SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1022 “SUHAIL SANG PAHLAWAN” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1022 “SUHAIL SANG PAHLAWAN” by. Sally Diandra Suhail menceritakan cerita saudara sepupunya pada Ruhi “Kedua orang tua sepupuku memutuskan untuk bunuh diri, mereka menunjukkan kalau mereka itu kuat dan lemah secara bersamaan, aku tidak ingin hal ini juga terjadi pada kedua orang tuamu, mereka sangat menyayangi kamu, kamu juga sangat special untukku, kamu tidak sendirian, Ruhi ,,, hubungan kita bukan hanya sekedar dua orang asing yang saling bertemu di pesawat terbang, percayalah padaku, aku ingin menyelesaikan masalah ini, dengan begitu aku bisa menyelamatkan temanku dan kedua orang tuanya” Ruhi hanya terdiam 

“Biarkan aku yang mengurusi uang tunai ini, kemudian kita akan memutuskan untuk memberitahu kedua orang tuamu atau tidak” Ruhi berterima kasih pada Suhail “Tidak perlu berterima kasih padaku, kamu ini sangat penting untukku” saat itu Suhail mendapat telfon dan berkata “Aku membutuhkan uang sekarang, periksa semua rekening yang ada, berapa banyak uang yang kita punya ?” tanya Suhail 

Sementara itu Raman sedang bertanya sama Abhishek via telfon “Apa yang kamu lakukan disana ? Putriku itu berusia 17 tahun dan aku telah berbohong padanya dengan mengatakan kalau kamu telah menangkap si pemeras itu, jadi kenapa kamu tidak mencari orang itu ? Apa yang timmu lakukan disana ?” tanya Raman kesal, Abhishek juga jadi marah dan meminta Raman untuk mengerti “Kami sedang melakukan pekerjaan kami, Raman ,,, bersabarlah ! Kamu ini sangat mengkhawatirkan Ruhi, sedangkan kami memikirkan hal ini untuk semua gadis yang bisa saja menjadi target berikutnya, dia itu seorang maniak, pastinya butuh waktu untuk menangkapnya”, 

“Maafkan aku, Abhishek ,,, kalau semuanya terlambat, aku benar benar sangat khawatir, aku mohon lakukan sesuatu” Raman mulai melunak “Kamu harus kuat dan tegar untuk keluargamu juga, Raman” Raman kemudian mengakhiri telfonnya, Ishita lalu menyela “Raman, sebaiknya kamu jangan berteriak ke Abhishek ,,, dia sangat peduli pada kita, semua orang sedang berusaha mencarinya” hibur Ishita 

Amma sedang tertawa terbahak bahak bersama nyonya Bhalla “Kamu ini temanku, Madhu ! Sudah hentikan, kamu jadi kurang waras ! Kamu ini tidak melakukan hal yang benar !” Mihika menyela pembicaraan mereka berdua “Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?”, “Aku tahu apa yang terjadi tadi malam” Mihika merasa heran “Dari mana bibi tahu ?”, “Bibimu ini melihat aku pergi ke teras, dia lalu memerasku” sahut nyonya Bhalla “Tidak hanya kamu, Toshi ,,, aku juga melihat Mihika dan Aaliya, waktu aku datang kesana untuk minta minyak curd, aku lihat mereka sedang ngobrol hal hal yang aneh” Amma kembali tertawa senang 

“Aku merekam semuanya, suami kalian juga sangat khawatir, sekarang aku akan memasukkan video ini ke internet, hal ini pasti akan menyenangkan” Mihika dan nyonya Bhalla berusaha mencegah usaha Amma “Anak anak pasti akan melihatnya dan tahu kalau minum minuman keras itu sangat buruk”, “Madhu, aku tidak akan minum lagi, dengarkan aku” Amma segera berlalu meninggalkan nyonya Bhalla, Mihika semakin cemas “Jangan khawatir, Mihika ,,, dia tidak bisa berbuat apa apa, dia itu tidak tahu bagaimana caranya memasukkan ke internet, jelaskan pada Bala, Vandu dan Shravan, pasti mereka tidak mau membantunya” ujar nyonya Bhalla optimistis 

