SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 982 “SANDIWARA ISHITA & RAMAN” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 982 “SANDIWARA ISHITA & RAMAN” by. Sally Diandra Di Adelaide, Australia ,,, Raman sedang berduaan dengan Ishita, mereka berdua menghabiskan waktu bersama sambil saling tersenyum berdua “Sudah satu tahun, Raman”, “Sangat sulit bagiku untuk hidup jauh darimu, aku selalu menunggu hari dimana aku bisa bertemu denganmu, memelukmu, aku mempunyai hidup yang sangat menyedihkan selama satu tahun ini“ sahut Raman “Maafkan aku, Raman ,,, kalau kita tidak meyakinkan Pihu kalau kamu pergi menjauh karena aku, dia pasti tidak mau bertemu denganmu, kalau Shagun tahu tentang hal ini, dia pasti akan menjauhkan Pihu dari kita, ingat kan janji kita ?” sela Ishita yang teringat pada masa lalu mereka berdua ketika Raman dan Ishita bertengkar di depan keluarga mereka, 

Saat itu Raman masuk ke kamarnya, Ishita bergegas mengikutinya, sesampainya di kamar Ishita langsung berkata “Aku akan mengemasi barang barangmu”, “Aku telah melakukan seperti yang kamu katakan, aku telah menyalahkan kamu untuk semua hal” sahut Raman sedih “Kamu akan pergi ke Bangkok bersama Pihu, Raman ,,, kita sudah memutuskan hal ini, kita tidak bisa meninggalkan Pihu sendirian bersama Shagun, bagus juga kalau dia menjauh, Shagun pasti akan berhenti memperalat Pihu, kamu harus meyakinkan semua orang kalau kamu sangat marah padaku, maka Shagun pasti akan meninggalkan Pihu” ujar Ishita “Aku tidak bisa tinggal disana, kamu yang bisa tinggal disana bersamanya, kita harus hati hati kalau kita tidak saling berhubungan satu sama lain”, “Apakah tidak ada cara yang lain ?’ Ishita balik bertanya “Apa kamu punya ?” Raman langsung memeluk Ishita dan mereka berdua menangis bersama, kemudian Raman meninggalkan rumah dan seluruh keluarganya 

Kembali ke Adelaide, Australia ,,, “Aku merasa tidak enak harus berbohong pada semua orang kalau aku membenci kamu”, “Bagaimana caranya membuat mereka yakin kalau kamu membenci aku, keamanan Pihu itu yang sangat penting, penting bagi kita untuk membuatnya yakin kalau kamu sudah menjauh dariku, kalau tidak dia pasti tidak akan mau menerima kamu” jelas Ishita “Dia marah padaku dan tidak mau menerimaku dengan mudah”, “Iyaaa, dia juga menelfon ibumu” sahut Ishita sambil teringat ketika Pihu menelfon nyonya Bhalla “Ayahmu telah pergi meninggalkan rumah, Ishita juga tidak berada disini, ayahmu ingin tinggal bersama kamu, Pihu ,,, apa dia sudah sampai disana ? Baiklah, jaga diri baik baik yaaa” nyonya Bhalla lalu menangis dan memberitahu suaminya untuk melihat apa yang terjadi saat ini “Raman telah meninggalkan rumah dan putrinya Ishita telah membenci Ishita, ini semua karena Shagun” ujar nyonya Bhalla sedih 

Di Adelaide, Australia ,,, Ishita dan Raman masih membicarakan tentang masa lalu mereka setahun yang lalu ketika Raman memutuskan meninggalkan rumah “Aku menerima kebencian Pihu dan jarak jauh kita untuk melindungi Pihu”, “Iyaa, dimanapun aku melihat keluguan Pihu dan senyumannya, aku selalu berfikir apa yang akan Shagun lakukan kalau aku tidak ada ? Terima kasih karena kamu telah menyuruhku kesini” sahut Raman “Pihu membutuhkan kamu, Raman”, “Sekali lagi Shagun bisa menyakinkan kita untuk berpisah, kita bisa mencoba untuk mendapatkan Pihu” Ishita tersenyum “Jangan merasa bersalah, kamu melakukan semua ini demi Pihu”, “Pikiranmu selalu berjalan dengan baik” puji Raman “Kamu juga, sandiwara Vidyut, kamu tahu Ruhi mengira kalau aku dan Vidyut berselingkuh” Raman tertawa kecil 

