SINOPSIS MAHAPUTRA episode 223 (11 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 223 (11 Juni 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, saat itu Raja Udai Sing sedang berdisikusi dengan tamu tamunya membahas soal penyerangan Jalal pada kerajaan bangsa Rajput lainnya “Apa yang akan terjadi pada Jalal kalau nanti Jalal menyerang Mewar ?” tanya Raja Udai Singh “Aku akan ikut bersamamu dan bertarung bersama sama denganmu, Raja Udai Singh” ujar Raja Maldev Singh, tak lama kemudian salah satu prajurit memasuki ruangan tersebut dan memberikan surat dari kerajaan Kherwa, yang mengabarkan kalau ada gerakan misterius dari prajurit Mewar, Raja Maldev Singh melirik ke Raja Udai Singh “Raja Udai Singh, aku bisa mentoleransi hal ini”, “Aku akan pergi ke sana dan melihat keadaan disana” ujar Raja Udai Singh 

Di kerajaan Ajmer, Jalal memberikan peringatan pada orang orang Ajmer Samant “Kalian harus waspada kalau hendak melawan aku !” sementara itu Raja Udai Singh sampai di kerajaan Khewar “Aku akan membuat tenda di perbatasan dan mengatasi semua permasalahan yang ada” ujar Raja Udai Singh, kemudian Raja Udai Singh memberikan sebuah surat pada Raja Jait Singh yang mengabarkan kalau Raja Maldev Singh akan menikahi adik dari Ratu Shobagywati, Shobagyawati dan adiknya terkejut mendengar hal ini, 

Di tempat Jalal, Jalal dan pasukannya mulai menyerang pasukan Ajmer, 

Sementara itu di kerajaan Khewar, malam itu adik Shobagyawati yang bernama Veera Bai gelisah, tidak bisa tidur, sementara Shobagyawati telah tertidur pulas, Veera Bai teringat akan tatapan mata Raja Maldev Ji yang liar menatapnya ketika meminta dibawakan minuman, Veera Bai sangat takut pada Raja Maldev Ji “Aku tidak mau menikah dengan Maharaja Maldev Ji” ujar Veera Bai sambil berlalu dari kamar dan meninggalkan kakaknya yang masih tertidur lelap, begitu sampai di koridor istana Veera Bai langsung bersembunyi di balik tirai sambil berjalan mundur namun tiba tiba tubuhnya menyenggol guci di sebelahnya hingga jatuh dan menimbulkan suara ribut, prajurit menyadari ada penyusup yang masuk ke istana, prajurit itu pun langsung mengejar Veera yang menutupi tubuhnya dengan syal besar, tak lama kemudian Veera Bai berhasil keluar dari benteng Khewar dan melihat ada tenda pasukan Mewar, Veera Bai segera berlari kesana dan bersembunyi di salah satu tenda yang ada, Veera Bai langsung bersembunyi di bawah kolong di tempat tidur 

Pada saat yang bersamaan, pasukan Mewar sedang membuat sebuah rencana, tepat pada saat itu Raja Udai Singh sampai di tempat mereka dan berkata “Jika kita akan bertarung melawan kerajaan Marwar maka bagaimana bisa kita akan berperang melawan Jalal ?” ujar Raja Udai Sing, sementara itu Jalal berusaha menaiki benteng Ajmer sambil membunuh semua prajurit yang menghadang langkahnya, hingga akhirnya Jalal berhasil sampai di benteng yang paling tinggi kemudian mengibarkan bendera Mughal setelah mengganti bendera Ajmer, seluruh pasukan Mughal yang sudah bersiap di depan benteng Ajmer merasa senang dan bangga sambil mengelu elukan nama Jalal “Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad !” 

Di tenda Raja Udai Singh, nampak Raja Udai Singh sedang tertidur pulas sementara Veera Bai masih bersembunyi di kolong tempat tidur Raja Udai Singh, setelah di rasa keadaan sudah aman dan sepi, Veera Bai segera keluar dari tempat persembunyiannya dan dilihatnya Raja Udai Singh sedang tertidur, ketika Veera Bai hendak pergi dari tenda itu, tiba tiba di dengarnya suara prajurit yang masih sibuk mencari dirinya, Veera Bai merasa bingung dan kepalanya pening, tiba tiba hitam dan Veera Bai pun jatuh pingsan 

Keesokan harinya Pratap telah kembali ke benteng Mewar, Ratu Bhatyani menyambut kedatangannya dan melakukan ritual aarti padanya, Pratap heran ketika melihat hanya Ratu Bhatyani yang menaymbutnya, menurut Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta saat ini sedang sakit dan sedang beristirahat di kamarnya, kemudian Pratap mencari cari Ajabde, ketika Pratap memasuki kamar Ajabde, ternyata kamar Ajabde kosong dan telah rapi, nampaknya Ajabde telah pergi, Pratap mencoba mencari tahu tentang Ajabde pada Phool, ketika mereka bertemu di koridor istana, dari Phool, Pratap mendapat kabar kalau Ajabde telah pulang, kembali ke Bijolia, Pratap kaget “Bagaimana bisa dia pulang, Phool ?” Pratap nampak marah “Aku pergi untuk mengundang teman temanku ke pernikahan kita, tapi selama aku pergi, kamu malah menyuruhnya pergi ?” ujar Pratap kesal “Pangeran Pratap, dia itu hanya anak dari keturunan Samant” Pratap semakin tidak mengerti dengan pemikiran Phool “Jika seseorang telah mendiskriminasi sebuah persahabatan maka aku merasa iba dengan hal itu !” tepat pada saat itu Ratu Umma Ji dan Ratu Bhatyani menghampiri mereka dan berkata “Sudahlah pangeran Pratap, lupakan semuanya dan teruslah maju ke depan !” Pratap semakin heran dengan semua orang yang ada di sekitarnya ini “Bagaimana bisa kalian semua melakukan hal ini ?” tanya Pratap, 

Sementara itu Raja Ajmer sangat terkejut ketika melihat Jalal ada di bentengnya dengan bendera Mughal SINOPSIS MAHAPUTRA episode 224 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top