SINOPSIS Yeh Hai Mohabbatein episode 08 by. Sally Diandra

SINOPSIS Yeh Hai Mohabbatein episode 08 by. Sally Diandra Raman masih telfon dengan Mihir dan mengabarkan pada Mihir kalau Ruhi baik baik saja sekarang “Dia sudah tertidur nyenyak saat ini” Raman merasa lega begitu melihat putrinya tertidur pulas “Lebih baik kamu juga istirahat sekarang, Raman ,,, aku yang akan mengatur semuanya” Raman menggeleng “Tidak, aku akan datang ke kantor” Raman kemudian menghampiri Ruhi dan membelai rambutnya yang panjang sambil tersenyum haru dan kembali Raman melihat tahi lalat di atas bibir Ruhi, Raman teringat akan istrinya, ibu kandung Ruhi yang juga memiliki tahi lalat yang sama diatas bibirnya, Raman merasa sangat kesal, saat itu Raman melihat gelang Ishita ada dalam genggaman tangan Ruhi, diambilnya gelang itu 


Keesokan harinya, Ishita membangunkan Mihika dengan menyentuhkan tangannya ke secangkir kopi panas yang dibawanya, Mihika kaget lalu mereka ngobrol berdua, Amma berusaha menguping apa yang sedang mereka bicarakan, Appa yang melihatnya sedang menguping merasa heran “Amma, sedang apa kamu disini ?” Amma menyuruh Appa pergi “Sudah sana, aku sedang mencari tahu, apa yang mereka bicarakan berdua” ujar Amma senang “Tidak ada seorangpun yang melakukan seperti ini” Appa tidak suka dengan sikap Amma “Semua ibu di dunia ini pasti melakukan hal ini, aku hanya ingin tahu apakah Ishita ngobrol dengan laki laki itu atau tidak ?” Appa heran 

“Laki laki yang mana ?” Amma langsung menyahut “Raman !” Appa lalu meminta kopi dan Amma segera membuatkan kopi untuk suaminya ini Mihika sedang ngobrol di telfon dan ketika melihat Ishita, Mihika segera menutup telfonnya, rupanya Mihika memuji penampilan Ishita, Ishita tidak percaya kalau Mihika peduli dengan penampilannya “Bukan seperti itu, kakak ,,, ayoo sekarang kamu pergi ke klinik, aku akan menyusul kesana nanti, lalu kita bisa pergi bareng ke bioskop, bagaimana ?” ujar Mihika senang 

Kebetulan saat itu nyonya Bhalla juga berencana untuk pergi ke bioskop, Rummi menemui ibunya dan bertanya tentang Rinki, adiknya “Dia itu sedang kuliah” ujar tuan Bhalla “Katakan padaku, ibu ,,, memangnya ada apa ?” nyonya Bhalla lalu menceritakan tentang film yang ingin di tontonnya “Apakah perlu aku belikan tiketnya, bu ?” pinta Rummi, tuan Bhalla lalu bertanya soal tiketnya ke Rummi Raman bertemu dengan Rummi “Kakak, sarapan dulu karena kakak akan pergi ke kantor kan ?” Raman mengabaikan permintaan Rummi, Raman mencoba ngobrol dengan ayahnya tapi tuan Bhalla terlihat kesal dengan Raman, akhirnya Raman pergi begitu saja, ketika berada di tangga, Raman bertemu dengan Ishita, Ishita segera menghentikan langkah Raman “Tuan, aku ingin bicara dengan kamu” ujar Ishita penuh harap 

“Aku telah membayar semuanya kan ?” Ishita menyela ”Aku ingin bicara tentang Ruhi” Raman tertegun “Apa yang ingin kamu bicarakan tentang Ruhi ?” tanya Raman kesal “Aku ingin kamu memberikan sedikit waktumu untuk Ruhi” Raman kelihatan tidak suka “Bilang saja pada ibuku tentang Ruhi, disini disana, ada banyak orang yang melihat kearah kita, aku tidak ingin ada yang bergosip tentang kita” Raman merasa tidak nyaman ngobrol di area terbuka dengan seorang wanita “Bagaimana kalau kamu datang ke coffee shop di dekat klinikku, kita bisa ngobrol disana” Raman langsung menyahut “Baiklah, aku akan menemuimu satu jam lagi” Raman bergegas pergi dari sana 

