SINOPSIS MOHABBATEIN epsiode 171 by. Sally Diandra "RAMAN KEPERGOK"
Ishita menemui Amma dan melihat Amma sedang memasak setelah sekian lama, Ishita menghentikannya “Ishita, apakah kamu telah memberikan persembahan ke Ruhi dan Shravan ?” Ishita menggeleng “Tidak, ibu ,,, aku terlambat” Amma kemudian memuji Raman karena telah menjaga semua orang “Kamu itu sangat beruntung, Ishita ,,, memiliki suami seperti Raman, dia itu seperti Dewa”, “Bahkan Dewa itu juga tanah liat, ibu” Amma tertegun “Tidak ada apa apa, ibu ,,, lebih baik ibu masuklah ke kamar, aku akan membuat semuanya” Amma berlalu dari sana menuruti perintah Ishita, sementara Ishita benar benar penasaran dengan apa yang telah dilakukan oleh Raman dan Shagun tadi “Apa ini ? Kenapa Raman menyembunyikannya dariku ? Kenapa dia berbohong padaku tentang hubungannya dengan Shagun ?” Ishita bertanya tanya
Saat itu Pathak sedang ngobrol dengan Raman dan Shagun “Aku sudah bicara dengan seorang pengacara, dia akan mengurusi semuanya, aku sudah memastikan hari ini akan bertemu dengannya” ujar Pathak “Kita tidak bisa bertemu disini”, “Iya lebih baik di hotel” Pathak menyaut ucapan Raman “Orang ini adalah mentorku, dia tidak akan mengatakan pada siapapun” kemudian Pathak ingin ngobrol berdua dengan Raman “Shagun, lebih baik, kamu tunggu diluar” Shagun pun keluar meninggalkan mereka “Raman, apakah kamu yakin mau membantu Shagun ?”, “Pathak, aku memang tidak bisa menyembunyikan apapun dari kamu, kamu ini adalah teman dan saudaraku, aku melakukan hal ini hanya untuk Adi, cobalah untuk mengerti, jika kita tidak menang maka Adi akan sangat terluka, hal itu tidak aku inginkan” Pathak mulai mengerti “Baiklah”, “Aku mohon urusi semuanya, sebelum Ishita, Mihir dan ibu mertuaku tahu tentang hal ini, sembunyikan permasalahan ini” ujar Raman penuh harap “Baiklah, aku janji, aku tidak akan menceritakan rahasiamu ini pada siapapun, percayalah padaku” hibur Pathak
Bala bisa melihat kalau Ishita sedang bersedih “Ada apa denganmu, Ishita ?” Ishita melirik kearah Amma dan memintanya untuk masuk ke kamar dan berisitirahat “Kalau ibu tidak nurut, aku akan mengirimkan ibu ke rumah sakit lagi” Amma menuruti lagi permintaan Ishita, setelah Amma tidak ada, Bala pun bertanya lagi “Sekarang katakan padaku, apakah ada yang serius ?” Ishita mengangguk dan menceritakan semuanya pada Bala tentang Raman dan Shagun “Raman tidak mengatakan apa apa padamu ? Tapi kenapa dia berbohong ? Apakah ini ada kaitannya dengan Adi ?”, “Aku tidak pernah menghentikan tindakannya kalau berkaitan dengan Adi, aku juga tidak pernah menghentikannya kalau ingin bertemu dengan Shagun, aku merasa sedih karena dia telah berbohong denganku” Bala bisa mengerti bagaimana perasaan adik iparnya ketika Ishita berhenti berkata kata di kalimat “Aku merasa terluka oleh yang satu ini ,,,” Ishita sudah tidak mampu melanjutkan kalimatnya dan langsung pergi meninggalkan kakak iparnya “Aku tahu apa yang ingin kamu katakan Ishita tapi seharusnya Raman tidak melakukan hal ini, aku rasa aku bicara dengan Raman” ujar Bala geram
Saat itu Raman, Pathak dan Shagun datang ke hotel untuk bertemu dengan pengacara tersebut, Raman kemudian memberitahu ke resepsionis hotel kalau tamunya nanti akan datang, mereka bisa langsung menuju kamar yang dipesannya, kebetulan saat itu Romi dan teman temannya juga datang ke hotel tersebut “Aku sudah memesan kamar untuk kamu, jangan tegang” ujar Romi pada temannya, kemudian Romi mendatangi resepsionis “Namaku Romi Bhalla”, “Tuan Bhalla” resepsionis itu lalu memberikan kunci kamar yang dipesan oleh Raman ke Romi, sementara itu Pathak sedang keluar dari kamar untuk menunggu teman pengacaranya itu, Raman dan Shagun sendirian di kamar,
Romi mencoba mencari cari kamar yang dipesannya, hingga akhirnya Romi menemukan kamar itu dan masuk ke dalam kamar, namun begitu masuk, Romi terkejut karena dilihatnya Raman dan Shagun sedang berada didalam kamar hotel itu berdua, Romi langsung menutup pintu dan bertanya tanya ada apa dengan kakaknya ? Sesaat kemudian semua teman teman Romi datang, Romi langsung mengajak mereka pergi “Ini bukan kamar kita, ada orang lain di dalam sana, ayooo kita pergi saja dari sini” Romi bergegas berlalu dari sana bersama teman temannya
