SINOPSIS MOHABBATEIN episode 179 by. Sally Diandra
Dikantor Raman, Raman masih ngobrol dengan Shagun kalau dirinya akan bertarung dengan dunia untuk membela Adi “Selama aku masih hidup, tidak akan terjadi apa apa pada Adi tapi dengarkan aku, Shagun ! Ishita itu sangat pintar dan dia juga seorang ibu yang baik, dia pasti akan mengerti tentang kita, dia pasti akan membantu aku dalam menolong Adi, jadi aku mohon biarkan aku mengatakan padanya” Shagun langsung menggeleng “Tidak ! Kamu sudah janji padaku kan ? Dan lagi aku tidak percaya padanya, dia itu bukan ibunya Adi, akulah ibunya, berjanjilah padaku kalau kamu tidak akan mengatakan padanya”, “Baiklah, aku janji, aku tidak akan mengatakan pada semua orang sampai Adi bisa keluar dari permasalahan ini” hibur Raman “Tidak akan terjadi apa apa padanya, Raman” Shagun kemudian berlalu dari sana
Begitu Shagun keluar, Mihir langsung menemuinya “Shagun, aku ingin bicara denganmu, ayooo kita keruanganku” Romi melihat Shagun ada dikantor Raman sambil berfikir “Mau apa Shagun disini ?” bathin Romi penasaran, saat itu Mihir juga bertanya pada Shagun begitu mereka sudah sampai diruangan Mihir “Shagun, apa yang sedang kamu lakukan disini ?”, “Aku tidak perlu menjelaskannya padamu” ujar Shagun sombong “Ini adalah kantor”, “Aku tahu ini adalah kantornya Raman ! Kantornya suamiku !” Mihir tertegun dengan ucapan Shagun “Kamu itu bukan istrinya lagi sekarang, apa yang kamu inginkan, Shagun ?”, “Kamu tidak mempunyai hak untuk bertanya seperti ini, Mihir !” sindir Shagun “Aku mempunyai hak, Shagun ,,, katakan padaku apa yang kamu inginkan dari Raman ?” Romi melihat Shagun dan Mihir sedang bertengkar “Dia memang tidak akan pernah berubah” ujar Romi kesal,
Saat itu nyonya Bhalla menelfon Romi “Romi, ibu baru saja mengirimkan makanan bareng sama supir, pastikan kakakmu memakannya ya” pinta nyonya Bhalla ”Shagun ada disini, bu”, “Apakah Ishita sudah sampai disana ? Dia tadi juga katanya mau ke kantor Raman, mau minta tanda tangan Raman” tanya nyonya Bhalla cemas “Tidak, kakak ipar belum datang, ibu”, “Kalau begitu hentikan Ishita agar tidak bertemu dengan Shagun” pinta nyonya Bhalla “Sayang sekali, saat ini kakak ipar sudah datang” sementara itu diruangan Mihir, Mihir masih mendesak apa keperluan Shagun datang ke kantor Raman “Mihir, kalau kamu ingin tahu, lebih baik kamu pergi dan tanyakan sendiri sama Raman, bukan sama aku” ujar Shagun sinis, Ishita bertanya ke Romi tentang Raman dan salah satu staffnya Raman memberitahu Ishita kalau Raman ada di ruang meeting, Ishita bergegas menuju ke lift tapi tidak melihat Shagun yang kebetulan melintas didekatnya
Akhirnya Ishita bisa bertemu dengan Raman diruang meeting, Raman segera menanda tangani formulir tersebut dan tanpa basa basi, Ishita langsung angkat kaki dari sana namun Raman menghentikan langkah Ishita dan berkata “Maaf, aku tidak bisa datang ke sekolah karena aku sangat sibuk sekali dengan pekerjaanku”, “Tidak apa apa” ujar Ishita dingin lalu segera berlalu dari sana, Raman berkata pada dirinya sendiri “Maafkan aku, Ishita ,,, ampunilah aku jika itu memungkinkan” ujar Raman sambil menatap kepergian Ishita, saat itu Ishita menghentikan lift dan masuk kedalamnya ternyata didalam lift, Ishita bertemu dengan Shagun, begitu melihat Shagun, Ishita langsung berbalik agar tidak melihatnya,
