SINOPSIS MOHABBATEIN episode 328 “BULAN MADU KE DUBAI BATAL” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 328 “BULAN MADU KE DUBAI  BATAL” by. Sally Diandra Begitu sampai di rumah, Suraj dan Ashok sedang ngobrol soal makan malam mereka yang sudah selesai, saat itu Mihika memanggil Ashok “Apakah kamu menunggu aku untuk makan malam ? Tapi sayangnya aku sudah makan malam baru saja dengan klien”, “Bagaimana aku bisa membiarkan semua makanan ini dengan percuma ?” sahut Mihika menimpali ucapan Ashok “Ooh tidak, kamu sekarang kan mempunyai dua lemari es”, “Ashok, asal kamu tahu saja tadi aku pergi keluar dengan temanku dan begitu pulang, aku langsung masak untuk kalian berdua” ujar Mihika “Aku akan ke kamar dulu, aku sudah ngantuk” Mihika langsung mencegah Suraj “Suraj, kamu seharusnya menemani Ashok untuk makan bersama” Mihika bersikeras meminta Ashok dan Suraj untuk makan malam lagi dengan masakan buatan Mihika 

Di rumah keluarga Bhalla, Ishita masih memikirkan soal Adi “Rupanya segala macam hal berkecamuk dalam hati Adi” bathin Ishita sedih, sementara itu Shravan mengeluh pada Bala kalau bibi Ishitanya telah memarahi dirinya meskipun Adi memukulnya “Mungkin karena kamu melakukan kesalahan, jadi bibi Ishita memarahi kamu” Raman segera menghentikan ucapan Shravan dan meminta pada Bala untuk tidak marah pada Shravan “Shravan, paman akan berada di pihakmu tapi kenapa bibi Ishita tidak mendukungmu ? Paman tidak tahu, tapi jangan cemas” ujar Raman, saat itu Adi memperhatikan mereka dan mendengar pembicaraan mereka, Adi bergegas pergi dari sana dengan perasaan marah, saat itu Ishita menghampiri Raman dan memintanya untuk ikut dengannya karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan, Raman mencoba membuat Shravan tertawa dengan gurauannya, mereka tertawa bersama sama, Ishita bersikeras meminta Raman untuk ikut dengannya, akhirnya Bala meminta Raman untuk pergi bersama Ishita, kemudian Bala membawa Shravan, ketika Bala dan Shravan sudah tidak ada, Raman baru bisa serius “Ada apa memangnya, Ishu ?” tanya Raman sambil berjalan menghampirinya 

Dirumah Ashok, Mihika merasa senang karena akhirnya Ashok dan Suraj mau menikmati makanan buatannya “Sebentar yaa, aku panasi dulu masakannya” ujar Mihika sambil mengambil makanan itu, begitu Mihika pergi ke dapur, Suraj berbisik ke Ashok “Ashok, sepertinya dia akan membunuh kita dengan menyuruh kita makan” Ashok juga merasa kalau Mihika itu tidak mudah untuk ditaklukkan, tak lama kemudian Mihika menyiapkan makanan untuk mereka “Aku tidak ingin makan ini” Mihika langsung menyela ucapan Suraj “Aku membuatnya khusus untuk kamu, kamu telah memperlakukan keluargaku dengan sangat baik jadi aku harus melakukan hal ini untuk kamu” Suraj merasa kesal dengan Mihika “Mihika, kamu bisa memainkan permainanmu ini dengan Ashok bukan denganku” Suraj segera pergi dari sana, dalam hati Mihika berkata “Aku bisa mengerti, kita mulai saja sekarang dan kita akan memainkan permainan yang seperti itu dimana mereka akan teringat pada semua hal yang telah mereka lakukan selama ini” bathin Mihika geram 

