SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1011 “DI UJUNG TANDUK” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1011 “DI UJUNG TANDUK” by. Sally Diandra Ishita sedang memperhatikan Ruhi dan Raman sambil memikirkan sesuatu, Ishita segera mengambil sambar dan diletakkannya di mangkok “Sambar biasanya selalu membantu” ujar Ishita sambil menambahkan bubuk cabai ke dalam sambar “Kondisi Raman pasti akan sangat buruk, begitu dia makan sambar ini, maafkan aku, Raman” bathin Ishita, kemudian membawa sambar itu untuk diberikannya ke Raman “Raman, coba cicipi sambar ini, bagaimana rasanya ?”, “Aku mau minum teh” sahut Raman “Raman, Pihu memintaku untuk membuat sambar yang enak, katakan saja padaku, bagaimana rasanya ?” Raman akhirnya mencoba sambar tersebut dan berkata 

“Apa kamu sudah gila, Ishita ?” Raman mulai terbatuk batuk karena saking pedasnya, Ruhi memperhatikan ayahnya dan bergegas mengambil air putih, lalu meminta ayahnya untuk minum air putih dan ice cream, nyonya Bhalla dan Ishita melihat mereka sambil tersenyum “Apakah ayah sudah merasa baikkan ?”, “Dasar Madrasan sinting ! Dia pasti ingin membunuhku !” ujar Raman kesal “Ibu Ishi tidak seperti ayah !” Raman langsung mencegah Ruhi, nyonya Bhalla juga meminta Ishita untuk menunggu “Biarkan mereka bertengkar, biarkan amarahnya keluar” ujar nyonya Bhalla, 

Saat itu Raman membentak Ruhi “Apa yang harus ayah lakukan begitu melihat seorang pemuda di dalam kamar anak ayah ?”, “Itu terlalu berlebihan, ayah !” sahut Ruhi “Baiklah tapi ayah tidak akan memintanya untuk minum teh dan makan kudapan ringan, kalau tentang kamu, ayah tidak bisa mengontrol kemarahan ayah, ayah minta maaf Ruhi”, “Sudahlah lupakan semuanya, ayah ,,, ayah sudah membeli ice cream kesukaanku kan ? Bagaimana kalau kita berdua memakannya ? Ice cream bisa merubah suasana hati kita jadi lebih baik” Raman kemudian menyuapkan ice cream itu ke Ruhi, 

Ishita dan nyonya Bhalla kembali tersenyum senang “Setelah semua ini akhirnya hubungan darah yang berperan, ayooo ikut aku” nyonya Bhalla lalu mengajak Ishita dan menghampiri mereka “Ini sudah keterlaluan, ice creamnya kan untuk semua orang ! Kenapa kalian berdua memakannya sendirian ?” tanya nyonya Bhalla pura pura kesal “Nenek, tolong buatkan ayam tomat untukku yaa”, “Dan sambar pedas ini untuk ayahmu kan, Ruhi” Ishita tertawa geli, Ruhi juga ikut tertawa sambil memeluk ayahnya, kemudian Ishita menyajikan ayam tomat kesukaan Ruhi, 

Tepat pada saat itu Abhishek datang kerumah mereka “Ada apa ini ? Apakah ini berhubungan dengan kasusnya Nisha ?” Raman mulai merasa cemas “Apakah kemarin terjadi sesuatu disini ?”, “Iyaa, Suhail masuk ke kamar Ruhi lewat jendela, aku jadi marah dan memukulinya” jelas Raman “Aku mendapat laporan yang melawan kamu dan Romi” semua orang kaget “Siapa yang melaporkannya ?” tanya Raman heran, saat itu Kirti masuk ke rumah mereka dan berkata “Aku yang melakukannya, Suhail memang tinggal sendirian, tapi itu bukan berarti kalau dia tidak punya siapapun, aku adalah bagian dari keluarganya, aku tidak akan tinggal diam !” Ruhi kaget 

“Kirti ,,,”, “Oooh kamu disini” sahut Kirti “Dia ini putriku” sela Raman “Ooh aku tahu, jadi kamu datang kesana untuk meyakinkan Suhail untuk tidak melaporkan ayah dan pamanmu kan ?”, “Apakah itu benar, Ruhi ?” Raman langsung menimpali ucapan Kirti “Kalau kamu tidak tahu, kamu telah berakting sangat baik, tadi pagi Ruhi datang ke apartemen Suhail, dia itu benar benar egois”, “Perhatikan ucapanmu, nona ! Ruhi, apakah kamu pergi menemui Suhail ?” sela Raman “Selesaikan masalah pribadi kalian nanti saja, ini laporannya tentang masalah fisik, jadi Raman dan Romi harus ikut denganku” Ishita langsung membela Raman 

