SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1032 “JEJAK TATTOO MENGHILANG” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1032 “JEJAK TATTOO MENGHILANG” by. Sally Diandra Raman, Ishita dan Ruhi menatap kearah lengan kiri Suhail yang ternyata tidak ada bekas tattoo apapun disana, mereka semua kaget, Suhail lalu meminta baju itu dari Raman yang terbengong “Ooh maaf, ambillah” Suhail kemudian mengenakan baju itu, Ishita teringat pada ucapan Vikram “Waah bajunya cocok sekali dibadanmu” ujar Raman sambil memberikan kode ke Ishita, Ishita jadi marah dan bergegas menghampiri Suhail “Suhail, bagaimana kamu mengatasi semua ini ? Kemana perginya tattomu itu ?”, “Tattoo apa ?” Suhail pura pura bingung “Apa kamu sudah menghapusnya dengan laser ?”, “Ishita, sudah hentikan !” bentak Raman “Ruhi, apa yang terjadi ?” sela Suhail 

“Ibu Ishi bertemu dengan seorang supir taksi dan orang itu menunjukkan sebuah tattoo yang sama yang dimiliki oleh si pemeras itu”, “Apa aku memerasmu ?” tanya Suhail “Tidak, maafkan aku, Suhail”, “Jadi kalian mengundangku kemari untuk makan malam, lalu nyonya Ishita menumpahkan air padaku, untuk hal ini ? Jadi ini pendapat kalian tentang aku ?” sahut Suhail kesal “Maafkan aku, Suhail ,,, aku akan menjelaskan padanya”, “Anda juga sudah memukuli aku dan menyakiti aku, aku kira itu adalah reaksi yang biasa dari orang tua tapi ini sudah keterlaluan, padahal aku telah membantu Ruhi, apa aku akan memerasnya ?” Ishita langsung menyela ucapan Suhail 

“Aku telah bertemu dengan pamanmu, Vikram Behl ! Ayahmu telah bunuh diri !”, “Aku mohon jangan katakan hal ini, ayahku saat ini sedang menderita tapi tidak mati” Raman menyela pembicaraan mereka “Aku minta maaf atas nama Ishita”, “Tidak perlu katakan apapun, aku ini memang orang yang bodoh dengan mengira adanya kasih sayang pada diri kalian semua, seharusnya aku tidak datang kesini !” Suhail lalu pergi meninggalkan rumah keluarga Bhalla, Ruhi segera mengejarnya, Mihika dan Simmi bertanya “Ada masalah apa ini ?”, “Sudah, kalian jangan bertanya apapun pada Ruhi !” sahut Ishita 

Diluar Ruhi terus mengejar Suhail sambil menangis dan memintanya berhenti “Tinggalkan aku, Ruhi ! Aku memang bodoh dengan datang kesini untuk menerima semua penghinaan pada diriku sendiri”, “Semua ini adalah kesalahpahaman terbesar, aku akan menjelaskannya ke ibu Ishi” sahut Ruhi “Semua ini terjadi padaku berulang kali, aku mencintai kamu, Ruhi ,,, itulah mengapa aku datang kesini setelah menerima begitu banyak penghinaan” Ruhi kaget “Suhail, aku mohon hentikan ! Dan dengar tanganmu berdarah, tunggu” Suhail segera mengendarai mobilnya dan pergi meninggalkan Ruhi, Ruhi hanya bisa menangis 

Sementara itu Simmi mendapat telfon dan langsung mengangkatnya “Aku ingin bertemu denganmu, katakan saja kapan dan dimana tempatnya, aku akan datang kesana” Simmi merasa khawatir dan berdoa agar semuanya baik baik saja, Ishita sendiri berusaha meyakinkan Raman “Aku telah bertemu Vikram, Raman ,,, bagaimana bisa aku mengabaikannya ? Ini tentang hidup Ruhi”, “Tepat sekali ! Tapi kenapa kamu tidak bisa mengendalikan dirimu, Ruhi mencoba mengejar Suhail, lalu kemana perginya tattoo itu kalau memang tidak ada tattoo disana ? Kenapa kamu menghinanya ?” bentak Raman, 

Saat itu Ruhi datang dan bertanya pada Ishita “Bagaimana bisa ibu melakukan semua ini ? Supir taksi manapun bisa bilang kalau Suhail adalah keponakannya dan ibu setuju dengan hal ini”, “Tapi dia menunjukkan fotonya Suhail pada ibu, Ruhi” sahut Ishita “Lalu apa ibu setuju saja sama semua orang ? aku sudah menjelaskannya pada ayah, itu artinya ibu yang melakukan semua sandiwara ini juga” ujar Ruhi kemudian berlalu meninggalkan mereka 