Dirumah keluarga Bhalla, Ishita memberitahu Raman untuk tidak mendukung Shravan karena Adi berada pada masalah yang sangat besar, Ishita kemudian menceritakan semuanya ke Raman tentang permasalahan yang dihadapi Adi, Raman terkejut dan menangis “Kalau dia anak yang baru berusia 3 hingga 4 tahun, kita mungkin masih bisa mengabaikannya, tapi ini Adi yang sudah berusia 12 tahun dan kita tidak bisa mengabaikannya, Adi memiliki masalah psikologis, Raman” Raman sedih mendengarnya “Anakku sedang dalam masalah dan aku tidak bisa melihatnya, aku benar benar egois, dia berada begitu dekat denganku dan aku tidak bisa melihat permasalahannya” Ishita menyela ucapan Raman “Adi sedang mengalami trauma, bukan karena kamu, Raman ,,, Adi menyayangi Ashok dan Ashok mengkhianatinya, dia itu tidak terbiasa tinggal disini, bagaimana dia akan mengurusinya dirinya sendiri ?” ujar Ishita iba “Raman, sebelumnya semuanya terlambat dan Adi melakukan kesalahan yang besar, penting bagi kita untuk membawanya ke seorang psikiater” saat itu Shagun mendengar pembicaraan mereka 

“Ishita, maksudmu anakku itu gila ? Anakku tidak gila, Ishu” Ishita langsung menjelaskan pada Raman kalau apa yang dialami oleh Adi ini bukan tentang kegilaan “Adi itu membutuhkan bimbingan seorang psikiater, dia itu mempunyai masalah mental dan tidak ada yang harus malu dengan hal ini, Adi seharusnya sehat fisik dan mentalnya”, “Kenapa bukan kamu yang menjadi ibunya Adi ? Shagun tidak pernah memikirkan dia dan kamu selalu saja memikirkan dia” Ishita menangis haru”Aku ini juga ibunya karena dia adalah anakmu, aku memang seorang ibu tiri tapi bukan seperti yang disinetron sinetron itu” ujar Ishita sambil tersenyum dan airmatanya mulai menetes “Aku hanya mengerjakan tugasku saja” kemudian mereka saling menyeka air mata mereka masing masing “Raman, kita harus membawa Adi ke psikiater segera tapi kita harus membicarakannya terlebih dulu dengan Adi” Raman menyetujui saran Ishita 

Di kamar, Shagun sedang menampar Adi karena bertengkar dengan Shravan “Kamu tahu, sekarang mereka akan membawa kamu ke psikiater, kamu akan mendapatkan kejutan listrik tahu !” Raman dan Ishita segera menghentikan tindakan Shagun “Adi, kemana kita akan pergi sekarang ? Jika kamu melakukan hal ini ?” bentak Shagun histeris “Maafkan aku, ibu” Adi menangis ketakutan, Raman segera memeluk Adi dan menghiburnya, namun Raman sangat marah ke Shagun dan mengajak Adi keluar, Ishita lalu bertanya pada Shagun “Shagun, kenapa kamu bicara seperti itu dengan Adi ? Dia itu sudah sangat setres, aku akan mengatakan permasalahannya” ujar Ishita geram, di tempat Raman, Raman berusaha menjelaskan ke Adi “Adi, rumah ini adalah rumahmu juga sama seperti Ruhi” ujar Raman sambil memberikan segelas air putih untuk Adi “Kamu adalah anak ayah, apapun yang ibumu katakan, ayahmu selalu bersama kamu, ayoo tersenyumlah” Adi tersenyum mendengar ucapan Raman “Kamu harus selalu tersenyum, ayah bisa melakukan apapun untuk membuatmu tersenyum” hibur Raman 

Sementara itu Ishita menjelaskan pada Shagun tentang kondisi Adi yang sebenarnya, Shagun menangis sambil berkata “Kasihan Adi, dia mendapatkan hukuman karena kesalahanku”, “Shagun, jangan salahkan dirimu sendiri, Adi membutuhkan bimbingan, aku merasa kita semua seharusnya menyelesaikan permasalahan Adi bersama sama” Shagun masih menangis dan berkata “Ishita, terima kasih, kamu telah melakukan banyak hal untuk Adi” Ishita hanya tersenyum kemudian berlalu dari sana meninggalkan Shagun, dalam hati Shagun berkata “Tunjukkan terus rasa simpatimu yang berlebih pada Adi, Ishita ,,, semakin keras kamu berusaha untuk menunjukkan kehebatanmu maka aku akan menjatuhkanmu semakin dalam, sebelum itu, aku harus bisa mengendalikan Adi terlebih dulu” bathin Shagun licik 

