SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 903 “RAMAN MENANG LOMBA MEMASAK” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 903 “RAMAN MENANG LOMBA MEMASAK” by. Sally Diandra Raman dan Ishita sedang ngobrol berdua dengan perasaan yang bahagia tentang Pihu yang menerima Ishita dan keberhasilan mereka mencapai tujuan yang mereka inginkan “Aku merasa tadi Pihu telah menerima aku”, “Dia pasti akan menerima kamu, kedua bola matamu menunjukkan kebahagiaanmu” sahut Raman “Tapi aku takut, Raman ,,, Shagun bisa saja mengatakan padanya kalau kamu merencanakan kecelakaan ini” ujar Ishita cemas, 

Saat itu Shagun sedang menghibur Pihu “Ayah terluka tadi itu bukan karena kamu sayang, ayooo tersenyumlah, ibu jadi merasa sedih karena kamu bisa saja tidak menang dalam lomba kali ini” saat itu Adi dan Ruhi mendengar pembicaraan Shagun dan Pihu “Ayah saat ini tidak bisa ikut lomba, Ishita sudah mempengaruhinya, ibu benar benar merasa sedih” Adi bergegas menghampiri mereka dan mengajak Pihu bersamanya, 

Sedangkan Ruhi langsung menyerang Shagun dengan kata kata pedasnya “Ibu Shagun, kenapa kamu melakukan sandiwara seperti ini pada Pihu ? Dulu kamu meninggalkan aku dan ayah lalu sekarang berpura pura seperti ini, saat ini Pihu memang belum tahu yang sebenarnya, tapi suatu hari nanti dia akan tahu semuanya dan dia akan berbalik melawan kamu, jadi hentikan sandiwara ini !” bentak Ruhi kesal “Ruhi, aku ini adalah ibumu, aku yang telah melahirkan kamu”, 

“Iyaaa, memang kamu yang telah melahirkan aku tapi kamu tidak pernah memberikan kasih sayangmu sebagai seorang ibu, jadi kamu tidak mempunyai hak apapun padaku, hanya ibu Ishi yang memberikan kasih sayang seorang ibu padaku, lebih baik hentikan menghancurkan kehidupan Pihu !” sahut Ruhi “Aku tahu apa yang aku lakukan, kamu tidak usah bilang apapun padaku” Shagun sangat kesal dengan sikap Ruhi yang notabene adalah putri kandungnya 

Raman meminta Ishita untuk tidak setres “Tanganku terluka, aku telah merusak semuanya dengan tanganku sendiri, aku tidak bisa memasak dengan satu tangan, sementara Pihu ingin memenangkan lomba ini, aku melakukan semuanya dengan tidak baik”, “Apa kamu menyerah ? Kamu ini supermannya Pihu yang tidak mudah menyerah, hanya dua jari saja yang terbakar, lakukan yang terbaik” hibur Ishita “Tapi ini tidak mudah, Ishita” Raman mulai gusar “Aku yakin kamu bisa mengatasinya dengan baik, kamu harus ada disana untuk Pihu” salah satu orang tua murid ikut menyela 

“Iyaa, nyonya Ishita benar, tuan Raman ,,, kamu tidak boleh gagal sekarang, kami semua mendukungmu”, “Apa yang seorang laki laki bisa katakan didepan para perempuan ?” Ishita tersenyum mendengarnya, salah satu staff sekolah lalu megajak Raman untuk ikut bersamanya “Kami akan mengambil nilai kalau anda sudah baikkan, tuan Raman” Raman pun berlalu dari sana 

Mihika teringat pada ucapan Romi, Mihika lalu menangis sambil memandangi foto mereka “Aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi” Mihika lalu menelfon Sanchi dan memarahinya karena telah berselingkuh dengan Romi, suaminya “Kamu telah menganggap aku sebagai temanmu dan kamu melakukan hal ini padaku ? Sejak kapan semua ini terjadi ? Aku tidak akan membiarkan kamu pergi begitu saja dengan mudah, aku tidak bisa menerima semua ini”, “Mihika, kamu ini salah paham” Sanchi berusaha membela dirinya 

“Kamu kira aku tidak bisa melihat semuanya ?” saat itu Romi datang dan langsung merebut ponsel Mihika, mereka berdua pun bertengkar, Sanchi yang masih memegang ponselnya mendengar semua pertengkaran mereka, Romi menyebut Mihika sudah gila “Aku ini hanya membantu Sanchi saja !”, “Membantu ? Kamu bahkan tidak punya waktu untukku” Sanchi menangis mendengarnya “Semua ini terjadi gara gara aku” gumam Sanchi sedih 

Di sekolah Pihu, salah satu orang tua murid berkata “Tuan Raman telah kembali, hal itu menunjukkan betapa seriusnya dia dalam lomba ini, ayoo kita bertepuk tangan untuknya sekali lagi” semua orang bertepuk tangan untuk Raman, sementara itu tuan Bhalla mendapat sms dan memberitahu istrinya kalau dirinya harus pergi menemui ketua RT di komplek mereka “Raman pasti akan melakukannya dengan baik, jangan cemas” ujar tuan Bhalla, kembali ke sekolah, Pihu bertanya pada ayahnya “Ayah, masih akan melanjutkannya ?” Raman mengangguk mengiyakan pertanyaan Pihu kemudian lomba pun dimulai lagi, 

Raman mengenakan sarung tangan dari plastik, Pihu membantunya, Ishita tersenyum melihat mereka berdua, tiba tiba jari seorang ibu terluka dan dia berkata “Aku tidak bisa ikutan lagi, aku minta bantuan yang lain saja” sementara itu Shagun yang juga masih ada disana bergumam “Raman tidak bisa menang” sedangkan wanita yang jarinya terluka tadi meminta Ishita menggantikan tempatnya “Aku ini bukan seorang tukang masak yang baik dan aku tidak mungkin menang, paling tidak kamu bisa memberikan dukungan moral untuk mendukung suamimu dengan berada disana” Ishita sangat berterima kasih pada perempuan tersebut, lalu Ishita meminta restu dari ibu mertuanya dan mulai ikut lomba, Ishita berada tidak jauh dari Raman, Raman tersenyum melihatnya, sedangkan Shagun merasa heran “Apa yang terjadi ini ?” 