Raman akhirnya sampai di kantor dan saat itu Mihir sedang membeli emas untuk ibunya, Raman teringat akan Ishita “Aku bahkan juga ingin membelinya” Mihir heran “Untuk siapa ?” saat itu Raman mendapat telfon dari seseorang “Tidak ada seorangpun dalam kehidupan Raman, jika memang ada, maka aku harus mencari tahu” ujar Mihir penasaran Nyonya Bhalla sedang menegur pembantunya, pembantunya menemukan gelang Ishita di kantung celana Raman lalu menunjukkannya pada majikannya itu 

“Ini gelang wanita, tapi gelangnya sudah rusak, aku akan bertanya pada Raman nanti, gelang siapa ini dimana gadis itu tinggal, kenapa dia tidak mengatakannya padaku ?” nyonya Bhalla mulai penasaran, saat itu Ruhi datang dan menemui neneknya “Ruhi, kemana ayahmu membawa semalam ?” tanya nyonya Bhalla “Ayah membawaku ke dokter gigi dan ayah juga merawatku dengan sangat baik” nyonya Bhalla sangat senang mendengarnya dan berharap keluarga Raman akan komplit lagi seperti dulu 

Mihir sedang berada dijalan dan melihat Mihika, pacarnya sedang bersama dengan sekelompok mahasiswa “Apa yang terjadi disana ?” Mihir merasa heran karena saat itu polisi datang dan menahan para mahasiswa tersebut, Mihir mencoba menyelamatkan pacarnya “Aku benar benar tidak percaya Tuhan telah mengirimkan kamu dalam hidupku” Mihika langsung menyela “Aku telah berbohong pada kakakku” Mihir menyahut “Seharusnya kamu bilang padanya kalau kamu sudah punya pacar” kemudian Mihirn memberikan gelang emas untuk Mihika sambil berkata “Aku membeli gelang ini dari gajiku selama tiga bulan” Mihika menggeleng “Aku tidak mau, Mihir, aku ingin Chat (makanan) Delhi, apakah kamu ingat ketika kita bertemu di toko Chat” Mihir merasa heran 

“Jadi kamu ingin makanan yang seharga 10 rupee ketimbang gelang emas ini ?” Mihika mengangguk senang “Tidak ada seorangpun yang bisa mengambil dan membeli kenangan kita berdua, Mihir” ujar Mihika penuh cinta “Kalau begitu menikahlah denganku, Mihika” Mihika menggeleng “Pertama, biarkan aku mengenal kamu lebih jauh terlebih dulu, karena aku tidak percaya dengan laki laki” Mihir menyela “Jadi kamu ini datang dari Chennai ke Delhi” Mihika mengangguk “Iya, aku datang, lalu kita menikah tapi tidak ada seorangpun yang tahu tentang kita, keluargaku tidak tahu kalau aku sedang berkencan dengan laki laki Punjabi, cuma kak Ishita yang bisa meyakinkan keluargaku” Mihir lalu bicara tentang Raman, rupanya Mihika ingin menjodohkan Ishita dengan Raman “Jika mereka bisa bersatu maka kita bisa menikah, itu rencananya, bagaimana ?” tanya Mihika senang 