“Mereka memata matai kamu, Adi menelfon aku dan bilang padaku kalau kamu telah berbohong padanya dan pergi ke Australia bukannya ke Singapura, mereka mendengar pembicaraanmu, mereka sangat mencintai kamu dan memata matai kita”, “Bagaimana kalau mereka datang kesini ?” tanya Ishita cemas “Mereka pasti akan melihat kamu bersama pacarmu” Ishita dan Raman tertawa terbahak bahak “Sudah tidak usah khawatir” hibur Raman 

Di Delhi, India ,,, Aaliya sedang membantu Shravan membuat sebuah surat cinta “Surat ini buat bibi Simmi, dia harus merasa ada seseorang yang mencintainya”, “Dia pasti akan terkesan kalau membaca surat ini” ujar Aaliya “Kita butuh sebuah nama samaran” mereka berdua lalu mulai memikirkannya, Shravan mencoba mencarinya di koran dan menyebut sejumlah nama, Aaliya akhirnya menyetujui salah satu nama yang disebut oleh Shravan 

Di Adelaide, Australia ,,, Shagun merasa senang karena telah menyuruh Pihu pergi ke kebun binatang bareng pengasuhnya “Dengan begitu aku bisa pergi kencan makan malam dengan Vidyut” saat itu Mani menelfonnya “Apa ? Kamu harus pergi lagi ? Baiklah, jaga diri baik baik kamu bisa pergi melanjutkan perjalananmu, Pihu sangat menikmati suasana disini, aku harus pergi, aku mau pergi makan malam dengan temanku, aku harap kamu tidak keberatan, jaga diri baik baik yaa” Shagun langsung mematikan telfonnya, 

Saat itu Vidyut datang menemui Shagun dan memuji dirinya sambil memberikan sebuket bunga untuk Shagun “Dimana Pihu ?”, “Aku memintanya untuk pergi ke kebun binatang bersama pengasuhnya, kamu tiba tiba menelfon, aku sangat terkejut”, “Aku tadi terjebak dengan sebuah pekerjaan yang sangat penting, aku punya seorang teman, aku berusaha menyatukan dirinya dengan istrinya, mereka berdua itu sangat mencintai satu sama lain namun mereka tidak bisa hidup bersama karena sejumlah alasan” ujar Vidyut “Sangat manis, aku kira pemain cricket itu tidak romantis ternyata kamu malah menyatukan sepasang kekasih” puji Shagun “Dewa tidak menyatukan aku dengan seseorang, jadi aku melakukan hal ini, siapa tahu aku juga akan mendapatkan seseorang, ayooo kita akan pergi untuk sebuah perjalanan yang panjang” Shagun tersenyum dan merasa senang dengan perlakuan Vidyut padanya 

Sementara Raman berkata pada Ishita “Kamu tahu, ternyata Shagun dan Pihu juga ada disini”, “Mereka ada disini ?” Ishita semakin cemas, apalagi saat itu Ruhi menelfon Raman “Raman, apa Ruhi juga ada disini ?”, “Mereka itu anak anak kita, mereka memata matai seperti kita, kalau mereka melihat kita, hal itu akan menjadi masalah” Raman kemudian meminta Ishita untuk bersembunyi di balik salah satu batu besar, saat itu Ruhi melihat Raman dan bergegas berlari ke arah Raman, Raman merasa terharu begitu melihat Ruhi “Ayah baru melihatmu setelah satu tahun lamanya” Raman segera memeluk Ruhi “Kami sangat merindukan ayah”, “Ayah juga sangat merindukan kamu dan ,,,” Ruhi langsung menyela ucapan Raman 

“Ibu Ishi juga kan ? Terimalah ayah” pinta Ruhi “Kenapa ayah harus merindukannya ?” saat itu Ishita mendengarkan pembicaraan mereka “Kenapa ponsel ayah tidak aktif tadi ?”, “Baterainya habis” sahut Raman “Lalu kenapa ayah datang kesini ?”, “Ayah ingin melihat pemandangan disini, pemandangannya bagus” ujar Raman lagi “Aku tahu kalau ayah datang kesini untuk bertemu dengan ibu Ishi, dia datang bersama Vidyut”, “Itulah mengapa ayah tidak mau bertemu dengannya” Ishita langsung mencubit tangan Raman yang saat itu terlihat oleh Ishita, Raman berteriak kesakitan, Ruhi bingung “Ayah akan menceraikan ibu Ishimu”, “Jangan, ayah ! Jangan bertengkar dengannya, berjuanglah untuk cintanya, bicaralah dengannya, ayah ,,, dan jangan gunakan kata cerai” pinta Ruhi dengan amat sangat 