Suhail meminta managernya untuk mencari uang sebanyak 30 lakhs bagaimanapun caranya “Tapi kita akan bangkrut, tuan Suhail ,,, 30 lakhs itu bukan jumlah yang sedikit”, “Kamu kan bisa cari pinjaman dari sponsor” Ruhi hanya terdiam memperhatikan mereka dan menyela pembicaraan mereka “Kenapa kamu melibatkan bisnismu dalam resiko yang besar hanya untuk masalahku ini saja, Suhail ?”, “Ruhi, rekeningku saja yang membesar besarkan, jangan merasa bersalah seperti itu, aku akan mengurusinya, pulanglah kerumah dan tunggu telfonku, aku tidak ingin ayah dan ibumu lebih setres” hibur Suhail 

Sementara itu Raman masih merasa cemas memikirkan Ruhi “Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, kita tidak bisa menemukan orang itu, apa kamu sudah bicara dengan Shagun soal rekaman itu ?”, “Aku sudah bilang padanya, tapi Shagun belum mendapatkan rekaman CCTV itu” sahut Ishita, kemudian Ishita menelfon Shagun “Telfonnya tidak aktif, bagaimana kalau kita pergi ke rumahnya ? Mungkin rekaman CCTV-nya baru datang”, “Tidak boleh ada seorangpun yang tahu tentang hal ini, Ishita” Raman menimpali ucapan Ishita “Shagun hanya menceritakannya ke Mani tentang masalah ini, tapi bukan tentang videonya” ujar Ishita 

Saat itu Gaurav bertemu dengan Simmi dan mengajaknya untuk makan siang “Tapi bukannya kita akan pergi makan malam, Ananya sangat senang sekali”, “Kebetulan aku ada meeting makan malam, apalagi besok pagi Ananya juga sekolah kan, jadi aku ingin merayakan penghargaanku dengan kalian, kita bisa mengajak Ananya saat weekend nanti, bagaimana ?” Simmi akhirnya setuju dengan ajakan Gaurav dan pergi bersamanya 

Raman dan Ishita akhirnya sampai dirumah Shagun “Aku harap rekaman CCTVnya sudah datang”, “Iyaa, Shagun seharusnya juga sudah ada dirumah” ujar Ishita, saat itu Raman mendapat telfon penting dari seseorang dan berlalu sebentar, tak lama kemudian Mani yang membukakan pintu dan melihat Ishita yang datang, Mani segera mengakhiri telfonnya dan masuk ke dalam rumah bersama Ishita “Dimana Shagun ?”, “Aku tidak tahu, aku ini kan bukan sekretaris pribadinya, telfon saja dia dan tanya dimana dia sekarang” ujar Manis ketus “Bagaimana dengan pekerjaanmu ?”, “Baik baik saja, terima kasih” Mani hanya datar menjawabnya 

“Mani, aku mohon, dengarkan aku, aku tahu kalau kamu sedang kesal, kami melakukan ini semua hanya untuk Pihu, kami tidak punya waktu untuk mengajakmu secara to take you in confidence , aku tidak bisa memberitahu kamu, Mani ,,, maafkan aku”, “Aku sudah terlambat berangkat ke kantor dan lagi aku juga tidak tertarik membahas hal ini” balas Mani ketus 

“Mani, bagaimanapun juga kamu adalah sahabatku, kita telah tinggal bersama dalam satu rumah selama 7 tahun, kita telah menghabiskan suka dan duka bersama, kita juga telah membesarkan Aaliya bersama sama, apakah persahabatan kita harus berakhir hanya karena semua masalah ini ? Apa kamu pikir aku bisa menyakiti kamu ?”, “Baiklah, tujuan kita berdua sudah lain, aku rasa kita berdua sudah berubah” Ishita menggeleng 

“Tidak, Mani ! Kita akan selalu menjadi sabahat, kenapa kamu menghindari aku dan Shagun ? Kamu berusaha menceraikannya bukan ? Aku bersumpah dia tidak mengatakannya padaku, waktu aku datang kesini untuk membahas soal Ruhi, pengacaranya yang bilang tentang hal itu, tapi kenapa harus cerai, Mani ? Kamu mengira dia salah ? Kamu ini juga salah” Mani merasa heran 

