SINOPSIS MOHABBATEIN episode 732 “CHEMISTRY ISHITA & RUHI” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 732 “CHEMISTRY ISHITA & RUHI” by. Sally Diandra Raman dan Ishita mencoba meyakinkan Abhishek untuk membebaskan Niddhi dengan memeriksa semua berkas resminya dan kasus ini berhubungan dengan berkas tersebut “Semuanya pasti berada di dalam brankasnya Niddhi, kamu bisa mengecek semuanya, dia itu pengacara yang jujur” ucapan Raman membuat Niddhi cemas, Abhishek akhienya setuju “Baiklah, aku akan mengecek semuanya dengan baik, Niddhi juga akan ikut nanti”, “Kamu ini memang gadis yang beruntung, Niddhi ,,, Raman telah berusaha sangat keras untuk membebaskan kamu, semoga berhasil” puji Ishita, 

Tak lama kemudian Ishita pulang ke rumah dan dilihatnya rumahnya di dekorasi dengan sangat cantik “Bagaimana ? Apakah kamu menyukainya ?”, “Bagus juga, dimana ayahku ?” tanya Shanaya “Dia sedang meeting”, “Aku akan bertanya pada ayah, dia bilang padaku tentang meeting dengan para profesional” Ashok segera mengambil ponsel Ishita dan berkata “Sudah tidak usah malu malu, janga terganggu dengan telfon apapun”, “Aku tidak malu, ini kan rumahku, jika ayah tahu tentang hal ini” Ashok langsung menyela “Siapa yang akan memberitahu ayahmu, hanya ada aku dan kamu di sini dan saat ini suasananya sangat romantis”, “Tapi pernikahan kita belum ditentukan, kita baru akan menghabiskan waktu kita bersama setelah kita menikah” Ashok berusaha merayu Ishita 

“Jangan begitu membosankan, Shanaya ,,, aku hanya berfikir untuk mengetahui kadar kemesraan kita saja”, “Ini benar benar tidak mengesankan aku, aku ingin mengenal kamu lebih baik, jika ayah datang nanti, kamu bisa terkejut” saat itu bel pintu berdering “Pasti akan sangat menyenangkan untuk minum champagne bersama ayah” ujar Ishita sambil membuka pintu rumahnya dan dilihatnya Ruhi dan Shravan yang datang “Mau apa kalian berdua datang kemari ? Kalian datang dengan siapa ?”, “Kami mempunyai satu permintaan, bibi Vandu sedang sakit, aku mohon bicaralah dengannya” Shravan menyela ucapan Ruhi “Iyaaa aku mohon, bicaralah dengannya, ibuku pasti akan merasa lebih baik”, “Aku minta maaf, aku tidak bisa ikut, aku tidak tahu siapa Vandu ? Apa yang harus aku katakan padanya ? Sudahlah kalian pulang kerumah saja” Ruhi tetap bersikeras meminta Ishita untuk datang kerumahnya kapan kapan “Sudah, kalian pergi saja sana” Ashok mencoba mengusir mereka 

Niddhi, Raman dan Abishek sedang berada di kantornya Niddhi, Niddhi mulai memeriksa berkas berkasnya “Pajaknya dibayarkan perbulan, dia ini memang jujur”, “Kamu bisa melihat dimana mana kalau aku adalah pengacara yang jujur” Abhishek menyela ucapan Niddhi “Apakah ada yang lain ?” Raman mengingatkan mereka untuk melihat berkas berkas yang lain di brankasnya Niddhi “Apa yang ada di dalam brankas itu ? Coba buka !” Niddhi langsung menyela dengan perasaan gugup 

“Tidak ada apa apa disana”, “Sudahlah, Niddhi ,,, dibuka saja, tidak ada apa apa disana bukan ?” Niddhi akhirnya membuka brankasnya menggunakan sidik jarinya, Abhishek langsung memeriksa berkas berkas yang terdapat disana, sedangkan Raman mulai mencari chip tersebut, Abhishek lalu meminta Dubey untuk membuat daftar dokumen dokumen tersebut “Ini sudah jelas sekarang, Raman kamu harus mengajukan jaminan, kami tidak bisa melepaskannya dengan cara seperti ini” mereka kemudian membawa Niddhi kembali ke penjara, Raman merasa kesal “Chip itu ternyata juga tidak ada disini, dimana chip itu berada ?” ujar Raman kesal 

Ashok mencoba menggoda Ishita “Ashok, lebih kamu pergi sekarang, aku sangat capek sekarang”, “Kamu tidak usah bersikap seperti Ishita” Ashok masih terus mencoba merayunya “Ashok, pergi sekarang !” Ruhi segera mengambil tempat lilin dan mulai menghajar Ashok, Ishita yang melihat Ruhi membantunya langsung menampar Ashok untuk menyelamatkan Ruhi dari serangan Ashok, Ishita segera memarahi Ashok karena telah menyentuhnya dan bertanya pada anak anak 

“Apa yang kalian lakukan disini ? Kamu memukul orang tua ? Seharusnya kamu bisa mengerti kan ? Kalau paman Ashok menghajar kamu bagaimana ? Sudah pergilah sana ! Telfon orang tua kalian untuk menjemput kalian nanti dan jangan bicara dengan orang yang tidak kalian kenal ya !” Ruhi dan Shravan akhirnya pergi meninggalkan Ishita dan Ashok “Apakah kamu baru akan pergi dengan satu tamparan lagi ?” Ashok akhirnya pergi meninggalkan Ishita dengan perasaan kesal, Ishita lalu menangis sambil berkata “Kenapa Ruhi tidak bisa mengerti, kenapa dia keluar sendirian ?” gumam Ishita cemas 