Sanchi meminta Romi untuk menjelaskan pada Mihika “Dia pasti tidak akan mengerti, Sanchi” ujar Romi sambil melirik ke arah Mihika lalu menutup telfonnya “Melanjutkan pembicaraan kita tadi, aku minta maaf telah mengganggu hubungan percintaanmu, aku akan pergi, kamu bisa bebas sekarang dan berbuat semaumu” ujar Mihika sedih, saat itu tuan Bhalla pulang kerumah dan bertanya “Ada apa ini ? Mihika mau pergi kemana ?”, “Aku mau pergi ke rumah bibi Iyer, ayah ,,, kak Vandu memintaku untuk tinggal disana beberapa hari karena kak Ishita tinggal disana, bolehkah aku pergi, ayah ?”, “Tentu saja” sahut tuan Bhalla “Mihika, dengarkan dulu !” pinta Romi namun Mihika langsung ngeloyor pergi menuju rumah Amma 

Di sekolah Pihu, Raman sedang membuat makanan dan dari kejauhan Ishita membimbing setiap langkah langkahnya dengan kode kode diantara mereka, Ruhi langsung menghina Shagun “Lihat saja, ibu Shagun ,,, ayah telah melakukannya dengan sangat baik tapi sayangnya ada seseorang yang tidak suka” ejek Ruhi Mihir dan Aaliya sedang dalam perjalanan “Kamu dan Adi telah mengerjakan pekerajaan dengan sangat baik”, 

“Terima kasih, paman ,,, tapi sepertinya cuacanya sangat buruk, aku rasa sebentar lagi hujan, kita tidak pergi, lebih baik tinggal diresort, rasanya tidak aman, kita bisa pergi besok pagi sekali”, “Aku tahu kalau jalanan disini sangat buruk, aku akan mengendarainya perlahan lahan, aku tidak ingin mengecewakan ayahmu” sahut Mihir “Kenapa kita tidak mendengarkan lagu lagunya Kishore Kumar saja ?”, “Aku rasa kamu akan merasa ngantuk begitu mendengar lagu lagu lama itu” sahut Mihir “Aku tidak akan mengantuk, aku menyukai lagu lagu itu” tiba tiba ban mobil Mihir gembos, mobil mereka terhenti ditengah jalan, saat itu beberapa preman melihat ke arah mereka 

Disekolah Pihu, salah satu panitia lomba berkata waktunya sudah habis ! Semua masakan bisa disajikan, aku akan meminta para juri untuk mengumumkan pemenangnya” tak lama kemudian juri mulai mencipipi semua makanan itu, Raman dan Ishita menunggu dengan harap harap cemas, sementara itu dijalanan, ketika Mihir hendak memeriksa ban mobilnya, para preman itu meminta sejumlah uang pada Mihir dan mulai menyerangnya, Aaliya panik “Lepaskan dia !” bentak Aaliya, preman itu melirik ke arah Aaliya “Wooow dia cantik juga, kita akan bawa dia dulu” Mihir langsung menyela “Aaliya masuk ke dalam mobil !” Aaliya segera masuk ke dalam mobil, preman itu berusaha menangkapnya, 

Mihir menyerang preman tersebut, mereka pun lalu berkelahi, Aaliya berteriak minta tolong, preman itu lalu menghunuskan pisaunya ke perut Mihir, Aaliya segera mengambil batu dan dihantamkannya batu itu kepala sang preman, lalu menghajar para preman itu dengan tongkat dengan perasaan marah, Mihir lalu terjatuh lemas, Aaliya berlari kearah Mihir dan dilihatnya perut Mihir bersimbah darah “Aaliya, kamu harus pergi dari sini”, “Aku tidak bisa meninggalkan kamu dalam keadaan seperti ini, aku tidak bisa pergi, paman ,,, jangan tutup matamu” pinta Aaliya sedih 

Disekolah Pihu, juri berterima kasih pada semua orang untuk makanan buatan mereka yang enak “Kami akan mengumumkan pemenangnya sekarang, pemenangnya adalah nyonya Babita, nyonya Preeti dan nyonya Shilpa” Raman dan Pihu nampak sedih, Shagun tersenyum senang “Aku yakin Pihu akhirnya akan menyadari kalau seharusnya akulah yang ikut dalam lomba ini bersamanya” bathin Shagun penuh percaya diri, tiba tiba kepala sekolah mengumumkan sesuatu “Kami akan memberikan hadiah yang sangat spesial untuk orang tua yang telah menyelesaikan lomba ini dengan meskipun tangannya sakit, orang tua itu adalah tuan Raman Bhalla !” Pihu dan semua orang sangat senang mendengarnya, Raman lalu menerima hadiah itu dan diberikannya ke Pihu, semua orang tersenyum senang  SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 904 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top