SINOPSIS MOHABBATEIN episode 341 “SHAGUN IS BACK” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 341 “SHAGUN IS BACK” by. Sally Diandra Di rumah keluarga Bhalla, Ishita masih ngobrol dengan Amma “Aku sangat mentoleransi semua ini, Raman tahu tentang hal ini, cintanya membuatku aman, dia memang belum mengatakan kalau dia mencintai aku tapi lihat hubungan kami, kami berdua tidak perlu mengatakan apapun satu sama lain, tapi hubungan kami ini kuat dan kekuatanku adalah cinta ibu dan ayah” ujar Ishita penuh haru “Aku sudah melihat bagaimana cinta kalian berdua, ibu menjadi salah satu inspirasiku, kalian berdua tidak pernah bertengkar tapi saling mencurahkan kasih sayang satu sama lain, ibu tidak bisa menyalahkan aku karena aku di besarkan dengan hal seperti itu, kedua orangtuaku memang hebat” Amma masih saja menangis 

“Ibu meminta aku untuk mencari kekuatanku dan kesabaranku, aku tahu selama aku sabar, banyak orang menjadi bahagia, tidak ada seorangpun yang pernah mengabulkannya untukku, Shagun seharusnya bersikap baik dan mengikuti peraturan di rumah, ini akan baik baginya kalau tidak aku akan mulai mengawasinya, aku akan menutup mulutnya, aku tidak akan mengampuninya jika Dewi Kaali berada dalam diriku”, “Ibu sangat bangga padamu, Ishu” ujar Amma sambil memeluk Ishita “Ibu hanya takut pada Shagun dan Adi, mereka itu seperti benang halus yang mengikat Raman, ini terlalu beresiko, Ishu ,,, apa yang kamu lakukan ini bisa saja berbalik sewaktu waktu, kamu harus berhati hati, Raman dulu mencintai Shagun, sekarang dia menyayangi anaknya, tidak mudah untuk menyelesaikan masalah ini, Ishu” ujar Amma cemas “Aku akan berhati hati, ibu” ujar Ishita sambil memeluk Aamma, mereka berdua kemudian menangis bersama 

Raman sedang ngobrol dengan Romi untuk mengajaknya ke kantor pagi itu, mereka baru tahu kalau Mihir sudah datang ke kantor pagi pagi sekali “Bukan pagi pagi sekali, tuan Raman ,,, tapi dari semalam tuan Mihir memang berada disini, dia terus menerus bekerja bahkan minum banyak sekali kopi” ujar office boy kantor Raman, saat itu rupanya Mihir sedang tertidur, Raman dan Romi mulai membicarakannya “Mihir bekerja dengan keras untuk melupakan kesedihannya sendiri, biarkan dia tidur, jangan ganggu dia, ayoo ikut aku, Romi” ajak Raman, Raman dan Romi masih ngobrol soal penderitaan Mihir dan perasaan patah hatinya yang sangat menyakitkan 

“Kakak bisa memberikan dia promosi jabatan, maka dengan begitu dia akan bekerja lebih keras lagi” ujar Romi, namun Raman membela keputusannya “Aku yakin, dia akan bersikap normal, pikirannya akan teralihkan dan kehidupannya akan kembali pada jalannya nanti, Mihir pasti akan tersenyum lagi, dia memang terluka untuk saat ini tapi suatu saat nanti perlahan lahan lukanya itu akan terobati” Romi tersenyum mendengar ucapan Raman “Lihat aku, ketika aku kehilangan segalanya, anak dan istri, secara perlahan lahan semuanya kembali lagi padaku”, “Kakak, jangan buat aku menangis sekarang” Raman dan Romi tersenyum satu sama lain dan pergi dari sana 

Ruhi sedang bersiap siap hendak berangkat sekolah, Adi memberitahu Ruhi kalau Shagun akan pulang ke India “Lalu memangnya kenapa ? Dia itu kan ibumu”, “Dia ituu ibu kita !” bentak Adi “Ibuku itu ibu Ishi !”, “Ayoo ikut aku ke bandara, kita akan menjemput ibu” Adi mencoba memaksa Ruhi “Tidak mau !” Adi bersikeras mengajak Ruhi namun Ruhi terus memberontak “Kamu bisa melihatnya di buku ceritamu itu tentang ibu tiri !”, “Itu hanya cerita, ibu Ishi telah membuat semua orang bahagia, ayah yang biasanya sedih jadi bahagia karena ibu Ishi, kamu itu tidak tahu apa apa, tidak ada seorangpun yang menyayangi aku yang melebihi ibu Ishi dan kamu tidak bisa membuat aku melawan ibu Ishi !” ujar Ruhi lantang kemudian berlalu dari sana “Bibi Ishita itu telah membuat Ruhi mendukung dirinya, aku harus meyakinkan dirinya” bathin Adi 

Pagi itu Mihir datang ke rumah keluarga Bhalla, Mihir bertemu Rinki disana “Maaf Mihir, aku harus pergi memberikan hadiah ini untuk temanku tapi aku akan membatalkannya kalau aku tahu kamu akan datang ke sini”, “Aku akan selalu datang, Rinki ,,, karena aku juga bagian dari rumah ini” Mihir dan Rinki tertawa bersama sama, kemudian bergegas Rinki pergi ke rumah temannya, tak lama kemudian Ishita menyiapkan makanan untuk Mihir dan sedikit memarahinya “Ishita, terima kasih karena kamu telah membuat makanan ini untukku, makanan ala Tamil memang salah satu kesukaanku” ujar Mihir yang tiba tiba tanpa sadar menceritakan tentang makanan buatan Mihika, kemudian Mihir meminta Ishita untuk duduk 