Tak lama kemudian Pathak mengabari Raman kalau teman pengacaranya itu akan datang 10 menit lagi, akhirnya pengacara teman Pathak itu datang, Raman segera menceritakan semuanya secara detail keteman Pathak tersebut, saat itu Mihir menelfonnya, Raman langsung mereject telfon Mihir, sekretaris Raman mengabarkan kalau Raman membatalkan semua pertemuan karena ada urusan yang lebih penting “Urusan penting apa ?” tanya Mihir heran, sedangkan di hotel Raman masih ngobrol dengan pengacara itu “Ini memang sebuah kesalahan tapi bisa berimbas pada anakku, Adi, Adi sangat terikat dengan Shagun, aku tidak bisa melukainya “Tuan Raman, ini adalah kecelakaan ibu mertua anda, kenapa anda malah ingin menyembunyikannya sekarang ?”, “Tidak ada yang lebih penting untukku daripada anakku” ujar Raman sambil mematikan ponselnya, ketika Mihir menelfonnya kembali, Mihir semakin heran “Ada apa ini gerangan ? Aku harap ini bukan suatu masalah” bathin Mihir dalam hati,
Sedangkan di hotel, Shagun ikut angkat bicara “Aku adalah ibunya, kalau terjadi sesuatu, aku tidak bisa hidup tanpa Adi, dia itu sangat ketakutan”, “Shagun, tenang, aku tidak akan membiarkan apapun yang terjadi padamu dan Adi” hibur Raman “Anda harus kuat, nyonya Shagun” timpal pengacara tersebut “Kasus ini tidak akan secara resmi diajukan, tapi aku akan mengurusnya agar kalian bisa keluar dari permasalahan ini” kemudian Pathak dan teman pengacaranya itu pergi, sedangkan Raman masih bersama Shagun “Tidak usah khawatir masalah uang, Shagun ,,, pengacara tadi mengatakan kalau dia akan meminta bayarannya setelah kasus ini selesai tapi kamu harus kuat” ujar Raman
Di rumah keluarga Bhalla, begitu Romi pulang kerumah, dilihatnya Ishita ada dirumah, Romi teringat pada Raman dan Shagun yang berada di dalam kamar hotel berdua “Apa yang kak Raman lakukan di kamar hotel itu bersama Shagun ? Apakah kakak ipar tahu tentang hal ini ?” bathin Romi dalam hati “Romi, bagaimana dengan sakit perutmu ?” Ishita tiba tiba bertanya pada Romi begitu dilihatnya Romi pulang “Ini mungkin karena aku janjan diluar, kak”, “Aku buatkan nasi curd kamu, ambillah” pinta Ishita “Makanya, Romi ,,, jangan suka makan diluar” sela ibunya, sedangkan Romi merasa iba dengan Ishita, Romi kemudian masuk ke kamarnya sendiri sambil berkata pada dirinya sendiri “Kak Raman tidak mungkin bohong, tapi kenapa dia ,,, apakah aku harus mengatakannya ke kakak ipar ? oohh tidak tidak kak Raman nanti pasti akan menghajarku, lalu dia pasti bertanya apa yang aku lakukan disana ? Apa yang akan aku katakan nanti ? Aku merasa terhimpit diantara kebenaran dan kebohongan” Romi merasa gelisah
Di hotel tempat Raman dan Shagun berada rupanya terbakar dan manager menyuruh seluruh staffnya untuk meminta semua tamu di dalam hotelnya itu keluar, sementara Raman, perasaannya masih gelisah “Aku sangat membutuhkan Ishita hari ini dan aku malah menyembunyikan hal ini darinya, aku harus memutuskan antara Shagun dan Ishita” saat itu Pathak menelfon Raman “Baik, aku keluar” saat itu Shagun sedang berada dikamar mandi “Shagun, ayoo cepat” pinta Raman, sementara itu dirumah tuan Bhalla sedang menonton televisi dan mengabarkan pada keluarganya kalau hotel Peninsula terbakar, sedangkan di dalam hotel, Raman dan Shagun mendengar alarm berbunyi, Shagun panik karena apinya sudah hampir mencapai kamar mereka juga, manager meminta mereka untuk segera keluar, Shagun mulai batuk batuk karena asap yang mulai mengisi setiap ruangan hotel dan Raman mengurusi Shagun dengan baik,
Saat itu Romi mendengar kabar kebakaran tersebut, Romi langsung nyeletuk “Kak Raman ada di dalam hotel itu” semua orang kaget mendengar ucapan Romi dan cemas memikirkan Raman “Apa yang kamu katakan ? Apa yang Raman lakukan disana ? Dan bagaimana kamu tahu ?”, “Aku melihat mobilnya disana” Romi menimpali pertanyaan ibunya namun tidak berusaha mengatakan yang sejujurnya “Cepat telfon Raman !” ujar nyonya Bhalla, Ishita langsung lari keluar menuju ke mobilnya “Ishita pergi” ujar Simmi “Aku akan menyusulnya, kak” Romi bergegas keluar mengejar kakak iparnya, sedangkan Simmi berusaha menghibur ibunya,
Saat itu Ishita melajukan mobilnya dengan kencang, Romi mengikutinya dengan sepeda mototnya, begitu sampai di hotel, manager langsung menghentikan Ishita agar tidak masuk ke dalam hotel “Biarkan aku pergi ! Aku harus menemukan suamiku !” bentak Ishita sambil memanggil manggil nama Raman, semua crew TV sudah ada disana untuk meliput berita itu, tak lama kemudian akhirnya Raman keluar dari hotel sambil menggendong Shagun yang pingsan, Ishita terkejut melihatnya, Raman juga melihat kearah Ishita, tepat pada saat itu Romi datang kesana melihat Raman dan Shagun, mereka bertiga saling menatap dengan pikiran mereka masing masing, kemudian Raman mendudukan Shagun didalam mobilnya dan menatap kearah Ishita cemas SINOPSIS MOHABBATEIN epsiode 172 by. Sally Diandra