SINOPSIS MOHABBATEIN episode 683 "MUNCULNYA NIDDHI CHABBRA"by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 683 "MUNCULNYA NIDDHI CHABBRA" by. Sally Diandra Raman meminta maaf pada Chadda “Maafkan istriku, tuan Chadda ,,, karena Ishita telah salah paham pada anda”, “Tidak apa apa, ada banyak suami yang seperti itu, kalau aku bertanya pada Ishita hal yang sama, dia mungkin akan merasa iba juga, jadi lebih baik berfikir dulu sebelum berkata kata” sementara itu Ishita meminta maaf pada Pallavi “Maafkan aku, tuan Chadda, aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu, aku juga minta maaf padamu, nyonya Pallavi ,,, karena aku telah melupakan semuanya, kalian berdua sangat penting, kasusnya Rohit juga sangat penting, tolong ambil kasus kami kembali, tuan Chadda” Pallavi menimpali “Kalau Amar sudah memaafkan kamu, aku tidak apa apa”, “Baiklah, aku akan mengambil kasusnya Rohit lagi” Ishita sangat berterima kasih pada Chadda 

Sementara itu Vandu ingin bertemu dengan mahasiswa dan orang tuanya namun Bala menolaknya, Appa menyela “Aku rasa Vandu memang seharusnya pergi kesana, lihat berita berita ini, orang tuanya telah memutuska untuk melaporkan kasus ini untuk menjerat Vandu dan pihak kampus, ketika ayahnya anak itu bicara dengan ayah, dia kelihatannya sangat sportif, Vandu seharusnya bertemu mereka walau sekali saja” Bala menyela dan bertanya ke Vandu “Vandu, apakah kamu yakin ?”, “Aku harus bertemu dengan mereka untuk memberitahu apa yang terjadi pada waktu itu dan aku ingin meminta maaf secara pribadi” ujar Vandu sedih, 

Ishita sedang ngobrol di telfon dengan perasaan marah, Neelu memberikan beberapa file yang berhubungan dengan Rohit pada Ishita, Ishita mengambil file itu dan berterima kasih pada Neelu, kemudian Ishita mengecek file file itu dan berharap proses adopsi Rohit akan segera selesai, dilihatnya tanda tangan ibu kandung Rohit “Namanya Pragati” Ishita lalu teringat pada ucapan Chadda dan juga ucapan Shagun tentang Pragati dan ucapan Pallavi bagaimana dia bisa menulis dengan tangan kiri, Ishita kemudian mengecek resi pengiriman yang diterima Pallavi, Ishita memperhatikan tanda tangan Pallavi “Sangat aneh, aku tidak menyadari nama ibu kandungnya Rohit adalah Pragati dan huruf P - nya pada kedua tanda tangan ini sangat mirip, itu artinya Pallavi adalah ibu kandungnya Rohit, Ishita teringat pada Pallavi 

“Pallavi sangat terikat dengan Rohit dipesta itu, sepertinya ada sebuah masalah yang sangat besar, apa yang harus aku lakukan ? Aku tidak bisa menelfon Raman, dia pasti tidak akan mengerti” kemudian Ishita menelfon Shagun “Ishita, aku harus memberitahu sesuatu yang sangat penting padamu”, “Aku juga harus mengatakan sesuatu” Shagun menyela “Biar aku dulu yang mengatakannya, Pallavi itu adalah Pragati, dia mempunyai seorang anak juga”, “Aku tahu siapa anaknya, yaitu Rohit, Pallavi memang Pragati” Shagun menyela lagi “Ishita, kita harus memberitahu Raman”, “Jangan, sampai proses adopsi Rohit selesai, kita jangan mengatakan hal ini pada siapapun” pinta Ishita 

Ruhi memberitahu Vandu kalau Shravan itu sangat berani “Apa yang telah dia lakukan, Ruhi ?” Shravan langsung mencegah Ruhi untuk mengatakannya pada ibunya “Katakan padaku, Ruhi”, “Anak anak mengolok olok Shravan dengan berkata kalau bibi telah berbuat yang tidak baik pada murid bibi, lalu Shravan memukul anak itu dan kak Adi yang merelainya” ujar Ruhi polos “Berkelahi itu tidak baik”, “Kemudian Shravan menemui anak itu dan meminta maaf padanya, jadi aku merasa bangga padanya” Vandu kemudian ngobrol dengan Shravan “Aku ini sudah besar, ibu ,,, aku bisa menghadapi hal ini” Vandu lalu memeluk mereka berdua 

Bala dan Vandu mengunjungi mahasiswa Vandu dan bertemu dengan orang tuanya juga dirumah sakit “Bagaimana kabarnya ?” ibunya mahasiswa itu langsung memarahi Vandu “Ini sudah 6 hari dan anakku belum sadar juga, ayahmu juga datang kesini, aku akan menyeret kamu ke pengadilan”, “Tidak ada gunanya untuk bicara dengan mereka, Vandu” sela Bala “Pergilah sana ! Aku akan menghukum kamu !” Vandu hanya bisa menangis dan Bala segera membawanya keluar dari sana, namun ayahnya si mahasiswa buka suara “Tapi itu kesalahan anak kita juga”, “Diam kamu ! Aku tahu dari laporan test darahnya, kita sudah becerai dan anakku harus mengalami kemiskinan dengan hidup denganmu, lakukan apa yang ingin kamu lakukan atau tutup mulutmu untuk permasalahan ini, aku menuntut keadilan dengan mencari pengacara yang terbaik untuknya !” 

