SINOPSIS MAHAPUTRA episode 8 (6 Juni 2013) Di istana Mewar, Maharaja memasuki istana dan menuju ke kamarnya sendiri dimana ada foto ibunya terpampang disana, Maharaja merasa marah ketika mengingat masa lalunya dulu “Ibu, kamu telah menunjukkan sebuah pengorbanan dan sekarang saatnya Mewar melihat sebuah pengorbanan lagi, restuilah istri istriku para Ratu Mewar, ibu” ujar Maharaja sedih sambil memandangi foto mendiang almarhum ibunya
Dikamar Maharani Choti, Maharani Choti sedang bersiap sambil berdandan bersama para pelayannya kemudian menyuruh pelayannya untuk menemui Maharaja dan menanyakan apakah Maharaja akan menemuinya atau tidak, tak lama kemudian Maharaja menemui Maharani Choti, mereka berdua saling memandang satu sama lain, Maharaja membelai wajah istrinya itu, Maharani Choti memegang tangan Maharaja denga kedua tangannya dengan penuh gairah “Pergilah dan istirahat saja dulu karena aku harus menemui Maharani untuk sebuah pekerjaan penting jadi jangan tunggu aku, istirahat yang banyak itu akan baik untukmu” ujar Maharaja, Maharani Choti merasa kecewa karena ternyata malam ini mereka tidak bisa menghabiskan waktu bersama
Maharani Jayanti sedang menceritakan sebuah dongeng untuk Pratap, Pratap mulai mengantuk tapi dia mendengarkan dengan seksama semua isi dongeng tersebut dan menceritakannya kembali, ibunya memberkatinya, tak lama kemudian salah satu pelayan mengabarkan kalau Maharaja datang dan akan menemui Maharani “Maharaja datang kesini, inilah saatnya” ujar Maharani, Maharaja menemuinya dan melihat Pratap yang telah tertidur dipangkuan Maharani, Maharaja membelai wajah Pratap yang tertidur pulas dan berkata “Hari ini Pratap telah melakukan pekerjaan bagus” ujar Maharaja bangga “Dia telah mengikuti setiap langkahmu, Rana Ji” ujar Maharani “Maharani, kamu tahu situasinya kan saat ini dan kamu juga sudah tahu apa yang akan terjadi nanti” ujar Maharaja lagi “Aku bisa menduganya” Maharaja tersenyum memandang istrinya “Kamu memang idola semua wanita dan kamu seharusnya menjadi contoh untuk setiap orang dan sejarah juga” Maharani tersenyum dan meletakkan kepala Pratap di tempat tidur kemudian mendekati Maharaja “Kami adalah bangsa Rajput dan kami tahu tanggung jawab kami sejak kami lahir, kamu tidak usah khawatir, Maharaja ,,, karena aku akan menjalankan tugasku dengan penuh semangat dan mintalah semua orang melakukannya juga”, “Buatlah semua orang bersiap dengan peperangan ini” ujar Maharaja lagi “Kamu mengerjakan tugasmu saja dan aku akan melaksanakan kewajibanku dan aku akan mengatur semuanya, namun apa yang kamu pikirkan tentang anak anak” Maharaja sekilas menoleh ke belakang dan melihat Pratap yang masih tertidur dan berkata “Aku akan mengatakan padanya nanti” ujar Maharaja “Restu Dewa akan selalu bersama kita” ujar Maharaja kemudian berlalu dari kamar Maharani, Maharani menghampiri Pratap dan mulai menangisi nasibnya, Pratap mendengar semua pembicaran ayah ibunya ketika dia sedang tertidur namun dia berpura pura tertidur lelap “Aku harus mencari tahu tentang Johar” bathin Pratap dalam hati
