SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 777 “KAIN SAREE KANJIVARAM TANDA CINTA” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 777 “KAIN SAREE KANJIVARAM TANDA CINTA” by. Sally Diandra Aaliya kemudian bertemu dengan Raman dalam sebuah meeting, Aaliya menjadi wakil dari pihak perusahaan Mani “Aku ini adalah putrinya, aku tahu bagaimana ayahku telah bekerja sangat keras untuk perusahaan ini dan menginginkan Ruhaan sebagai brand ambasador produk kami” Aaliya mencoba meyakinkan Raman untuk membatalkan kontraknya dengan Ruhaan “Ayahku sebenarnya tidak tahu kalau aku datang kesini dan menemui anda, aku harap anda bisa mundur dari proyek ini”, 

“Ini yang disebut bisnis ! Lebih baik ayahmu saja yang memutuskan soal ini” sahut Raman ketus, saat itu Aaliya mendapat telfon dari Mani “Aku sedang minum kopi, ayah ,,, baiklah aku akan kesana” Aaliya kemudian menutup tefonnya dan kembali berkata ke Raman “Ingat yaa apa yang aku katakan tadi” Aaliya lalu berlalu meninggalkan Raman, Raman sedikit melamun sambil bergumam “Seorang anak perempuan memang selalu peduli pada ayahnya” Raman tiba tiba saja merindukan Ruhi “Tapi bagaimanapun juga Ruhaan akan melakukan kontrak denganku” gumam Raman

Shravan teringat pada ucapan Bala dan merasa sedih “Kamu memang benar, ayah ,,, tidak ada seorangpun yang percaya kalau Aalia Bhatt itu temanku, ayah dan ibu mengira kalau aku ini berbohong, mereka tidak menyukai aku karena aku terlihat jelek, apakah aku ini benar benar buruk ? Tapi Aalia telah berteman denganku, dia adalah teman sejatiku, lebih baik aku mengirimkan pesan pada Aalia” Shravan segera mengemasi barang barangnya

Raman memberikan ceknya ke Nupur “Ruhaan akan main iklan untuk Pihu industri secara eksklusif”, “Ayooo ikut denganku” pinta Nupur “Baguslah, sekarang Raman dan Ishita tidak akan saling bertemu satu sama lain” bathin Ruhaan “Tuan Ruhaan, mau makan apa ?” tanya Nancy, Ruhaan teringat pada ayam mentega buatan neneknya lalu meminta Nancy untuk memesan ayam mentega, saat itu ponsel Raman berdering, Ruhaan yang mengangkat ponsel Raman dan mendengar suara neneknya di ujung sana yang berkata “Raman, apakah kamu marah dan kesal padaku ?” Ruhaan jadi terharu dan menangis begitu mendengar suara neneknya “Kamu telah selamat dari pembajakkan pesawat, jadi pulanglah sebentar” tiba tiba Ruhaan bergumam “Nenek ,,,” nyonya Bhalla jadi bingung dan mengira kalau dirinya telah salah memencet nomer telfon 

“Halloooo ,,, apakah benar ini nomer telfonnya tuan Raman Bhalla ?”, “Iyaa benar, saat ini dia sedang meeting dengan managerku dan meninggalkan ponselnya disini, mungkin dia lupa, aku adalah Ruhaan” nyonya Bhalla terlihat senang “Ruhaan, penyanyi terkenal itu ?”, “Semua orang ngefans banget sama kamu, bagaimana kabarmu ? Maaf ,,, aku merasa kamu pasti merasa kesal ketika aku menyebutmu ersebagai putraku, Ruhaan dan nyonya Bhalla lalu ngobrol panjang lebar, nyonya Bhalla menceritakan tentang putrinya Raman yang bernama Pihu, sementara Ruhaan bertingkah ketika nyonya Bhalla menceritakan soal Ruhi, Ruhaan jadi kesal “Tunggu sebentar, aku akan memberikan ponsel ini ke tuan Raman Bhalla” Ruhaan lalu memberikan ponsel itu melalui Nancy, Ruhaan kemudian menangis dan berkata “Semua orang telah melupakan aku, tidak ada seorangpun yang mengingat diriku, bagaimana ini bisa terjadi ? Tapi aku tetap akan berpuasa, aku tidak akan melupakan semuanya” gumam Ruhaan 

Aaliya meminta Ishita untuk tidak pergi “Tapi ini belum selesai, Aaliya ,,, tidak ada seorangpun yang boleh melemparkan uang didepan kita dan membatalkan kontrak kita ! Aku akan bicara dengan Ruhaan” Ishita kemudian meminta Mani untuk menandatangani sebuah cek “Memangnya kamu mau pergi kemana ? Lebih baik kamu sembuh dulu lalu kamu bisa pergi berbelanja”, “Mani, aku sedang ada pekerjaan, apakah kamu mau memberikan aku cek atau tidak ?” pinta Ishita ketus “Baiklah, aku akan memberikannya” Mani lalu mengambil cek itu, Aaliya menyela “Ibu, apakah ibu yakin dengan hal ini ?”, “Aku yakin, Aaliya” Mani kemudian memberikan cek nya ke Ishita, Ishita bergegas berlalu dari sana 