“Apa yang sudah aku lakukan ?” tanya Mani heran “Kamu memang tidak melakukan apa apa, tapi apa kamu sudah memberikan waktu untuk istrimu ? Kamu telah memberikan aku banyak waktu sebagai seorang sahabat, tapi kamu tidak memberikan waktu yang berkwalitas untuk Shagun, kamu selalu sibuk dengan perjalanan bisnismu” Mani langsung menyela 

“Apa seharusnya aku duduk saja dirumah dan tidak bekerja, begitu maksudmu ?”, “Bukan begitu, Mani ,,, dia itu seorang perempuan, dia membutuhkan kamu, kamu sudah membuatnya menjadi bagian dari hidupmu, tapi kamu tidak menunjukkan kalau kamu butuh dia, dia merasa sendirian dan kesepian, dia butuh seorang teman” Mani hanya terdiam 

“Aku tahu apa yang sudah dia lakukan itu tidak benar, sesuatu yang dari dalam dirimu itulah yang terpenting, apa kamu tidak berfikir demikian ?”, “Wooow sungguh sangat luar biasa, terima kasih untuk nasehat gratismu, Ishita ,,, tapi sayangnya aku tidak memerlukannya” saat itu Raman masuk ke rumah Mani dan berkata “Maaf, aku sedang sibuk menelfon tadi”, “Tidak apa apa, Raman ,,, Shagun juga tidak ada dirumah, lebih baik kita pulang saja” akhirnya Raman dan Ishita pun pergi 

Seorang anak laki laki sedang membersihkan mobil Gaurav dan meminta uang padanya, Gaurav menyuruh anak itu itu untuk minggir “Gaurav, apa yang kamu bilang ?”, “Aku benci pengemis ! Kalau aku melihat ada seorang anak kecil yang sedang mengemis, aku jadi marah pada orang orang seperti itu yang memanfaatkan anak anak untuk ngmengemis, jadi aku tidak mau mendukung mereka untuk mengemis” sahut Gaurav 

“Kamu ini benar, tapi kita bisa memberikan mereka makanan atau pakaian” ujar Simmi sambil memikirkan sesuatu “Kita sangat protektif pada anak anak kita sendiri, bahkan anak itu juga anaknya orang lain” Simmi merasa sedih Ruhi sedang dalam perjalanan pulang kerumah sambil berfikir mau memberitahu Raman dan Ishita tentang si pemeras itu atau tidak “Mereka telah menghadapi banyak masalah karena aku, aku tidak bisa merepotkan mereka lagi” ujar Ruhi sedih, 

Sementara itu Adi meminta Amma untuk memberinya flashdisk tersebut “Tidak, nenek yang telah merekamnya, ini adalah harta benda nenek, nenek tidak akan memberikannya pada siapapun”, “Sudah hentikan, Madhu ! Jangan terlalu senang begitu, kamu tidak bisa memasukkannya di internet, tidak ada seorangpun yang akan membantumu” ujar nyonya Bhalla, saat itu Ruhi datang dan memperhatikan mereka “Aku tahu caranya mengupload video” sela Amma, nyonya Bhalla dan Mihika memaksa Amma untuk memberikan flashdisk tersebut, Amma tertawa senang, sedangkan Ruhi jadi marah dan berteriak ke arah Amma untuk tidak melakukan hal itu 

“Nenek Iyer, nenek tahu apa yang nenek katakan ? Bagaimana bisa nenek memeras seseorang dan memainkan perasaannya ? Apa nenek tahu bagaimana perasaan orang itu ketika dia tahu ada seseorang yang merekamnya tanpa minta izin terlebih dulu ? Bagaimana bisa nenek menyakiti perasaannya dan tertawa terbahak bahak seperti ini ? Coba bayangkan bagaimana kalau nenek berada di posisinya, nenek akan tahu apa yang orang itu alami” Ruhi merasa kesal melihat perbuatan Amma 

“Ruhi, kami tidak serius seperti ini”, “Iyaa, Ruhi ,,, kami ini hanya bergurau, ini tidak seperti yang kamu bayangkan” Romi menimpali ucapan ibunya, saat itu Raman dan Ishita datang “Memangnya lelucon macam apa ? Kalau ada video seorang gadis yang dibuat seperti ini ? Lalu mereka berusaha memeras gadis itu” Ruhi pun menangis, Raman dan Ishita jadi semakin cemas SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1023  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top