratap yang juga sedang bertempur saat ini, sang menteri setuju kemudian meninggalkan Udai Singh.
Secara mental, para wanita bangsawan Rajput telah siap melakukan Johar, Ratu Jaiwanta mengeluarkan perintah terakhir yaitu memerintahkan mereka untuk mempersiapkan diri mereka untuk perjalanan terakhir dalam hidup ini, para wanita bangsawan diminta untuk bersungguh sungguh memulai mempersiapkan diri. Ratu Jaiwanta sedikit was was dan cemas ketika lampu minyak Diya yang di pegangnya mulai sedikit redup karena lampu Diya itu dipercaya sebagai simbol hidup suaminya Maharaja Udai Singh tapi Ratu Jaiwanta telah memantapkan dirinya dengan tekad yang kuat untuk melakukan Johar demi suami dan harga dirinya. Ketika Udai Singh mendapat luka dari sabetan pedang Shams Khan, pada saat yang bersamaan lampu minyak Diya yang dibawa oleh Ratu Jaiwanta tiba tiba hendak redup namun Ratu Jaiwanta segera menutupinya agar lampu minyak itu tidak mati, Ratu Jaiwanta bisa merasakan ada yang tidak beres yang sedang terjadi saat ini
Dan tak lama kemudian, bala tentara Afghanistan datang dan hendak memasuki ruangan Johar namun para penjaga Johar menghalang halangi niat mereka “Menyingkirlah ! Atau kalian semua akan mati !” ujar salah satu tentara Shams Khan sambil tertawa terbahak bahak “Kami tidak akan pernah pergi dari sini !” maka tak elak pertempuran antara bala tentara Afghanistan dan pengawal wanita yang menjaga Johar pun terjadi, para wanita penjaga tersebut bertarung penuh dengan keberanian tanpa kenal takut sedikitpun
Di medan perang, pertempuran masih terus terjadi di depan benteng Mewar, Pratap dan prajuritnya membentuk piramida manusia, para prajurit saling bahu membahu menyusun diri mereka menjadi sebuah piramida sampai keatas sementara di dalam istana penjaga wanita masih terus bertempur dengan bala tentara Afghanistan sedangkan Pratap mulai bersiap siap hendak memanjat piramida prajuritnya tersebut, tak lama kemudian para penjaga wanita di dalam istana akhirnya mampu di kalahkan oleh bala tentara Afghanistan, mereka semua mati seketika itu juga, bala tentara segera membuka pintu Johar, semua wanita bangsawan berteriak ketika melihat mereka mulai memasuki Johar
Raja Bahadur yang melihat upaya kerja keras pangeran muda dan para prajuritnya ini menatapnya dengan penuh bangga namun tak lama kemudian Raja Bahadur di tusuk dari belakang oleh Inayat Khan, salah satu menteri Shams Khan, Pratap tersentak untuk kedua kalinya ketika melihat salah satu orang kepercayaan ayahnya yang terluka “Pangeran, jangan pedulikan aku, cepatlah naik !” Pratap terus naik sementara Bahadur tetap mempertahankan diri dari serangan Inayat Khan. Bahadur akhirnya bisa mengalahkan Inayat Khan dengan menusukkan pedang ke tubuhnya, prajurit Shams Khan yang melihatnya merasa ketakutan dan meminta pengampunan pada Bahadur “Pergilah kamu ke panglima Shams Khan, katakan padanya kalau salah satu menterinya telah mati !” ujar Bahadur geram, prajurit itupun segera berlari dari hadapan Bahadur, Bahadur terus memberikan semangat pada Pratap untuk terus naik.
Prajurit Shams Khan segera menemui Shams Khan yang saat itu sedang bertarung dengan Udai Singh dan mengabarkan kalau salah menterinya Inayat Khan telah tewas, Shams Khan nampak sedih mendengar berita tersebut namun Shams Khan tidak kehilangan keberanian untuk melawan Udai Singh, mereka berdua masih bertempur dengan sengit hingga akhirnya Udai Singh mampu mengalahkan Shams Khan namun Shams Khan tidak kehilangan akal dia langsung menyuruh bala tentaranya untuk menyerang Udai Singh, bala tentara Afghanistan mengepung Udai Singh.
