SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 757 “PENGHARGAAN UNTUK ROMI” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 757 “PENGHARGAAN UNTUK ROMI” by. Sally Diandra Di pesta penghargaan, Raman menolak menerima penghargaan tersebut “Penghargaan ini seharusnya hanya untuk satu satunya orang yang berhak mendapatkannya dan tidak ada ikatan apapun, aku sudah terbiasa dengan penghargaan ini, aku telah mendapatkan penghargaan ini sejak beberapa tahun yang lalu, jadi berikan penghargaan ini untuk Romi Bhalla yang mendapatkannya untuk pertama kali” ujar Raman, Romi lalu menerima penghargaan itu dan memberikan pujiannya ke ayahnya, tuan Bhalla “Ketika seluruh dunia menentang aku, ayahku, tuan Omprakash Bhalla malah mendukungku, dia memberikan aku modal untuk memulai bisnisku dan juga menyemangati aku, jadi aku ingin memberikan penghargaan ini untuk ayahku dan aku juga ingin membuat sebuah pengumumman kalau aku telah melaunching sebuah perusahaan baru atas nama ayahku, Omprakash Bhalla” saat itu Raman berlalu dari sana 



Di Australia, Aaliya bertemu dengan Niddhi “Madam, aku ini asisten pribadinya Ruhaan yang baru”, “Dimana Ruhaan ? Kenapa kamu datang sendirian ?” tanya Niddhi ketus “Dia tidak bisa datang, dia bilang sedang kurang enak badan dan ingin sendirian, apakah dia baik baik saja ? Dia terlihat sangat sedih, aku mencemaskannya”, “Dia baik baik saja, biasa anak remaja dan segala sensasinya, kalau begitu batalkan rekaman dan beritahu bandnya, aku mau pulang kerumah !” saat itu Nancy, pembantu rumah tangga Niddhi menelfon Niddhi, Niddhi nampak terkejut “Aku sangat cemas kalau hal ini terjadi” ujar Niddhi geram, saat itu dirumah Ruhaan yang sebenarnya adalah Ruhi mulai gelisah dan kehilangan kendali dirinya sambil teringat pada Ishita, 

Niddhi pulang ke rumah dan bertanya “Ruhaan, ada apa ? Apakah kamu dapat serangan lagi ?” tanya Niddhi sambil buru buru memberikan suntikan untuk Ruhi “Ruhi ! Aku benci sandirwara ini ! Kamu tahu kan apa yang akan aku lakukan kalau aku marah ? Kalau kamu mendapatkan suntikan ini maka kamu akan tahu !”, “Aku tidak mau di suntik !” bentak Ruhi sambil melemparkan suntikan itu “Berani beraninya kamu melakukan hal itu !” bentak Niddhi sambil menampar Ruhi dengan keras “Madam, itu adalah suntikan yang terakhir” sela Nancy “Biarkan aku pergi dari sini !”, “Nancy, cepat pegang dia dan ikat dia dengan erat !” bentak Niddhi kesal “Aku tidak akan membiarkan kerja kerasku selama ini terbuang percuma ! Kenapa kamu jadi seperti ini ?” Nancy menyela lagi “Giginya sedang sakit dan dia jadi kasar, madam”, “Dia selalu menyerang kalau dia teringat pada masa lalunya, aku akan pergi untuk membeli suntikan yang baru, jaga dia” Niddhi segera berlalu dari sana, Ruhi hanya bisa menangis 

Di Delhi, India ,,, Raman dan seluruh keluarga Bhalla pulang kerumah, Pihu bertanya ke Raman “Ayah, kenapa ayah tidak mau menerima penghargaan itu ?”, “Pihu, ayah sedang capek, jangan ikut campur urusan orangt tua, pergi ke kamarmu dan ganti baju sana” sela Shagun “Baiklah, tapi nanti ayah ceritakan beberapa dongeng untukku yaa, baru setelah itu aku akan tidur” Pihu bergegas ke kamarnya, Raman kemudian menghentikan ayahnya “Ayah, aku ingin bicara denganmu”, “Oooh jadi kamu mau juga bicara denganku ?” sindir tuan Bhalla, Raman menyalahkan ayahnya atas apa yang terjadi hari ini “Iyaa memang, semua masalah ini terjadi karena aku”, “Ayah, kenapa ayah malah memberikan modal untuk Romi ?” Raman tidak suka dengan tindakan ayahnya yang mendukung Romi “Memangnya kenapa ? Dia juga anakku, dia mempunyai hak atas kekayaanku, apa salahnya aku memberikan bagiannya padanya ?”, “Lihat hasilnya” sahut Raman 