Nyonya Bhalla meminta Ishita untuk membawa syal kalau pergi ke Dubai untuk membuat tubuhnya tetap hangat, Simmi ikut menyela pembicaraan mereka dengan menggoda Ishita “Tenang saja, ibu ,,, ada kak Raman disana yang akan membuat tubuh Ishita hangat” Ishita lalu menyela pembicaraan mereka “Maafkan kami, kami tidak bisa pergi ke Dubai, karena Adi mempunyai masalah yang harus segera kami atasi, itulah mengapa kami memutuskan kalau kami tidak akan pergi ke Dubai, saat ini Raman sedang membatalkan tiketnya” nyonya Bhalla dan Simmi tertegun “Kami akan membawa Adi ke psikiater”, “Ishita, biar kami saja yang membawa Adi kesana, jadi kalian berdua bisa pergi kesana, kalian berdua harus punya kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama hanya berdua saja” sela nyonya Bhalla “Biar aku saja yang membawa Adi, kalian bisa bergabung nanti” sahut Shagun “Iyaaa, itu benar biar ibu nanti yang akan pergi dengan Shagun, jadi kamu tidak perlu membatalkan acaramu ke Dubai, Ishita” ujar nyonya Bhalla, Shagun juga mengatakan hal yang sama mendukung mantan ibu mertuanya ini “Apalagi kak Raman juga sangat bersemangat sekali dengan perjalanan kalian berdua kali ini, telfon saja dia, Ishita ,,, dan minta padanya untuk tidak membatalkan tiketnya” sela Simmi “Baiklah” ujar Ishita setelah mendapat dukungan dari semua pihak, Ishita pun bergegas memberitahu Raman 

Akhirnya Raman dan Ishita sudah siap dengan barang barang yang hendak mereka bawa ke Dubai, nyonya Bhalla membawakan makanan ringan untuk mereka “Bagaimana dengan Ruhi ?” tanya Ishita cemas “Ruhi kelihatan kesal” Simmi menimpali ucapan ibunya “Sudah tidak usah cemas, kami semua akan mengurusi Ruhi” semua orang meminta Raman dan Ishita agar menikmati perjalanan mereka, tiba tiba Shagun datang dan berkata “Ada kabar buruk, aku sudah mengadakan pertemuan ,,,” Ishita langsung menyela ucapan Shagun “Ada apa, Shagun ?”, “Pertemuan untuk masalah Adi sedikit membingungkan, apa yang harus kita lakukan ? Psikiater bilang kalau kedua orangtua si anak harus datang, kalau tidak pengobatannya tidak akan bisa dimulai, lebih baik aku akan mengambil janji ketemuan nanti saja” Ishita menggeleng 

“Jangan ! Raman akan pergi bersamamu hari ini, Adi itu sangat penting, dia akan merasa penting kalau kedua orangtuanya hadir, aku minta maaf pada semuanya, kami tidak bisa pergi ke Dubai saat ini” kemudian Ishita meminta Shagun dan Raman untuk memesan tempat untuk janji ketemuan dan Ishita yang akan membatalkan tiketnya, Shagun tersenyum senang dan berpura pura sedih didepan Ishita sambil berkata “Maafkan aku, Ishita”, “Tidak apa apa, tanyalah jam berapa ketemuannya, ayahnya Adi akan selalu bersama dirinya” ujar Ishita tulus, dalam hati Shagun berkata “Ishita itu memang baik, lugu, aku harus memikirkan bagaimana caranya untuk menyuap seorang perempuan yang seperti itu untuk melakukan seperti yang aku katakan ? Maafkan aku, Ishita, aku tidak senang dengan perjalananmu bersama Raman ke Dubai” bathin Shagun dengan senyum liciknya, 

Raman kemudian menghampiri Ishita “Maafkan aku, ini semua terjadi karena aku dan anakku”, “Kenapa kamu bilang seperti itu ? Aku juga tidak ingin pergi ke Dubai, apakah ini bagus dengan mengatakan kalau Adi itu anakmu, masalah itu hanya masalah kalian, kenapa kamu tidak mengatakan kalau ini adalah permasalahanku juga ? Aku tahu kamu pasti akan mengatakan terima kasih banyak, itu yang aku tidak mau” Raman hanya terdiam “Raman, jika kamu ingin memberikan sesuatu padaku, aku ingin sesuatu yang lain dan aku serius akan hal ini” ujar Ishita SINOPSIS MOHABBATEIN episode 329 by. Sally Diandra 

                           PREV        NEXT
Bagikan :
Back To Top