Ruhi tersenyum senang, Shravan merasa senang “Kenapa kamu tersenyum seperti itu ? Tante tadi kan memarahi kamu”, “Aku tahu aku bisa mengerti sekarang kalau dia adalah ibu Ishi, dia memarahi aku karena dia tidak ingin aku melakukan pekerjaan yang salah” Shravan dan Ruhi saling tersenyum dan kembali pulang ke rumah “Ruhi, jangan bilang sama siapa siapa kalau kita pergi ke rumah tante Shanaya dan dia sebenarnya bibi Ishita”, “Oke, kalau dia melakukan sandiwara ini, pasti ada sebuah rencana yang sangat besar” ujar Ruhi penuh selidik “Kita harus tetap menyimpan rahasia ini”, “Okee, sekarang kamu pulang saja dulu” 

Tak lama kemudian ketika Ruhi sudah sampai dirumah, nyonya Bhalla bertanya padanya “Ruhi, kamu dari mana saja ? Apakah kamu sudah mengerjakan PR ?” dengan perasaan bahagia Ruhi berkata “Iyaaa” nyonya Bhalla merasa heran “Kamu kelihatan sangat senang sekali ? Ada masalah apa ?” Ruhi tidak menjawab pertanyaan neneknya dan berkata “Perutku sakit, aku akan pergi ke rumah nenek Iyer, aku mau tidur disana” nyonya Bhalla semakin heran “Ada masalah apa dengan Ruhi ?” gumam nyonya Bhalla, nyonya Bhalla lalu meminta Neelu untuk membuatkan susu untuk Ruhi “Maafkan aku, nenek ,,, aku tidak bisa memberitahu nenek, karena aku harus membantu ibu Ishi dalam sandiwaranya ini” bathin Ruhi 

Malam itu Ishita sedang tertidur dikamarnya, Raman masuk ke dalam kamarnya, Ishita langsung bangun dengan perasaan kaget “Siapa itu ? Tolong ,,,,,” Raman langsung membentak Ishita “Jangan berteriak seperti itu Madrasan !”, “Raman ? Kamu ini jahat, kamu menakuti aku, kalau mau datang seharusnya kamu menelfon aku dulu” Ishita merasa lega “Aku harus bersembunyi dulu dan baru bisa menemui kamu, kamu terlihat cantik juga dengan penampilan ini” Ishita langsung melepas wignya dan menggeraikan rambutnya yang panjang “Nah ini penampilan yang tercantik di dunia” Raman merasa senang dan memeluk Ishita erat “Aku sangat merindukan kamu, Raman”, “Aku juga, itulah mengapa aku datang kesini seperti pencuri untuk bertemu denganmu, aku mempunyai dua wanita dalam satu tubuh, yang satunya berambut pendek dan satunya lagi adalah seorang Madrasan” Ishita tersenyum 

“Aku harus selalu mengenakan wig itu, Raman ,,, apakah kamu datang kesini untuk bermesraan denganku atau ada hal yang lain, ada masalah apa ?”, “Chip itu tidak ada di brankas Niddhi, aku rasa kita harus melakukan sesuatu yang nyata yaitu Niddhi sendiri yang memberikan chip itu pada kita” ujar Raman geram “Tapi bagaimana caranya ?” tanya Ishita bingung, Ishita kemudian menceritakan apa yang telah Ashok lakukan pada hari ini “Aku tidak akan mengampuni dia !”, “Tenang, Raman ,,, aku saja yang akan mengurusnya, tapi aku memberitahu kamu soal Ruhi dan Shravan, mereka tadi datang kesini dan meminta aku untuk bicara dengan Vandu, aku merasa cemas” ujar Ishita cemas “Iyaaa kamu benar, aku hanya sibuk dengan permasalahan ini saja, aku akan mengurus Niddhi dan kamu Ishita, kamu harus juga harus mengurusi Ashok, aku akan bertemu dengan Niddhi dan pengacaranya di penjara, aku akan kembali lagi nanti” Raman segera berlalu dari sana 

Keesokan harinya, nyonya Bhalla sedang mengepang rambut Ruhi “Nenek, perutku sakit”, “Ya sudah kamu dirumah saja istirahat dan tidak usah pergi ke sekolah” nyonya Bhalla kemudian menelfon dokter, Shagun datang kesana “Aku akan memberikan sarapan pagi untuk Manoj dan mampir kesini dulu”, “Untung saja kamu datang, aku baru akan menelfon kamu, coba periksa Ruhi, katanya perutnya sakit” ujar nyonya Bhalla “Aku akan menelfon Manoj”, 

“Aku tidak ingin dokter, sakit perutku ini tidak bisa diperiksa oleh dokter manapun, ketika seorang gadis merasa perutnya sakit” nyonya Bhalla merasa heran “Sejak kapan kita mempunyai rahasia diperut ? Itu artinya kamu punya rahasia yaaa ?” Shagun dan nyonya Bhalla lalu menggelitik perut Ruhi dan memintanya untuk memberitahu mereka, Ruhi lalu berbisik di telinga nyonya Bhalla, nyonya Bhalla merasa senang dan memeluknya erat, kemudian Ruhi juga berbisik ke Shagun, Shagun kaget “Apa ?” Shagun merasa senang  SINOPSIS MOHABBATEIN episode 733 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top