SINOPSIS MOHABBATEIN episode 187 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 187 by. Sally Diandra Saat itu Vandu bertandang ke rumah orangtuanya, begitu sampai di pintu rumah, nyaris saja Vandu hendak bertabrakkan dengan Ishita, adiknya “Ishita, apa yang kamu lakukan untuk ibu, aku tidak bisa membayangkannya dan kasus ini ,,,” belum juga Vandu selesai dengan kalimatnya, Ishita yang melihat hasil USG yang dibawa oleh kakaknya ini langsung memintanya untuk melihat bayi Vandu, kemudian Ishita memeluk Vandu dengan perasaan bahagia, kebetulan saat itu Raman juga keluar dari rumahnya dan bertemu dengan Ishita dan Vandu didepan, 

Raman melihat mereka sedang membahas hasil USG, tiba tiba tanpa ditanya Raman menceritakan tentang kenangan terindahnya bersama Adi dan bagaimana dia berusaha mempelajari hasil USG Adi “Aku mencintainya sejak dia masih seberat 150 gram” Ishita dan Vandu yang mendengarnya hanya tersenyum “Seorang ayah memang sangat mencintai anak anaknya” sela Vandu “Iyaa, itu benar, itulah mengapa mereka selalu siap untuk bertarung dengan dunia untuk anak anak mereka” ujar Ishita, Raman hanya menatapnya sesaat kemudian berlalu dari sana meninggalkan mereka berdua 

Malam harinya, Ishita masuk ke kamar Raman, dilihatnya Raman sedang bekerja dengan laptopnya diatas tempat tidur, Raman merasa canggung begitu melihat kehadiran Ishita yang saat itu sedang bersiap siap untuk tidur di sofa, Raman berfikir kalau dirinya ingin sekali mengajak Ishita ngobrol karena Raman merasa telah menyembunyikan sesuatu yang buruk dibelakang Ishita, sejenak Ishita merebahkan tubuhnya di sofa dan mulai memejamkan matanya namun tak lama kemudian, tiba tiba hujan mulai turun dan airnya mengenai wajah Ishita yang sedang tertidur di sofa dekat jendela kamar yang terbuka, Ishita terbangun karena air hujan yang membasahi wajahnya, Raman melihatnya, lalu menutup jendela yang dekat dengan dirinya dan kembali bekerja, sedangkan jendela yang dekat Ishita masih terbuka, Ishita malah sengaja sambil menikmati rintik rintik hujan sambil berkata pada dirinya sendiri dalam hati

“Semua orangtua pasti akan melakukan apa saja untuk anaknya tapi untuk menyelamatkan Adi, jika kita menutupi kesalahannya, maka dia akan melakukan banyak kesalahan yang lain, jadi apakah aku harus menanyakan hal ini ke Raman ? kenapa dia tidak menghentikan sebelumnya, sebuah pelajaran harus diajarkan pada anak anak sejak mereka masih kecil agar mereka bisa menjadi pribadi yang baik” Ishita masih terus merenung sambil menikmati air hujan dengan menjulurkan tangannya keluar jendela “Tapi rasanya tidak ada seorangpun orang yang bisa mengajari Adi, jika kami semua diam, lalu siapa yang akan memberikan pelajaran padanya ? Ini bukan hanya tugas orangtua untuk memberikan penjelasan padanya tapi juga harus menghentikannya, tugas pertama untuk setiap orangtua adalah mengajarkan norma norma yang benar pada anaknya, apa yang telah mereka lakukan dengan menyembunyikannya, ini tidak adil” bathin Ishita heran  

