SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 929 “ASHOK DAN SHAGUN MULAI BERULAH” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 929 “ASHOK DAN SHAGUN MULAI BERULAH” by. Sally Diandra Raman sedang berteriak ke arah Aaliya hanya untuk sebuah kesalahan yang kecil, Raman merasa kesal karena telah memperkerjakan Aaliya untuk pekerjaan ini, Mihir lalu menemui Aaliya dan berusaha untuk ngobrol dengannya “Lebih baik aku pergi saja, dulu ayahku memang sangat marah tapi akhirnya dia menyadari kesalahannya, ayah berusaha menemui paman Raman untuk meminta maaf, tapi bagaimana bisa paman Raman menampar ayahku ?” Mihir mencoba meminta maaf atas nama Raman, saat itu Adi datang kesana dan berusaha ngobrol dengan Aaliya, Aaliya hanya diam saja dan segera berlalu dari sana, Adi merasa heran “Apa yang terjadi disini ?” Adi kemudian menemui Raman 

“Ayah, kenapa ayah bersikap seperti itu ke Aaliya ? Kenapa ayah memecatnya ? Ini semua adalah kesalahan paman Mani, bukan Aaliya bahkan dia juga telah menghadapi banyak masalah”, “Lalu bagaimana dengan putriku sendiri ? Keputusan Mani telah merampas putriku dariku, kalau kamu ingin keluar, pintu terbuka lebar untukmu, kamu boleh pergi juga” sela Raman kesal “Baiklah, cukup sudah, ayah” Adi pun keluar dari ruang kerja ayahnya dan bergegas menemui Aaliya dan meminta maaf padanya “Aku rasa seharusnya aku bersama ayahku saja, dia membutuhkan aku saat ini” Adi lalu meminta Aaliya untuk membuat surat pengunduran diri 

“Tidak, Adi ,,, ayahmu teleh memecatku dan aku tidak mau kamu dan aku melawan keputusannya, ayahmu membutuhkan aku dan ayahku membutuhkan aku”, “Aku minta maaf atas nama ayahku, jangan marah yaa” Ishita memperhatikan mereka berdua dan berusaha mengembalikan Adi dan Aaliya ke kantor kembali, Raman merasa kesal dengan usulan Ishita “Kenapa kamu ingin mengembalikan dia kembali ?”, “Karena kamu memberikan tanggung jawab ini padaku, Aaliya dan Adi itu sangat penting artinya untuk proyekku ini, Aaliya telah melakukan banyak hal, maafkan aku, Raman ,,, aku tidak bisa membiarkan mereka pergi, aku tidak mau bisnisku jadi berantakan hanya karena emosi semata” sahut Ishita “Jadi kamu akan menentang aku juga demi dia ?” tanya Raman kesal 

“Maafkan aku, Raman ,,, aku tidak mau mendukung yang salah, kamu punya masalah sama Mani, lampiaskan kemarahanmu pada Mani bukan padanya, aku yang akan memutuskan tentang dia, aku ingin timku, maafkan aku, Raman” Raman menyela “Aku harap kamu tahu apa yang kamu lakukan, Pihu telah menjauh dari kita karena sahabatmu itu bahkan kamu juga bertanggung jawab untuk hal itu, kamu begitu percaya pada sahabatmu itu, keadilan macam apa ini ?” ujar Raman kesal “Seorang anak perempuan dibalas dengan anak perempuan, ini adalah duniaku ! Keputusanku berlangsung disini, aku tidak akan membiarkan kamu ikut campur” Raman lalu pergi dari sana “Aku rasa kita harus fokus pada pekerjaan, semua ini hanya gangguan saja, ayoo kita kembali kerja” Ishita kemudian mengajak Adi dan Aaliya untuk kembali bekerja, sementara Ishita sebenarnya sangat mencemaskan Raman 

Shagun akhirnya meminta bantuan Ashok “Ashok, Mani itu tidak bisa melawan aku !”, “Kamu pikir kamu ini siapa ? Kamu pikir aku ini harus mengurusi skandalmu itu ?” sahut Ashok “Mani itu tolol, Raman dan Ishita telah mendepaknya, lalu dia ingin agar aku mengembalikan Pihu ke Ishita, dia juga meminta maaf pada mereka” Ashok lalu menyela “Maksudmu Raman dan Mani itu berkelahi ? Aku dapat sebuah ide, ide ini akan menghancurkan kehidupan mereka” ujar Ashok senang 

Raman sedang minum minum di sebuah bar sambil menangis dan mulai menelfon Pihu “Pihu, ayah kangen sama kamu”, “Aku juga kangen sama kamu, ayah ,,, aku sedang main ke rumah temanku” sahut Pihu “Kenapa kamu tidak menelfon ayah ?”, “Mama bilang kalau aku menelfon ayah, maka ayah akan membawa aku, tapi aku tidak mau tinggal bersama bibi Ishita” sahut Pihu lagi “Apa kamu senang disana ?”, “Iyaa, semua orang sangat baik, aku juga baru saja pergi jalan jalan di alam terbuka bareng mama dan aku kangen sama ayah, paman Mani dan kak Aaliya juga sangat baik, paman Mani juga mengajak aku ke restauran China” 