Sementara itu Romi mengabarkan pada ibunya kalau antara Ishita dan Shagun tidak saling melihat, nyonya Bhalla merasa lega mendapat kabar dari Romi, namun pada kenyataannya Shagun dan Ishita saat ini berada dalam sebuah lift yang sama dan tiba tiba saja lift itu macet, alarm pun berbunyi, Ishita bergegas menelfon Mihir dan mengabarkan kalau liftnya tiba tiba berhenti, Mihir pun langsung memberitahu Raman tentang Ishita yang terjebak dalam lift, Raman segera berlari untuk menyelamatkan Ishita, saat itu di dalam lift Shagun yang melihat pemberitahuan dari pengadilan langsung berkata pada Ishita “Aku mendapatkan ini tapi Raman akan menyelamatkan aku, dia telah berjanji padaku, dia akan memperjuangkan kasus ini untukku”, “Kalau kamu mau, surat itu sebenarnya tidak perlu, kamu hanya tinggal mengaku kesalahanmu saja lalu kamu meminta maaf pada ibuku karena tidak mudah untuk membunuh seseorang” sindir Ishita dingin
“Aku tidak ingin bicara, pengacaraku dan Raman memintaku untuk tidak usah mencemaskannya” Ishita hanya tersenyum dan berkata “Iya baiklah, sampai ada keringat dan ketegangan di keningmu” saat itu Raman berhasil membuka lifttya dan dilihatnya mereka berdua ada disana, Raman segera mengulurkan tangannya ke Ishita sementara Shagun hendak menyambut uluran tangan Raman namun dilihatnya tangan Raman kearah tangan Ishita, Shagun merasa kesal “Ishita ayooo keluar”, “Mihir, tolong ulurkan tanganmu” Ishita tidak menggubris permintaan Raman malah meminta bantuan Mihir,
Akhirnya Raman membantu Shagun keluar dari dalam lift “Ishita, biar aku antar kamu pulang” pinta Mihir “Tidak usah, Mihir ,,, terima kasih” saat itu Romi melihat kearah Raman, Ishita segera berlalu dari sana, Mihir menghentikan Ishita “Ishita, jangan tanya padaku apapun, aku benar benar tidak tahu apa apa, semuanya berubah dalam satu kejadian, kenapa ini semua terjadi ? Tapi kamu semua mendukung kamu, kamu tidak usah khawatir, biasanya aku memang mendukung Raman tapi kali ini karena dia salah, aku akan mendukung kamu, Ishita ,,, bukan dia”, “Terima kasih, Mihir” ujar Ishita “Jangan terlalu tegang, semuanya akan baik baik saja” kemudian ishita bergegas berlalu dari sana dengan mobilnya
Simmi memberitahu Parmeet kalau dirinya mendukung Raman karena Ishita telah membuat semua orang melawan Raman “Apa yang harus aku lakukan ? Karena Raman menganggapku ini sebagai musuhnya, dia tidak tahu kalau ini mencintai keluargaku, tapi jangan cemas, aku akan mendukung Raman juga meskipun dia tidak mendukungku”, “Tapi ini rasanya seperti kita ini mendukung Shagun, aku benci perempuan itu !” Parmeet tertawa kecil mendengar nada bicara Simmi yang kesal “Kamu ini lugu atau apa ? Kadang kadang kita harus memeluk musuh kita untuk orang yang kita sayangi”, “Aku berharap kak Raman bisa melihat hal ini dalam dirimu” setelah percakapan mereka berakhir, Parmeet berkata pada dirinya sendiri “Raman harus mengetahui kalau aku melakukan hal ini untuknya karena aku adalah orang yang selalu berharap kesuksesannya" ujar Parmeet