“Raman sangat mengkhawatirkan Adi, hingga dia jadi kelihatan begitu buruk dimata kami demi menyelamatkan Adi, aku berharap dia menceritakannya padaku sekali saja” Ishita kemudian menjulurkan lagi tangannya keluar jendela untuk menikmati turunnya air hujan, ternyata Raman juga ikutan menjulurkan tangannya keluar jendela seperti yang dilakukan oleh Ishita sambil bertanya “Apakah kamu suka hujan ?”, “Iya, aku merasa sepertinya langit turun kebawah untuk menyentuh kita, beberapa orang mungkin tidak menyukainya, mereka tidak berfikir kalau semuanya bisa bersih dengan turunnya hujan”, “Beberapa orang merasa lemah, mereka tidak seperti Dewa yang berada dilangit, sekarang tidurlah” ujar Raman sambil tersenyum

Raman kemudian kembali ke tempat tidur, sedangkan Ishita berkata dalam hati “Suatu hari nanti awan pasti akan datang, meskipun panas dan suatu hari nanti kamu harus datang padaku, Raman ,,, untuk menceritakan semuanya, aku akan menunggu untuk hujan yang satu itu” bathin Ishita, sementara Raman juga berkata dalam hati “Suatu saat nanti, aku akan mengungkapkan semuanya padamu Ishita, aku akan menunggu hujan itu” bathin Raman 

Keesokan harinya, dirumah Ashok, Adi merasa kesal dengan Shagun karena Shagun telah memarahinya kemarin, sebagai permintaan maafnya, Shagun memberikan sejumlah uang pada Adi agar Adi bisa bahagia kembali dan memintanya untuk mentraktir semua teman temannya dikantin sekolah karena hari ini adalah hari yang sangat penting karena persidangannya akan segera berakhir “Ayahmu pasti tidak akan membiarkan kamu terluka sayang, sekarang lakukan apapun yang ingin kamu lakukan, ayahmu memegang janjinya,dia sangat menyayangi kamu, jangan katakan pada siapapun yaa tentang kecelakaan itu” Adi sangat senang sekali “Terima kasih, ibu” Adi lalu memeluknya erat “Ibu mempunyai sebuah kejutan, ibu akan membuat sebuah pesta untuk teman temanmu di sebuah resort, nanti kamu bisa menelfon ayah untuk bergabung dengan kita dan mengucapkan terima kasih padanya” Adi semakin bersemangat mendengarnya dan bergegas berangkat ke sekolah dengan membawa ponselnya 

Dijalan Romi melihat Sarika yang sedang menuntun motornya yang mogok dijalan, Romi segera berhenti dan berfikir untuk membalas bantuan Sarika dengan memberinya tumpangan, akhirnya setelah ngobrol sejenak, Romi menawarkan tumpangan ke Sarika “Aku akan menyuruh montir untuk memperbaiki motormu nanti, jadi lebih baik kamu ikut aku saja”, “Tapi nanti kamu terlambat” ujar Sarika cemas “Jangan khawatir, itu kantornya kakakku sendiri, jadi tidak masalah” akhirnya Sarika setuju dengan permintaan Romi untuk menumpang motornya “Pegang aku erat erat yaa, aku akan ngebut !” Sarika hanya tersenyum 

Di kantor Raman, Mihir meminta Raman untuk ikutan meeting namun Raman kelihatannya sedang bersedih “Aku minta maaf, Raman ,,, maafkanlah aku, aku memang selalu mendukung kamu tapi kali ini dalam kasus ini, aku melawan kamu, padahal kamu dulu selalu mendukung kebenaran, tapi aku merasa kalau kali ini kamu keliru tapi ternyata tidak, aku baru tahu kalau Shagun tidak melakukan kecelakaan itu” Raman hanya terdiam “Aku memang salah telah meragukankamu, aku bangga padamu, Raman” dalam hati Raman berkata “Bagaimana bisa aku mengatakan padamu, Mihir ,,, kalalu aku ini tidak benar, aku tidak bisa terlihat begitu rendah dimatamu” bathin Raman sedih “Mihir, kadang ada sesuatu yang berada diatas kejujuran dan kebohongan tapi aku senang kalau akhirnya semua ini telah berakhir” Mihir kembali meminta maaf pada Raman dan memeluknya erat, saat itu Raman mendapat telfon dari sekolahnya Adi, kepala sekolah meminta Raman untuk datang segera sekarang, Mihir merasa khawatir 