Raman berterima kasih pada Chadda melalui telfon “Kami pasti akan datang” Raman lalu memberitahu Ishita “Akhirnya kita akan terbebas dari Sarika, kita akan mendapatkan hak asuh Rohit, semua pujian mengarah padamu, kamu telah membuat semuanya membaik”, “Tapi ibu kandungnya Rohit” Raman menyela “Hal itu tidak membuat perbedaan apapun sekarang” Raman kemudian berlalu meninggalkan Ishita yang masih cemas, sementara itu Sarika meminta Neelu untuk mengawasi Rohit “Aku mau keluar, jadi kamu jaga Rohit ya”, “Maaf, nyonya Sarika ,,, aku juga akan pergi ke pasar” sahut Neelu 

“Baiklah, dia juga sedang tidur sekarang, kamu bisa mengeceknya nantii” Sarika berfikir kalau dia tidak bisa menghabiskan uangnya dengan menggunakan bajaj karena dia harus membelanjakan uangnya untuk manicure, jadi Sarika merasa bisa menggunakan mobilnya Ishita, Sarika lalu pergi dari sana, nyonya Bhalla hanya melihatnya sambil bergumam “Kita harus memberikan pelajaran pada perempuan itu” nyonya Bhalla lalu memberitahu Mihika “Tenang saja, bibi ,,, sekarang lihat saja apa yang akan terjadi pada Sarika” ujar Mihika 

Ibu si mahasiswa akhirnya menemui pengacaranya yang bernama Niddhi Chabbra, perempuan itu sedang ngobrol dengan pak menteri dan berterima kasih padanya karena telah membuatkan janji dengan Niddhi, pengacara kondang yang tidak pernah kalah dalam setiap kasusnya sampai sekarang, ibu si mahasiswa juga berharap agar Niddhi bisa memenangkan kasusnya juga, saat itu Niddhi masuk ke ruang kerjanya, perempuan itu diberi waktu lima menit untuk ngobrol dengan Niddhi, perempuan itu lalu menemui Niddhi “Anakku berusaha untuk bunuh diri karena kepala dekan itu, aku ingin kamu menghukum bu Vandita, katakan sesuatu, nona Niddhi” saat itu Niddhi sedang sibuk mengecek baju baju di lapak penjualan baju online melalui tabletnya lalu berkata 

“Anakmu tertangkap sedang mencuri lembar pertanyaan dan kamu menginginkan aku agar menghukum kepala dekan ini ? Kamu bicara seperti ini seolah olah semua orang tidak tahu, jadi aku akan memberitahu kamu sesuatu sekarang, anakmu menggunakan narkoba, dari hasil test darahnya menunjukkan hal itu, pada hari itu dia mengkonsumsi narkoba dan langsung lompat dari jendela karena merasa gelisah dan tegang, ini bukan kesalahan kepala dekan itu, kamu berada di London pada waktu itu” ibu si mahasiswa tertegun “Bagaimana kamu tahu tentang hal ini semua ?”, “Aku mendengar namamu dan aku mengerti kenapa kamu datang kesini, aku terpercaya karena selalu selangkah di depan” perempuan itu menyela “Lalu apakah kamu akan mengambil kasusku ini ?”, “Aku tidak mengatakan hal ini, kamu bisa percaya padaku atau silahkan pergi dari sini” Niddhi terlihat santai 

“Aku percaya padamu”, “Kamu tahu kan kalau aku tidak pernah kalah dalam setiap kasusku, jadi lebih baik kamu bayar dulu di muka” perempuan itu tertegun “Berapa biayanya ?”, “3 crore (6 milyar ), kamu yang memutuskan tentang anakmu, oh iya ,,, kamu lebih suka warna yang mana ? Yang merah atau yang biru ?” tanya Niddhi santai “Biru” Niddhi langsung memesan baju itu di lapak penjualan baju online, kemudian ibu si mahasiswa pergi meninggalkan Niddhi, begitu perempuan itu pergi, Niddhi bergumam “Aku hanya ingin tahu bagaimana kondisinya, yang tidak begitu baik, sedangkan dia harus membayar biayanya karena dia tidak punya pilihan lain, hanya untuk menyelamatkan anaknya karena aku tidak pernah kalah” gumam Niddhi dengan senyum penuh arti SINOPSIS MOHABBATEIN episode 684 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top