Di dalam istana Mewar, di ruang Johar, bala tentara Afghanistan mulai memasuki ruangan Johar setelah membunuh semua penjaga wanita, mereka mulai berperilaku buruk pada para wanita bangsawan yang sedang berkumpul “Pergi kalian dan jangan lakukan apapun pada kami !” bentak Ratu Jaiwanta dengan gagah berani namun tentara Afghanistan tersebut tidak menggubris ucapan Jaiwanta, dia malah memegang tangan salah seorang wanita “Lepaskan tangan wanita itu !” ujar Ratu Sajja Bai dengan penuh keberanian, prajurit itu segera melepaskan tangan wanita tadi dan berjalan ke arah Ratu Sajja Bai dengan maksud bejat, Ratu Sajja Bai mulai ketakutan ketika prajurit itu berjalan ke arahnya, rasa marah dan putus asa bercampur jadi satu sambil mencari cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri, akhirnya Ratu Sajja Bai melemparkan bubuk cabai ke mata prajurit tersebut, mata prajurit itu merasa perih, dia segera mengeluarkan pedangnya dan secara membabi buta mengibas ngibaskan pedangnya hingga hampir membunuh Ratu Jaiwanta, tiba tiba dia berhenti ketika dari arah belakang Ratu Sajja Bai menusukkan pedangnya ke arah perut si prajurit, para wanita bangsawan tertegun melihatnya, Ratu Sajja Bai langsung menangis dan shock ketika menyadari kalau tindakannya barusan telah membunuh nyawa seseorang, Ratu Jaiwanta segera memanggil semua pelayannya “Berikan padanya penguburan yang layak seperti layaknya penguburan seorang muslim” ujar Jaiwanta
Sementara itu di luar di medan perang Udai Singh masih terus bertarung dengan bala tentara Afghanistan, Raja Udai Singh bertarung dengan gagah berani hingga akhirnya mampu melumpuhkan sebagian bala tentara Shams Khan. Di sisi lain Pratap terus bergerak naik ke benteng, sedangkan Raja Udai Singh sedang mencari cari Shams Khan di sebuah ruangan, tiba tiba Shams Khan menendang Udai Singh dari belakang hingga Udai Singh terjatuh, Shams Khan tertawa terbahak bahak mengejek Udai Singh, Udai Singh melihatnya sambil menahan marah tepat pada saat itu datang dua orang prajurit yang hendak menyerang Udai Singh, Udai Singh bangkit tanpa sebilah pedang di tangannya.
Di dalam ruangan Johar, Ratu Sajja Bai menangis, Ratu Jaiwanta mencoba untuk menenangkannya, sementara itu Pratap yang telah berhasil memasuki benteng dihadang oleh prajurit Afghanistan, Pratap bingung karena dia tidak membawa senjata apapun namun secara tiba tiba prajurit itu roboh karena ditusuk dari belakang oleh Bahadur, Pratap merasa lega sementara itu ayah Pratap, Maharaja Udai Singh sedang bertarung dengan kedua prajurit Shams Khan tanpa menggunakan senjata apapun ditangannya, Shams Khan tertawa terbahak bahak ketika Udai Singh berhasil di lukai oleh prajuritnya.
Di ruang Johar, wanita pembawa pesan mengabarkan ke Ratu Jaiwanta kalau prajurit Mewar banyak yang gugur di medan perang, banyak prajurit yang menderita dan kebanyakan dari mereka kelelahan ataupun tewas sementara itu Raja Udai Singh bertarung sendirian melawan sekelompok tentara Shams Khan, Ratu Jaiwanta tertegun mendengarnya, dia benar benar merasa khawatir “Lalu bagimana dengan pangeran Pratap ?” wanita utusan itu hanya menggelengkan kepalanya “Tidak ada kabar apapun tentang pangeran Pratap, Maharani” ujarnya, kemudian Jaiwanta menyuruh wanita utusan itu pergi dan mereka kembali bersiap siap untuk melakukan ritual Johar.
Pada saat itu Pratap dan prajuritnya telah sampai di puncak benteng, Bahadur mempercayakan bendera Mewar padanya dan memberinya tanggung jawab untuk mengangkatnya, Pratap setuju kemudian Pratap bersumpah “Tidak itu bendera Mewar atau kepalaku sendiri yang tidak akan pernah tunduk pada kekuatan asing !” ujar Pratap lantang