Shravan sudah bersiap hendak meninggalkan rumahnya, kebetulan Shravan bertemu dengan nyonya Bhalla di area parkir “Kamu mau pergi kemana malam malam begini dengan tas itu ? Apakah semuanya baik baik saja ?” nyonya Bhalla langsung mengajak Shravan bersamanya, sementara itu Aaliya gelisah dan cemas memikirkan Ishita “Aaliya, kenapa kamu bergumam seperti itu ? Ada apa ?”, “Ayah, aku minta maaf, aku tahu seharusnya aku mengatakanya padamu dulu, saat ini ibu pergi menemui Ruhaan, dia ingin menawarkan sejumlah uang yang sama seperti perusahaan pesaing kita itu, dia merasa kalau kontrak itu sangat penting untuk kita” Mani tertegun “Kenapa kamu tidak memberitahu aku dulu sebelumnya ?” Mani segera menelfon Nupur “Saat ini aku sedang ada di hotel, aku sedang membahas tentang perubahan rencana pemotretannya, tuan Raman Bhalla juga ada disini” Mani kaget “Apa ? Raman ada disana ?”, “Iyaa, tuan” Mani segera mengakhiri telfonnya dan merasa khawatir dengan Ishita yang bisa saja sampai disana sewaktu waktu 

Ishita akhirnya sampai di hotel dan bertanya pada resepsionis nomer kamarnya Ruhaan “Maaf, kami tidak bisa memberikan nomernya”, “Dia akan melakukan pemotretan iklan untuk perusahaanku, coba kamu telfon saja ke managernya !” ujar Ishita kesal, saat itu Mihika datang kesana dan bertanya “Kakak, apa yang kamu lakukan disini ?”, “Aku datang kesini untuk bertemu dengan Ruhaan” sahut Ishita “Kakak, kakak baru saja kena tembakkan, kakak juga baru saja menjalani operasi, kakak seharusnya istirahat saja” Ishita lalu memberitahu Mihika tentang apa yang dilakukan oleh orang yang membayar Ruhaan dua kali lipat “Dia itu mengontrak Ruhaan secara exclusif, bagaimana bisa dia melakuan hal ini ?” Ishita nampak sangat marah “Kakak, kakak harus tenang, kakak begitu marah, aku tidak ingin kakak bicara dengan mereka dalam keadaan marah, bicara dengan mereka ketika kemarahanmu sudah mereda, kak” pinta Mihika 

Nupur meminta Raman untuk memberikannya waktu “Madam yang mengambil semua keputusan untuk Ruhaan”, “Baiklah, tapi kamu harus bisa memutuskan hal ini berada di pihakku, karena aku sudah membayar dua kali lipat untuk kontrak ini” pinta Raman ketus “Aku akan memastikannya, tuan Raman”, “Baiklah, aku akan pergi dulu” Raman pun berlalu dari sana, sementara itu Mihika memberitahu Ishita kalau dia ingin mengenakan kain saree Kanjivaram khas Tamil untuk pernikahannya nanti, Mihika kemudian menelfon desainernya, Mihika lalu meminta Ishita untuk memilihkan kain saree untuknya, namun Ishita menolak “Kakak, tolonglah, kak ,,, hanya kakak yang bisa membantu aku, ayoolah ikut denganku” saat itu Raman sedang menuruni anak tangga hotel “Mihika, kamu telah memeras aku dengan perasaanmu itu”, “Tidak, kakak” Mihika menggeleng “Kamu benar, tidak ada tugas yang benar dalam sebuah pekerjaan, aku akan membantumu dalam perencanaan pernikahanmu” Mihika merasa lega, 

Saat itu Raman pergi keluar dari hotel dan tidak melihat kalau Ishita dan Mihika juga ada di hotel itu, Adi sangat senang begitu melihat Ishita bersama Mihika, sementara itu seorang pria sedang menunjukkan desain baju pengantin pada mereka, Mihika meminta Adi untuk ikut dengan mereka “Kamu tahu, aku akan mengenakan kain kanjivaram pilihan kak Ishita dalam pernikahanku nanti”, “Aku tahu pilihannya pasti bagus, maksudku dia kan kakakmu” Ishita dan Mihika tersenyum mendengar ucapan Adi, saat itu Mani menelfon Mihika dan berterima kasih padanya karena bisa mengatasi Ishita “Seharusnya aku yang berterima kasih padamu, kak Mani ,,, karena kamu telah merawat dan menjaga kak Ishita dengan baik selama ini, oh iya nanti aku telfon lagi yaa” Mihika lalu kembali ke tempat Ishita, Ishita menyukai salah satu kain saree dan di tunjukkannya ke Mihika “Kami akan mengambil kain saree ini untuk kamu, kakak”, “Tidak, kami memilihkannya untuk kamu, Mihika” sahut Ishita, 

Adi lalu meminta penjual kain saree untuk membungkus kain saree berwarna pink “Kalau begitu aku harus pergi, Mani pasti sedang menungguku saat ini”, “Aku akan mengantarmu, bibi” sela Adi “Tidak, aku yang akan mengantarnya pulang” Mihika ikut menyahut, Adi lalu menghadiahi sebuah kain saree untuk Ishita “Kakak, coba bukalah” ketika Ishita membuka hadiah dari Adi, Ishita sangat menyukai kain saree itu sambil berkata “Ini salah satu yang aku suka juga, ini adalah warna kesukaanku” Adi langsung menyela “Itu juga warna kesukaan ibuku, ibuku juga berasal dari India Selatan”, “Terima kasih yaa, aku pasti akan mengenakan kain saree ini” kemudian Ishita berlalu dari sana, Adi pun bergumam sambil memperhatikan kepergian Ishita “Aku benar benar menyayangimu, ibu Ishi ,,, aku tidak akan membiarkan kamu pergi dengan begitu mudah, aku harus melakukan sesuatu” gumam Adi SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 778  Sally Diandra 
Bagikan :
Back To Top