“Ishita, sudah biarkan saja, kita akan memperjuangkan kasus ini secara resmi, telfon pengacara saja”, “Kamu bisa melakukan tugasmu, ayooo Romi !” ajak Abhishek “Jangan bawa ayahku ! Kirti, aku mohon tarik kembali laporanmu” Kirti menolak, saat itu Suhail datang dan berkata “Jangan tangkap mereka, aku hanya jatuh dari tangga”, “Mereka harus dihukum, Suhail !” Suhail langsung menyela “Tidak usah ikut campur dalam hal ini, Kirti !” Kirti langsung pergi dengan perasaan dongkol dan marah, 

Abhishek lalu menyela “Tuan Raman telah mengakui sendiri kalau dia telah memukuli kamu”, “Iyaa itu benar tapi aku tetap menghargainya, dia ini orang tua, kalau dia mengangkat tangannya karena kesalahanku, itu bukan berarti aku harus melaporkan kasus ini, aku mengambil laporan ini kembali” sahut Suhail, akhirnya Abhishek pun pergi, 

Suhail lalu meminta maaf, Raman kemudian menyela “Apakah sandiwaramu ini sudah selesai ? Kamu melaporkan kasus ini dan berpura pura menjadi seorang pahlawan, dimataku kamu itu bukan orang yang hebat, menjauhlah dari Ruhi, lain kali kamu tidak akan selamat” mereka semua lalu meninggalkan tempat itu, Ruhi hanya bisa menatap Suhail dengan perasaan cemas Raman merasa kesal dengan sikap Suhail “Dia kira kita ini bodoh apa ? Dia melakukan sandiwara ini pasti hanya untuk mengesankan Ruhi” saat itu Suhail datang menghampiri mereka dan berkata 

“Tuan Raman, aku tidak bersandiwara, aku benar benar tidak tahu kalau Kirti melaporkan kasus ini ke polisi” Suhail berusaha menjelaskan “Sudahlah lebih baik kamu pulang saja”, “Ayah, nggak salahnya kan untuk mendengar penjelasan Suhail” sela Ruhi “Sudah cukup, Ruhi ! Ayahmu benar, lebih baik Suhail pergi sana !” Romi ikut menimpali “Tapi ayah itu salah, paman ,,, kenapa paman malah mendukung ayah ? Suhail sudah meminta maaf dan menarik kasus ini kembali, apakah kalian tidak bisa melihat kebaikkannya ?” Ruhi berusaha menjelas panjang lebar, Ishita menyela 

“Suhail, lebih baik kamu pulang saja dulu, tidak bisakah kamu melihat kalau masalah ini bertambah buruk ?”, “Sudah akhiri saja masalah ini, menjauhlah dari putriku, aku tahu orang yang seperti kamu, kamu hanya ingin membuktikan kehebatanmu saja, dan kamu juga telah menghancurkan keluarga kita” ujar Raman kesal, Suhail langsung menyahut “Kenapa aku harus melakukan hal ini ? Aku tidak mempunyai permusuhan dengan kalian”, “Aku tidak tahu, tapi aku tidak suka sama kamu jadi menjauhlah dari Ruhi ! Ini rumahku ! Keluar kamu dari sini !” bentak Raman kesal 

“Ayah, apa yang ayah katakan ?” Raman tidak mempedulikan ucapan Ruhi dan langsung memegangnya dan mendorongnya dengan keras, Ruhi berteriak lantang, Ishita menyela “Raman, apa yang katakan ?”, “Apa ? Apa kamu tidak mendengar apa yang dikatakan Kirti tadi ? Ruhi pergi menemui laki laki ini !” bentak Raman “Iyaaa, tapi aku sudah minta ijin dari ibu Ishi” Raman langsung menatap kearah Ishita dengan perasaan marah “Raman, aku bisa menjelaskan apa alasannya”, “Diam kamu !” bentak Raman lalu pergi dari sana, Ishita segera mengejar Raman, tuan Bhalla merasa khawatir “Hal ini bisa menciptakan pertengkaran diantara mereka” ujar tuan Bhalla cemas 