Simmi bertemu dengan Parmeet di sebuah restaurant, Simmi memberitahu Parmeet kalau Ishita telah memberikan fotonya Shagun ke Raman yang telah menyelamatkan Shagun “Apakah Ishita tidak bertanya pada Raman, siapa yang telah melakukan kecelakaan itu ?” Simmi menggeleng “Tidak tapi untung saja kasus ini telah berakhir sekarang” dalam hati Parmeet merasa heran “Kenapa Ishita menyelamatkan Adi ? Setelah melihat semuanya” bathin Parmeet kesal, kemudian Parmeet memberitahu Simmi kalau pelaku yang sebenarnya masih berada diluar 

Sementara itu, disekolahnya Adi, kepala sekolah memberitahu Raman apa perlunya seorang anak berusia 12 tahun membawa ponsel ke sekolah ? Karena hal itu tidak diijinkan, Raman meminta maaf “Aku berjanji, hal ini tidak akan terjadi lagi” ujar Raman cemas, Adi malah mendebat Raman “Lihat bagaimana cara bicaranya, dia juga membantah pada gurunya juga !” Adi lalu memarahi guru tersebut dengan berkata “Ayahku tidak akan membiarkan apapun terjadi padaku ! Apapun yang aku lakukan !” Raman tercengang “Tuan Bhalla, apakah anda akan menyelamatkan anak anda ini, apapun yang dia lakukan ? Pesan moral apa yang anda berikan padanya ?” tanya kepala sekolah heran, Raman langsung membentak Adi, Raman meminta Adi untuk meminta maaf pada guru dan kepala sekolah namun Adi tidak mau “Tuan Bhalla, anda harus bertanggung jawab atas perilaku Adi ini atau kalau tidak kami akan mengeluarkannya dari sekolah ini !” ancam kepala sekolah “Tidak, jangan ,,, aku akan mengurusnya” ujar Raman sedih, 

Raman lalu memarahi Adi karena telah bersikap tidak sopan pada gurunya “Kepala sekolah akan mengeluarkan kamu dari sekolah !”, “Kenapa ayah berteriak padaku ? Ibu memang benar, ayah akan menyelamatkan aku dari setiap masalah, week end nanti ibu akan membuat sebuah pesta karena kasusnya sudah ditutup sekarang, ayah bisa datang nanti” Adi bergegas pergi meninggalkan Raman, Raman tercengang dan benar benar tidak berdaya “Apa yang telah aku lakukan ? Aku telah melakukan sebuah kesalahan dengan menyelamatkan dia, dia merasa dia bisa berbuat semaunya karena ayahnya akan menyelamatkannya, ada masalah apa dengan Shagun ?” ujar Raman cemas 

Raman lalu menelfon Shagun “Sudah tenang saja, Raman ,,, itu kan hanya sebuah ponsel dan guru guru saat ini ,,,” Raman langsung membentak Shagun “Kamu itu terlalu memanjakannya ! Dan kamu juga akan membuatkan sebuah pesta untuknya kan ?”, “Heeei ,,, jangan bicara seperti itu denganku, itu hanya pesta di hari Sabtu, datanglah” Raman kembali membentak Shagun yang juga tidak mengerti dengan perkembangan jiwa Adi “Adi akan merasa senang dengan pesta ini, Raman ,,, kamu seharusnya berterima kasih padaku karena aku telah membiarkan kamu menjadi bagian dari kehidupannya Adi” Raman langsung mematikan telfonnya karena tidak ada gunanya bicara dengan Shagun “Apa yang telah aku lakukan ? Aku telah menghancurkan hidup anakku dengan tanganku sendiri” Raman akhirnya menyadari perbuatannya selama ini adalah salah SINOPSIS MOHABBATEIN episode 188 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top