Raman datang ke coffee shop tepat waktu, tak lama kemudian barulah Ishita yang datang “Aku punya waktu lima menit” ujar Raman dengan gayanya yang arogan sambil melihat kearah jam tangannya, kemudian pelayan cafe bertanya tentang pesanan mereka, mereka memesan kopi sesuai selera masing masing, kemudian Ishita dan Raman baru ngobrol berdua “Ruhi itu hanyalah seorang anak kecil, aku tahu kalau semua orang menyayangi Ruhi tapi dia sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang darimu sebagai ayahnya, aku harap kamu bisa merawat Ruhi dengan baik karena Ruhi itu anak yang sangat special dan aku merasa terhubung dengannya, aku bisa melihat penderitaan di matanya, aku tidak tahu dimana ibunya, tapi ,,,” Raman segera berteriak memotong ucapan Ishita “Cukup ! Ruhi adalah putriku ! Kamu menyuruh aku kesini setelah aku datang ke klinikmu ? Kamu ini cuma tetanggaku, aku tidak membutuhkan nasehatmu, aku ini adalah ayahnya dan aku akan mengurusinya !” ujar Raman kesal 

Sementara itu Amma sedang berjalan ke arah klinik Ishita sambil menelfon adiknya, Soumya, Amma hendak memberikan bekal makan siang untuk Ishita “Aku hanya ingin tahu apakah Ishita itu punya pacar atau tidak ?” saat itu Amma melihat Ishita sedang bersama Raman di coffee shop, Amma sangat senang melihatnya dan bersorak sorai karena gembira “Soumya, aku melihat mereka berdua sedang berada di coffee shop” Soumya merasa senang mendengarnya “Coba cari tahu tentang laki laki itu, kak ,,, siapa dia sebenarnya” saat itu Ishita hendak membayar pesanan mereka namun ternyata Raman sudah membayarnya, Ishita tidak suka “Aku datang kesini untuk bicara tentang Ruhi bukan untuk minum kopi dengan kamu” ujar Ishita kesal, 

Dari kejauhan Amma masih memberikan informasi ke adiknya tentang Raman dan Ishita “Mereka rupanya sedang bertengkar, seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar” sementara itu di dalam coffee shop Raman memberikan gelang emas ke Ishita “Ambil ini karena Ruhi sudah merusak gelang emasmu” di luar Amma yang melihatnya merasa senang “Raman memberikan sebuah kota perhiasan untuk Ishita, Soumya” ujar Amma, kembali ke dalam coffee shop 

“Lima menitnya sudah berakhir, aku harus pergi sekarang” Ishita tertegun “Aku juga tidak tertarik untuk ngobrol dengan kamu” Ishita segera pergi meninggalkan Raman, Raman hanya menatapnya, sesampainya diluar, Amma bersembunyi ketika melihat mereka berdua keluar dari coffee shop, Amma melihat Raman pergi dengan mobilnya, sedangkan Ishita kembali ke kliniknya, Amma segera menaiki bajaj dan mengikuti kemana Raman pergi 

Sesampainya di kantor Raman, Amma sangat senang melihat kantornya yang besar “Waaah kantornya sangat bagus” kemudian Amma bertanya pada resepsionis dimana ruang kantor Raman “Dia itu bos kami” Amma semakin senang, saat itu Amma bertemu dengan seorang pegawai dan berkata “Namaku Subramanium Iyer, aku ingin slip gaji tuan Raman” pegawai itu bertanya tanya dengan tatapan yang tidak mengerti, kemudian pegawai itu menyuruh Amma duduk dan segera berlalu ke ruang kantor Raman, begitu memasuki ruang kantor Raman, pegawai itu berkata 

“Tuan Raman, ada seorang wanita yang datang dan bertanya tentang slip gaji anda” Raman tertegun “Untuk apa ?” tanya Raman heran “Dia bilang kalau pernikahanmu telah ditetapkan dengan anak perempuannya” Raman kaget “Apa ?” Raman lalu menengok ke luar kantornya melalui jendela dan memperhatikan Amma dari kejauhan “Siapa wanita itu ? Dan kenapa dia berbohong kalau aku ini akan menjadi menantunya ? Aku benar benar membenci kebohongan seperti ini !” bathin Raman kesal SINOPSIS Yeh Hai Mohabbatein episode 09 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top