Saat itu temannya Pihu memanggilnya, Pihu lalu mengakhiri telfonnya, Raman menangis dan semakin marah begitu memikirkan ucapan Mani “Dia mencoba menyenangkan putriku dan Ishita juga mendukung dia” ujar Raman kesal, saat itu Raman mendapat telfon dari seseorang “Telfon aku lagi nanti”, “Tuan, aku hanya ingin mengkonfirmasi saja, ini telfon verifikasi tentang tuan Abhimanyu, dia mengajukan pinjaman dan anda diminta menjadi pemberi garansinya” ujar orang itu “Aku tidak bisa memberikan garansi, dia itu orang yang murahan, dia tidak akan membayar cicilannya” Raman langsung mematikan telfonnya sambil bergumam pada dirinya sendiri “Aku akan balas dendam ke Mani seperti yang dikatakan Ishita” 

Seorang perempuan datang ke rumah Mani dan berkata “Aku ini salah satu karyawan magang di perusahaan anda, aku memerlukan tanda tangan anda”, “Aku tidak pernah melihat kamu” sahut Mani heran “Tolong, tuan ,,, jangan telfon managerku, nanti dia akan memecatku, hanya aku yang bekerja dirumahku”, “Baiklah, duduklah dan tunjukkan padaku suratmu itu” tiba tiba gadis itu terbatuk batuk, Mani bergegas mengambilkan segelas air putih untuknya, tiba tiba gadis itu berteriak sambil berkata “Tuan, jangan dekati aku, tuan” saat itu Shagun menemui mereka dan berkata “Tenang, tenang dan jangan menangis” hibur Shagun “Nyonya, tolong selamatkan aku, aku tidak tahu apa yang akan suamimu itu lakukan padaku” Mani kaget dan tidak mengerti 

“Kamu ini siapa ?”, “Tuan Abhimanyu menelfon aku untuk datang kesini untuk lembur dan dia melakukan ini” gadis itu mulai berpura pura “Omong kosong apa ini ? Dia itu berbohong ! Dia datang kesini untuk meminta tanda tangan”, “Tuan Abhimanyu menelfon aku kesini untuk interview katanya” Mani semakin kesal “Nona, aku sangat tahu suamiku, aku percaya padanya, dia juga mempunyai seorang putri yang usianya sama seperti kamu, siapa yang mengirimkan kamu kesini ? Kenapa kamu melakukan semua ini ? Aku akan menelfon polisi dan kebohongan tentang dirimu akan terungkap” Mani hanya terdiam menatap ke arah Shagun 

Ishita mencoba menelfon Raman “Kenapa dia tidak mengangkat telfonnya ?” saat itu Adi meminta Ishita untuk ikut dengannya “Tunggu dulu, Adi ,,, ayahmu tidak mengangkat telfonnya atau juga menjawab sms ibu”, “Aku akan pergi dan mencari ayah” Aaliya lalu menyela ucapan Adi “Semua ini karena aku, ibu seharusnya ibu jangan menghentikan aku, ini belum terlambat, aku tidak mau menderita lagi”, “Aaliya, tidak akan terjadi apa apa, Raman itu memang seperti anak kecil sama seperti Adi, dia pasti akan memaafkan kamu” hibur Ishita, 

Saat itu Adi mendapat telfon dari temannya dan memberitahu temannya kalau dia tidak bisa ikut dengan mereka “Lebih baik kalian pergi ke pesta saja, santai saja, bersenang senanglah, setelah begitu banyak hal yang terjadi, pergilah dan berpesta” akhirnya Adi dan Aaliya setuju kemudian mereka pergi meninggalkan Ishita, Ishita kembali memikirkan Raman “Apa yang terjadi pada Raman ?” 

Ishita akhirnya pulang kerumah dan bertanya sama Neelu apa Raman sudah pulang “Belum, nyonya ,,, tuan Raman belum pulang”, “Lalu yang lainnya kemana ?” Neelu lalu memberitahu Ishita tentang anggota keluarga yang lain, Ishita jadi semakin khawatir memikirkan Raman karena Raman belum pulang juga sampai sekarang, tak lama kemudian Raman pulang dalam keadaan mabuk, Ishita merasa kesal melihat kondisi Raman “Apa ini ? Kenapa kamu tidak mengangkat telfonku ? Apa yang terjadi ? Kamu mabuk ?” tiba tiba Raman tersandung dan Ishita segera memegangnya erat “Kenapa kamu mabuk berat seperti ini ? Kamu sendiri yang menjelaskan ke Adi”, “Aku akan memutuskannya di kantor, kamu tidak boleh bicara apapun ! Aku akan melakukan apa yang ingin aku lakukan !” ujar Raman dengan keadaan mabuk 

“Apa kamu pikir ini benar ? Apa ini keputusan yang profesional ? Ini rumah !”, “Siapa yang menghancurkan rumah ini ?” tanya Raman “Apa aku yang menghancurkan ,,,” Ruhi langsung menyela “Sudah hentikan ! Aku sedang membuat video untuk Pihu untuk menunjukkan betapa kita merindukannya dan kalian berdua ini malah bertengkar seperti ini” ujar Ruhi sedih “Maaf, Ruhi ,,, kita akan membuat video untuk Pihu, ayah akan ganti baju dulu, dia tidak boleh melihat ayah dalam keadaan seperti ini” sahut Raman, 

Raman lalu membasuh wajahnya dan berkata “Aku harus membuat video untuk Pihu” ujar Raman sambil menangis dan mengambilnya kaosnya yang disukai Pihu, Ishita memperhatikannya sambil menangis, Raman lalu melihat fotonya Pihu sambil berkata “Pihu, lihat ayah memakai baju yang kamu sukai, ayah seperti pahlawan di serial televisi itu, ayah sangat merindukan kamu” Ishita langsung memegangnya sambil berkata “Raman ,,,”, “Tidak, aku tidak boleh menangis, aku harus terlihat bahagia untuk Pihu” SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 930 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top