“Kenapa tidak ? Ayah ingin menceraikan ibu Ishimu” Ishita kembali mencubit tangan Raman dan Raman kembali berteriak, Ruhi jadi tidak mengerti “Ada apa lagi, ayah ?”, “Dewa telah memukul ayah lagi, ayah tidak mau datang, ayah harus pergi menemui Pihu, karena Shagun tidak ada disini” sahut Raman “Itu artinya Pihu ada disini ? Aku harus bertemu dengannya”, “Jangan ! Pihu mengira kalau ayah sudah tidak berhubungan lagi dengan kalian semua, kalau dia tahu, kamu tahu kan bagaimana dia ? Lalu dimana kamu tinggal disini ? Ikutlah dengan ayah”, “Bicaralah dengan ibu Ishi dulu” pinta Ruhi 

“Sudah biarkan saja ibu Ishimu itu, ayooo ikut ayah” akhirnya Raman dan Ruhi pergi dari sana, begitu mereka sudah pergi, Ishita keluar dari persembunyiannya dan berkata “Shagun tidak mengerti kalau dia telah merusak sebuah keluarga tapi bukan untuk beberapa hari” gumam Ishita 

Di Delhi, India ,,, Simmi sedang mengecek beberapa barang di dalam tasnya, Ananya, Shravan dan Aaliya memperhatikan Simmi dari balik pintu kamar, Ananya lalu menghampiri Simmi dan meminta uang, Ananya sengaja meminta Simmi uang, agar Simmi membuka dompetnya, dengan begitu Simmi bisa melihat surat cinta itu “Ibu tidak tahu kenapa ibu menyimpan surat lama di dalam dompet ?” ujar Simmi ketika mendapat surat cinta itu “Ibu akan membuangnya saja”, “Coba dicek dulu, bu ,,, mungkin itu resep obatnya nenek” pinta Ananya “Tidak, ibu tidak akan menyimpannya” Simmi kemudian membuang surat cinta itu tanpa membacanya dan bergegas keluar kamar 

Di Adelaide, Australia ,,, Shagun dan Vidyut sedang kencan makan malam berdua, dalam hati Shagun berkata “Hidupku pasti akan menjadi menarik lagi” bathin Shagun senang sambil berterima kasih pada Vidyut “Tempatnya ini sungguh sangat indah”, “Aku dulu menyukaimu ketika kita masih kuliah, kamu pasti tidak melihat aku, kamu masih tetap saja mempesona, kamu ini sebuah impian” Vidyut mulai merayu Shagun, saat itu Raman menelfonnya “Vidyut, apa kamu sedang kencan ?”, “Iyaa, memangnya kenapa ?” Vidyut merasa heran “Aku harus membahas sesuatu sama kamu, bisakah kita bertemu sekarang ? Ini penting, aku akan mengirim sms nanti dimana kita bisa bertemu” Raman lalu menutup tefonnya 

“Aku harap semuanya baik baik saja, kenapa Raman sangat setres ?” bathin Vidyut cemas “Vidyut, apa semuanya baik baik saja ?” sela Shagun “Tidak, ada situasi yang sangat penting, aku harus pergi, Shagun ,,, kamu bisa melihat permainan air disini, kamu bisa menikmatinya, kalau tidak aku akan merasa bersalah, aku akan membuat kencan berikutnya denganmu, aku janji” ujar Vidyut “Kalau begitu kita ketemu besok saja”, “Baiklah, ini janji seorang laki laki” ujar Vidyut sambil mencium tangan Shagun kemudian berlalu dari sana, Shagun merasa senang sambil memikirkan Vidyut “Vidyut itu sangat tampan dan dia juga bisa memberikan kesegaran baru dalam hidupku, terima kasih yaa Dewa ,,, tidak seperti Ashok dan Mani, Vidyut tidak punya hubungan apa apa dengan Raman dan Ishita” gumam Shagun senang SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 983  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top