Ashok kembali menegur Shagun karena menemui Raman lagi dikantornya “Lihat ini, kamu pergi ke Ishita untuk memberitahu tentang aku, lihat surat pemberitahuan ini ? Apakah kamu puas sekarang ? Dia mengangkat kasus ini melawan aku ! Rencanamu salah, Ashok ! Apakah kamu senang melihat aku berada di penjara, kamu menunjukkan perasaan cintamu padaku, sekarang ayooo temui aku didalam penjara !” Ashok bergegas membacanya dan berkata “Maafkan aku sayang”, “Jangan sentuh aku ! Aku meninggalkan Raman dan datang padamu tapi malah dia yang menolong aku dan kamu ini tidak ada apa apanya !” ujar Shagun ketus “Aku cemburu, Shagun ,,, kamu tahu kan kalau kamu itu adalah kelemahanku”, “berfikirlah secara dewasa, Ashok ,,, permainanmu telah menghancurkan kehidupanku !” Shagun benar benar kesal sama Ashok “Aku akan menyiapkan seorang pengacara yang hebat untuk kamu”, “Aku tidak percaya padamu, aku hanya percaya pada Raman, hanya dia titik !” Shagun bergegas meninggalkan Ashok sendirian, Ashok mulai gelisah dan berkata “Ishita telah membuat semuanya menjadi runyam” ujar Ashok geram
Nyonya Kaur, pengacara Ishita memberitahu Ishita kalau kasus ini sangat lemah karena Raman mendukungnya "Tapi kita harus bisa menunjukkan kenyataan yang sebenarnya kedepan, kita tidak akan mundur, aku akan membuat Shagun mendapat hukumannya” Ishita kemudian memberitahu tentang seorang laki laki yang namanya digunakan oleh Ashok untuk seolah olah membeli mobilnya “Kita bisa membuktikan kalau orang itu tidak bisa membeli mobil itu karena orang itu cacat, dia tidak bisa menyetir”, “Kita akan menggunakan orang itu” ujar nyonya Kaur
Shagun memberitahu Raman kalau Adi sudah tahu semuanya tentang kasus pengadilan yang diajukan oleh Ishita, Adi menghampiri mereka sambil menangis dan berkata “Ayah tidak bisa menjaga janji ayah, apakah ayah akan mengirimkan ibuku ke penjara untuk ibunya bibi Ishita ? Kalau begitu aku akan mengatakan yang sebenarnya di pengadilan kalau akulah yang melakukan kecelakaan itu jika ada sesuatu yang terjadi pada ibu”, “Adi, selama ayah masih hidup, ayah tidak akan membiarkan apapun terjadi padamu dan pada ibumu” hibur Raman “Semua itu bohong !” Adi lalu berlari menjauh, Shagun mencoba mengejarnya,
Amma merasa gelisah “Kenapa ibu jadi tegang begini ?”, “Ishu, apakah kasus ini perlu diajukan ? Ibu sudah tidak apa apa sekarang, lupakan saja apa yang sudah terjadi, tidak ada gunanya” pinta Amma sedih “Ibu, kasus ini menciptakan sebuah masalah dalam kehidupan ibu, aku harus melakukannya, aku minta maaf” ujar Ishita sambil menangis “Kenapa ibu malah menyalahkan diri ibu sendiri ?”, “Ishu, kamu dan Raman sudah bahagia sekarang dan memiliki persamaan yang baik, sikap Raman juga mulai sangat baik dan semuanya hancur hanya karena ibu, ibu datang diantara kalian berdua, ibu meminta pada Dewa untuk memberikan seorang suami yang terbaik untuk kamu yang mencintai kamu dan lihat apa yang terjadi ?” ujar Amma sedih
“Aku memang melihat cinta di mata Raman, ibu ,,, tapi bukan untukku, untuk Shagun, dia mendatanginya ketika dia membutuhkan Raman dan dia mengambil semuanya dari Raman, Raman telah berdiri melawanku demi Shagun, ibu” Ishita masih menangis sedih “Ada baiknya Raman tahu bagaimana mencintai dan itu semua sudah takdir, cinta bisa didapatkan dengan takdir dan aku tidak bisa mendapatkannya, aku akan menerima semua ini dan tentang kasus ini, meskipun orang lain yang melakukan kecelakaan ini, aku tetap tidak akan membiarkan orang itu” Amma menangis mendengar ucapan Ishita “Ibu harus mendukungku, jadilah kekuatanku, jangan buat aku lemah, ibu pernah bilang padaku kan kalau sebuah hubungan akan diuji ketika datangnya sebuah masalah” hibur Ishita SINOPSIS MOHABBATEIN episode 180 by. Sally Diandra