“Dia itu telah mandiri, apa salahnya ?”, “Ayah, aku tidak akan merasa sakit hati kalau dia melakukan hal yang benar, Mihir memberitahu aku tentang apa yang telah Romi lakukan, dia menyuap orang orang untuk mendapatkan kontrak dari aku dan mereka bergabung dengan Romi” tuan Bhalla hanya terdiam mendengarkan “Jika dia sukses, aku pasti akan bangga, ayah ,,, tapi dia tidak jujur dan bekerja dengan tidak jujur”, “Setiap orang punya caranya sendiri sendiri dalam bekerja, jika Romi telah melakukan kesalahan maka dia pasti akan mengurusnya” sahut tuan Bhalla “Aku akan menghancurkan bisnisnya, ayah ,,, ayah nampak begitu bangga dengan kesuksesannya maka bersiaplah untuk menangis untuk kegagalannya juga” sindir Raman ketus “Kamu benar, Raman ,,, aku akan selalu bersama dirimu”, “Aku tidak butuh dukungan ayah, lanjutkan saja dukungan ayah pada Romi” Raman lalu pergi meninggalkan ayahnya, 

Tuan Bhalla nampak sedih, kemudian tuan Bhalla bertanya pada istrinya “Toshi, apakah kamu pikir tindakanku ini salah ?” nyonya Bhalla menangis sambil berkata “Tidak, suamiku ,,, aku merasa semua orang benar, Romi telah meninggalkan rumah kita selama tujuh tahun dan kita tidak pernah menjaganya, kita selalu saja menyebutnya sebagai orang yang tidak berguna dan saat ini dia mendapatkan penghargaan yang begitu besar tapi kita tetap saja tidak bisa bertepuk tangan dan bahagia untuknya, aku bahkan tidak bisa memeluknya dan merestuinya, aku benar benar merasa sangat tidak beruntung dan lihat Raman ,,, dia itu kesepian dan sendirian, hatinya telah beku setelah kematian Ishita dan Ruhi, dia merasa dirinya telah berakhir” nyonya Bhalla merasa sedih memikirkan anak anaknya 

Di Australia, Ishita membuka lemari dan dilihatnya huruf R tertulis dalam kertas bentuk hati, Ishita tersenyum sambil berkata “R ,,, kenapa hal ini terjadi ? Kenapa setiap aku melihat huruf R ini selalu teringat padanya, bagiku hurus R itu selalu untuk Ruhi tapi tidak ini adalah Ruhaan, dia itu seorang anak laki laki, aku harus selalu mengingat kalau huruf R itu tidak selalu untuk Ruhi, R untuk Ruhaan, aku merasa senang ketika bertemu dengannya, aku memang baru melihatnya pertama kali tapi rasanya aku telah mengenal dirinya sebelumnya, aneh ,,, aku tidak tahu, sepertinya ada sesuatu pada dirinya” gumam Ishita heran, 

Kemudian Ishita menelfon Aaliya dan bertanya tentang Ruhaan “Rekamannya tidak jadi, ibu ,,, Ruhaan membatalkannya”, “Apa ? Itu artinya mungkin giginya masih sakit, ini kesalahanmu, Aaliya ,,, kalian seharusnya tetap tinggal disini” ujar Ishita cemas “Ruhaan tidak siap untuk tinggal disana, ibu ,,, aku juga harus kerja disini, aku akan telfon ibu lagi nanti”, “Kalau begitu berapa nomer telfon Ruhaan ? Dengan begitu aku bisa mengetahui keadaannya” pinta Ishita “Baiklah aku akan mengirimkan nomernya via sms nanti” ujar Aaliya, 

Saat itu Niddhi menyuruh anak buahnya untuk mengirimkan suntikan untuk Ruhaan, Nancy membaca pesan yang dikirimkan oleh Niddhi kalau Nancy harus memberikan suntika ke Ruhaan karena Niddhi akan pulang terlambat, Nancy merasa heran “Bagaimana caranya aku menyuntiknya ?” ujar Nancy sambil berjalan ke arah Ruhaan “Pergi kamu dari sini ! Aku tidak ingin di suntik !” tepat pada saat itu Ishita menelfon Ruhaan, Nancy langsung mengangkat telfon Ishita “Halloo ,,, aku dokter Ishita, aku seorang dokter gigi yang tadi memeriksa giginya Ruhaan, bagaimana keadaannya sekarang ? Apakah kamu ibunya ?”, “Ooh bukan ,,, aku ini pembantunya” sahut Nancy 

“Kalau begitu aku akan memberikan resep untuk Ruhaan, tolong catat yaa” Ruhaan mencoba berteriak agar Ishita mendengar “Bebaskan aku !” teriak Ruhi sambil menangis, Ishita mendengarnya melalui telfon “Siapa itu yang berteriak ? Apakah itu Ruhaan ? Ada masalah apa ?”, “Ruhaan kurang enak badan, dokter ,,, dan dia menjadi kasar begitu, aku harus memberikan suntikan padanya” Ishita tertegun mendengar ucapan Nancy “Bagaimana bisa kamu yang memberikan suntikan padanya ? Apakah disana tidak ada dokter ? Aku akan datang ke rumahnya, jangan berikan obat apapun, biar aku saja yang akan mengurusnya” ujar Ishita cemas SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 758  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top