Raman bertanya pada Ishita “Kenapa kamu mengijinkan Ruhi pergi menemuinya ?”, “Raman, dia sangat khawatir dan ingin bertemu dengan Suhail, kalau aku menolaknya, dia pasti akan secara sembunyi sembunyi pergi dan menemuinya, jadi aku menyuruh Aaliya untuk menemaninya” sahut Ishita “Aku ini ayahnya ! Bagaimana bisa kamu yang memutuskannya ?”, “Aku ini juga ibunya, aku melakukan apa yang aku rasa benar, paling tidak dia mempercayaiku, suatu hari nanti dia pasti akan memberontak, Raman !” sahut Ishita kesal “Aku akan membiarkan dia memberontak, aku tahu bagaimana caranya mengendalikannya, aku ini ayahnya ! Dan aku juga lebih marah daripada dia” sahut Raman lagi kemudian berlalu dari sana, Ishita merasa heran “Kenapa Raman tidak juga mengerti ?” gumam Ishita heran 

Simmi merasa senang karena akhirnya desainnya di setujui oleh kliennya “Sekarang aku harus bekerja lebih keras lagi, aku akan memberitahu semua orang, mereka pasti akan saling berlompatan dengan perasaan senang tapi saat ini mereka sedang sedih, lalu dengan siapa aku bisa membagi berita bahagia ini ? Ananya sedang tidur dengan Pihu” saat itu Gaurav menelfon Simmi “Maafkan aku, Simmi ,,, aku hanya ingin bertanya soal Ananya”, “Ananya baik baik saja, Gaurav” sahut Simmi “Dia itu temanku, jadi aku mengkhawatirkannya, baiklah, selamat malam” Simmi langsung menyela 

“Aku ingin mengatakan sesuatu kalau kamu tidak sibuk, aku sedang sangat bahagia karena desain buatanku di setujui” Gaurav memberikan selamat padanya dan mengajaknya untuk berpesta “Tentu saja ! Kita akan melakukan pesta !”, “Aku baru saja sedang berfikir bagaimana caranya kamu setuju ? Baiklah, kita akan berpesta kalau kamu sudah bebas, persahabatan kita baru saja dimulai, perlahan dan akhirnya kita bisa memenangkan perlombaan dengan mantap” Gaurav kemudian mengakhiri telfonnya, Simmi tersenyum senang 

Ruhi sedang memikirkan ucapan Raman ketika memarahi Suhail, Ruhi lalu menelfon Suhail “Aku harap kamu tidak berfikir kalau aku yang melaporkan kasus ini ke polisi, Kirti yang melakukannya, aku tidak berharap melakukan hal ini”, “Aku percaya padamu, Suhail ,,, aku menelfonmu hanya mau bilang kalau ayah hanya salah paham saja sama kamu, aku mengenalnya dengan baik, memang sulit untuk meyakinkannya, dan jelas sudah aku tidak bisa menyelenggarakan event konsermu, ayah tidak membiarkan aku menemui kamu” Suhail kaget 

“Bagaimana bisa kamu melakukan hal ini, Ruhi ? Kamu tahu kan kalau aku akan rugi besar, aku akan kehilangan niat baikku”, “Aku tidak bisa melakukan apa apa, Suhail ,,, keputusannya tidak berada ditanganku saat ini, aku tidak bisa melawan ayahku” sahut Ruhi sedih “Kalau begitu kenapa kamu menelfon aku ?”, “Aku benar benar minta maaf, Suhail” Ruhi benar benar merasa tidak berdaya “Aku yang minta maaf, Ruhi ,,, orang tua adaah bagian terpenting dalam hidup kita, kita memang harus menghargai mereka, aku tidak punya dukungan dari orang tua jadi aku tidak tahu apa artinya dukungan mereka, kepedulian, aku akan melakukan sesuatu” Suhail kemudian menutup telfonnya,

Ruhi jadi semakin gusar “Dia sepertinya agak terganggu, ini bukan kesalahannya, Suhail itu orang yang baik dan selalu membantuku, kenapa ayah melakukan hal ini ? Semua ini gara gara aku” Ruhi pun menangis “Aku tidak bisa menyingkirkannya begitu saja, apa yang harus aku lakukan ?” Ruhi jadi gelisah SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1012 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top