“Kamu puas sekarang ? Kamu tidak akan menjadi kecil jika kamu menerima kesalahanmu”, “Ini tentang nyawa Ruhi, kamu harus percaya padaku, Raman” pinta Ishita “Apa yang harus aku percayai ? Supir itu pergi tanpa mengambil uangnya, dia itu yang bersalah ! Suhail tidak mungkin salah ! Sudah cukup sekarang, Ishita ! Lebih baik kamu yang pergi atau aku yang akan pergi ! Aku tidak bisa menghadapi semua ini sekarang !” bentak Raman, 

Ishita langsung pergi menuju ke rumah Amma Amma merasa heran “Ada masalah apa ini, Ishu ?”, “Sudah ibu tidak usah bertanya apapun ! Aku tidak tahu apa yang terjadi, semua ini salah, kenapa Raman malah bertengkar denganku ? Aku membutuhkan kedamaian dan ruang yang cukup” ujar Ishita kesal “Kamu bisa tinggal disini, Ishu ,,, tapi Pihu membutuhkanmu”, “Iyaa, seharusnya aku bersama Pihu saat ini, maafkan aku, ibu ,,, aku akan baik baik saja” sahut Ishita “Kamu bisa mengurus semuanya, Ishu ,,, jaga diri baik baik” 

Ishita lalu pergi menuju ke rumah keluarga Bhalla, Ishita pergi menemui Pihu dan berkata “Kenapa Pihu menggigil, badannya sudah tidak demam” ujar Ishita panik, tiba tiba Pihu bicara dalam tidurnya “Ada apa, Pihu ?” Pihu lalu bangun dan memeluk Ishita “Ibu Ishi, katanya ibu Ishi akan selalu bersamaku”, “Itu hanya mimpi buruk, Pihu ,,, ada masalah apa ? Katakan pada ibu” pinta Ishita “Tidak ada apa apa, ibu” Pihu kembali memeluknya, Ishita lalu menidurkan Pihu sambil bergumam “Apa yang terjadi padanya ? Kenapa dia begitu takut ? Apa alasannya ?” Ishita sangat cemas 

Ruhi memecahkan lampu sambil marah dan menangis, dia teringat pada pernyataan cinta Suhail padanya, Ruhi mulai memikirkan Suhail, sementara Ishita sedang bersama Pihu, Simmi sendiri sedang duduk bersama Ananya, Aaliya sedang melihat foto Adi, sedangkan Raman kelihatan sangat cemas di dalam kamarnya Keesokan harinya, Ishita terbangun dan membaringkan Pihu dengan benar, dilihatnya kasur Pihu basah “Pasti ada masalah sehingga Pihu sangat ketakutan, hal ini tidak normal, aku harus segera dengan seorang psikolog” gumam Ishita cemas, 

Mihika bertanya ke Romi “Romi, kenapa kak Raman dan kak Ishita nampak cemas ? Aku yakin ini pasti tentang Ruhi” Romi teringat pada ucapan Raman dan berkata “Kak Ishita pasti akan memberitahu kita kalau dia menginginkannya, Ruhi itu kan putrinya” nyonya Bhalla menyela “Kami ini juga khawatir, Romi”, “Ibu, kita harus percaya pada mereka, kak Raman dan kak Ishita pasti tidak akan menyembunyikan apapun, mereka pasti akan memberitahu kita” sahut Romi, 

Saat itu Simmi sedang terburu buru hendak berangkat kerja “Aku sudah terlambat untuk presentasiku, aku tidak sarapan dulu, lagian aku juga tidak akan mati kalau aku tidak makan sehari saja” Simmi lalu pergi, Neelu menyela “Nyonya Simmi lupa sama filenya”, “Simmi tadi berdebat dengan kami lalu pergi begitu saja, ada apa dengannya ?” ujar nyonya Bhalla, 

Tak lama kemudian Raman datang, Romi memintanya untuk ikut sarapan pagi, Raman sangat marah dan menunjukkan sebuah surat kabar dan memberitahu mereka tentang kasus penganiayaan di Bengaluru “Orang seperti ini seharusnya ditembak, ini kesalahan para pria yang berfikir kalau mereka bisa memanfaatkan perempuan, aku punya dua anak perempuan, aku tidak ingin mereka merasa ketakutan dan mendapatkan kebebasan seperti anak laki lakiku” ujar Raman kesal dan marah sambil memberikan pendapatnya yang merasa terluka dengan kabar ini 

“Raman, kita hanya bisa mengajarkan anak anak laki laki kita untuk menghargai perempuan, sudah lupakan saja, ayoo sini sarapan dulu” ujar nyonya Bhalla, namun Raman menolak untuk sarapan pagi, saat itu Ishita datang dan melihat Raman sedang merasa cemas SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1033 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top