“Ishita, aku ingin mengatakannya padamu, aku sudah tidak sanggup menanggungnya lagi, kamu tahu ,,, aku bisa melihat Mihika dimana saja, aku benar benar tidak bisa melupakannya, aku sangat merindukannya” Ishita hanya terdiam mendengarkan semua keluh kesah Mihir “Aku ingin pergi jauh ke Singapura karena Raman akan pergi kesana sebelumnya, setiap hari aku melihat Ashok maka hal itu mengingatkanku kalau aku telah kehilangan Mihika, aku tidak bisa menerima semua ini”, “Hidup itu memang aneh dan membuat kita siap untuk segalanya, kecuali rasa patah hati, semua orang pernah patah hati dan bahkan hal itu juga terjadi pada Raman dan aku, aku bisa mengerti kalau kamu ingin pergi ke Singapura, ada baiknya juga, mungkin kamu bisa melupakan kesedihanmu disana, kamu juga bisa memulai kehidupanmu yang baru dan kembali pada kami suatu hari nanti, mungkin lukamu akan terobati disana” ujar Ishita 

“Apakah kamu kira luka itu bisa diobati ?”, “Hidup itu akan terus berubah, Mihir” hibur Ishita “Tapi Raman tidak ingin aku pergi”, “Aku akan menjelaskan padanya kalau ini sangat penting untuk kamu” sahut Ishita sambil tersenyum “Aku mohon ,,, tolong bicaralah dengan Raman, aku harus mengakhiri semua ini” Ishita mengangguk “Aku tahu, Mihir ,,, kamu tidak akan meninggalkan kami”, “Terima kasih, Ishita” ujar Mihir penuh harap “Ini adalah tugas gandaku sebagai kakakmu dan sebagai kakak iparmu” hibur Ishita lagi 

Di bandara, Raman membawa Adi ke bandara untuk menjemput Shagun disana, saat itu Shagun muncul dari pintu depan dengan barang bawaannya, Adi sangat senang melihatnya dan memeluknya erat, Raman hanya memperhatikan mereka dari kejauhan, sejenak Shagun dan Adi saling ngobrol melepas kerinduan mereka berdua “Ibu punya sebuah hadiah untukmu”, “Aku juga punya hadiah untuk ibu” Adi lalu memberikan sebuket karangan bunga, Shagun sangat senang dan memeluk Adi erat sambil menatap ke arah Raman dan tersenyum penuh arti, Adi sangat menyukai hadiah pemberian Shagun, kemudian ketika sampai di mobilnya Raman, Shagun meminta Adi duduk dibelakang karena aman buat Adi disana 

“Aman itu bukan membiarkan anak anak menyetir mobil karena Adi pernah melakukannnya juga” sindir Raman “Terima kasih, Raman ,,, kamu bersedia menjemputku”, “Bagaimana kabar ibumu ?” tanya Raman datar “Dia sudah semakin membaik sekarang dan sudah tidak setres lagi karena dia tahu kalau kamu yang merawat aku dan Adi, tapi dia sangat khawatir sama Mihir” ujar Shagun “Mihir baik baik saja, dia mendapatkan promosi kenaikan jabatan”, “Mihir memang sangat beruntung dengan adanya kamu dalam kehidupannya” ujar Shagun senang “Ini bukan faktor keberuntungan, dia itu memang pekerja keras dan pantas mendapatkan ini semua”, “Aku hanya berharap dia bisa melupakan Mihika segera” sahut Shagun lagi 

Sementara itu Vandu sedang bertemu dengan Mihika, mereka berdua sedang membicarakan soal Ashok “Mihika, dia tidak akan mengampuni kamu kalau dia tahu tentang hal ini”, “Aku benar benar ketakutan, kak ,,, aku tidak bisa berbuat apa apa lagi ketika dia meminta tanda tanganku, tolonglah aku, kak” ujar Mihika cemas “Tapi Ashok dan Suraj akan mengumpat kamu”, “Iyaaa memang benar mereka berdua itu selalu menghina kaum perempuan tapi kehormatanku terhubung dengan mereka berdua” ujar Mihika kesal “Aku senang kalau kalian berdua masih terus bertengkar”, “Tapi aku sudah cukup dengan Ashok, kakak akan membantu aku maka Ashok tidak mempunyai kesempatan” ujar Mihika senang 

Shagun akhirnya tiba dirumah keluarga Bhalla dan bertemu dengan Ishita “Operasinya ibuku berjalan lancar”, “Aku akan pergi dulu menemui Madhu dulu” sela nyonya Bhalla yang tidak suka melihat kepulangan Shagun kerumahnya kembali, nyonya Bhalla lalu pergi bersama Simmi, Raman menyela sambil menghampiri Ishita di dapur  “Ishita, aku ingin bicara soal Mihir”, “Oh iya, aku juga” sahut Ishita, saat itu Shagun berusaha menguping pembicaraan mereka “Raman, ini sangat penting baginya untuk mengalihkan pikirannya sementar waktu”, “Apakah kamu ini istrinya google ? Yang tahu segalanya” ujar Raman sambil bercanda dan tertawa bersama sama 

“Aku akan membeli kentang untuk membuat pau bhaaji”, “Aku ikut !” sahut Raman “Oh yaaa ? Apakah CEO Raman Bhalla akan ikut ?”, “Kita akan pergi ke supermarket bersama, aku akan ikut denganmu, aku akan ganti baju dulu” sela Raman “Aku dulu yang ganti baju, mereka kemudian seperti biasa saling berdebat satu sama lain, Shagun yang menguping sedari tadi merasa lelah melihat kasih sayang diantara mereka “Aku harus segera mengakhiri cinta mereka” bathin Shagun geram SINOPSIS MOHABBATEIN episode 342 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top