Pratap sedang melakukan latihan olahraga di dalam istana, tak lama kemudian saudaranya menghampirinya dan bertanya “Pangeran, kenapa kamu datang pagi pagi sekali ?”, “Aku ingin mengatakan padamu tentang sesuatu yang sangat penting !” ujar Pratap sambil mencipratkan air ke muka saudaranya itu “Bangun !” saudaranya yang berbadan gendut itu kaget “Kemarin malam aku mendengarkan pembicaraan antara Maharaja dengan Maharani, sebuah pembicaraan yang luar biasa !” bisik Pratap “Apakah itu tentang harimau ?”, “Mereka tidak berbicara tentang harimau, mereka berbicara tentang Rajput dan Johar, aku memikirkan tentang pembicaraan mereka dan aku ingin tahu apa maksudnya ?” saudara Pratap nampak bingung “Aku tidak bisa membantu dalam hal ini”, “Jika kamu tidak membantu aku maka aku tidak akan mengajak kamu ke hutan lagi” akhirnya saudara Pratap setuju dengan permintaan Pratap “Lalu apa yang harus aku lakukan ?”, “Kamu harus mencari tahu apa yang ada dalam benak Maharani” saudara Pratap kaget “Bolehkah aku beristirahat ?”, Tidak boleh ! Aku ingin kamu mencari tahu tentang artinya Johar !” ujar Pratap
Di sebuah ruangan yang tertutup nampak seorang wanita tua membuka pintu kamarnya “Siapa diluar ?” ketika wanita tua itu membuka pintu dilihatnya Maharani sedang berdiri di depannya “Maharani, kamu kesini ? Seharusnya kamu kemari jika aku mengundang kamu kesini”, “Bolehkah aku masuk ?” tanya Maharani wanita tua itu mengijinkan Maharani untuk masuk ke ruangannya “Apakah hari ini telah tiba saatnya ?” tanya wanita tua itu dengan perasaan gelisah dan gundah gulana “Iya, hari ini telah tiba” wanita itu menangis “Itulah mengapa aku menemuimu, tolong berikan padaku kunci ruangan Johar” wanita itu semakin menangis ketika Maharani meminta kunci tersebut, kunci yang telah disimpannya cukup lama “Sekali lagi aku harus melihat hari ini”, “Kejadiannya memang menakutkan akan tetapi motifnya itu sungguh luar biasa, kamu itu termasuk orang yang beruntung menjadi bagian dari kebanggaan Mewar, sekarang mana kuncinya ?” Maharani kembali meminta kunci itu pada wanita tua, wanita tua itu membuka sebuah kotak dan mengambil sebuah kunci yang disimpannya disana bertahun tahun, diambilnya kunci itu dan diberikannya kunci itu pada Maharani, wanita tua itu memberikan restu padanya ketika Maharani menerima kunci itu dengan tersenyum
Pratap sedang mencari kesana kemari ibunya, semua orang ditanyainya satu per satu apakah mereka melihat Maharani atau tidak ? saudaranya juga menghampiri Pratap dan berkata “Pangeran, Maharani tidak terlihat dimanapun” pada saat itu Khuwar Shakti sedang berlatih memanah, beberapa kali melesatkan anak panahnya, tak satupun yang mengenai sasaran, semua anak panahnya selalu berada dipinggir dan tidak berada ditengah, Khuwar Shakti sangat kesal dibuatnya
Dari kejauhan Pratap melihat ibunya “Apapun yang ibu lakukan, sepertinya ibu menyembunyikannya dari aku jadi aku harus bersembunyi juga dari ibu” saat hendak mengikuti ibunya, Pratap melalui tempat Khuwar Shakti bermain panah, Khuwar Shakti langsung menantangnya “Aku tidak takut denganmu tapi aku harus menemui ibuku dulu !” ujar Pratap “Hah ! Kamu ini penakut ! Kamu cuma alasan saja kan dengan menghindar dari aku ?” ujar saudara tiri Pratap “Baiklah, aku terima tantanganmu !” Pratap langsung menanggapi tantangan Khuwar Shakti, Pratap segera mengambil anak panah yan tersedia disana kemudian mulai membidik sasaran yang dituju dan tak lama kemudian Pratap mulai melesatkan anak panahnya, anak panah Pratap menuju pada target yang tepat yaitu tepat pada tengah sasaran, Shakti sangat terkejut melihat kemampuan Pratap yang berhasil memanah sasaran “Ini sudah cukup !” ujar Pratap senang.
Dari kejauhan Pratap melihat ibunya sedang menuju pada sebuah ruangan, ruangan itu terkunci dan ruangan itulah yang di sebut Johar, Maharani mulai membuka ruangan tersebut dan memasukinya, didalam ruangan Maharani memegang lantai di depan pintu dan diusapkannya debu yang menempel di lantai itu ke dahi hingga rambutnya, wanita tua itu masih menangis sambil memperhatikan Maharani.