SINOPSIS MOHABBATEIN episode 714 “NIDDHI MENGAMBIL ALIH POSISI ISHITA” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 714 “NIDDHI MENGAMBIL ALIH POSISI ISHITA” by. Sally Diandra Nyonya Bhalla benar benar terkejut ketika melihat Raman bersama Niddhi sedang berdua duaan di dalam kamar, nyonya Bhalla langsung masuk ke dalam kamar dan mulai memarahinya “Raman ! Jenazah Ishita saja belum ditemukan dan kami semua disini sedang berduka, sedangkan kamu malah asyik asyikkan minum dengan perempuan ini, Ishita baru saja meninggal Raman !” Raman langsung menyela “Hentikan, ibu ! Jangan katakan apa apa lagi tentang Ishita ! Apakah dia peduli padaku dan anak anak ? Aku sudah bilang padanya untuk tidak ikut campur dengan masalah orang lain dan tidak usah sok menjadi detektif !” Raman mulai marah 

“Kenapa dia pergi ke sana ? Kalau akhirnya digantung ! Dia suka sekali menolong orang lain tapi sekarang siapa yang menolongnya ? Saat ini dia sedang terbaring dijurang, apakah Pallavi datang untuk menolongnya ?” tanya Raman “Aku menjadi lelucon di lingkungan sekitar kita, ibu seharusnya bahagia untukku karena Niddhi telah membantuku, dia telah menyelamatkan perusahaanku”, “Ini bukan kesalahan Ishita ! Tidak ada seorang perempuan manapun yang bisa mengambil posisi Ishita dirumah ini ! Aku tahu apa artinya Ishita untuk kamu, Raman ,,, kalau perempuan ini menolong kamu tapi seharusnya dia tidak berada disini di kamarmu pada malam malam seperti ini !” Raman langsung menghentikan ocehan ibunya 

“Ibu, aku hormat padamu, tapi aku harus menghentikan ibu, karena ini adalah kamarku dan ini adalah urusan pribadiku” nyonya Bhalla menangis sedih “Raman, sadarlah” Niddhi hanya terdiam melihat mereka berdua “Lebih baik ibu pergi sekarang” Raman kemudian menutup pintu kamarnya, nyonya Bhalla semakin sedih “Ada apa dengan Raman ? Kenapa dia berkata seperti itu tentang Ishita ?” gumam nyonya Bhalla di dalam kamar, Raman sangat marah “Ishita telah membuatku gila !”, “Sudah tidak apa apa, mereka butuh waktu untuk melupakannya, oh iya aku mempunyai sebuah ide, kenapa aku tidak mengambil posisi Ishita ?” Raman menyukai ide Niddhi “Apa yang Ishita lakukan ? Merawat anak anak kan ? Semua itu mudah, aku akan mengurusinya” Raman lalu mengedipkan matanya ke arah Niddhi dan mereka minum lagi bersama 

Nyonya Bhalla kemudian masuk ke dalam kamarnya sambil menangis “Maafkan aku Ishita, Raman telah membuat aku malu hari ini dengan membawa Niddhi ke sini” saat itu tuan Bhalla bangun dan menghibur istrinya, nyonya Bhalla menangis untuk Ishita, kemudian tuan Bhalla berusaha menidurkan istrinya sambil berfikir “Toshi tidak bisa melupakan Ishita, dia memang sangat baik dan biasanya mengurusi kami juga anak anak, lalu bagaimana kamu akan mengurusi rumah ini sendirian sekarang ?” bathin tuan Bhalla 


Keesokan harinya, Niddhi sangat marah pada Neelu karena menyebut nama Ishita didepannya, lalu Niddhi memberikan perintah ke Neelu untuk membuat sarapan untuk anak anak dan dirinya, tak lama kemudian Niddhi meminta Adi dan Ruhi untuk turun karena sarapan telah siap “Tante, kenapa tante mengenakan celemeknya ibu Ishi ? Aku tidak suka !” sahut Ruhi “Ibu Ishi mengajarkan kami untuk menghormati orang dewasa, kami akan makan sarapan pagi hanya untuk ibu Ishi kami” sela Adi, Niddhi lalu menyajikan sarapan sandwich untuk mereka, 

Simmi sangat marah melihat Niddhi “Tunggu, Simmi ,,, kita harus mencari tahu kenapa Raman membawanya kesini ?” sahut tuan Bhalla, Niddhi lalu menyiapkan sarapan untuk mereka semua dengan baik, Romi menyela “Neelu, apa ini ?”, “Aku yang meminta Neelu membuat sarapan ini, makanan ini sehat untuk tubuh dan pikiran” sela Niddhi, saat itu Amma masuk ke rumah mereka dan membawakan masakan idli untuk Ruhi “Kita seharusnya tidak begitu memanjakan anak anak, mereka itu sudah besar dan mereka tahu segalanya” tuan Bhalla menyela ucapan Niddhi 

“Kadang orang tua juga tidak tahu apa yang harus dilakukan dan yang tidak, aku akan bicara dengan Raman”, “Dia masih tertidur, semalam dia harus lembur kerja” sela Niddhi, Romi dan Simmi nampak asyik memakan idli buatan Amma, Niddhi marah dan segera pergi meninggalkan mereka, begitu Niddhi, Romi bertanya “Ayah, drama baru apa lagi ini ?”, “Aku juga tidak tahu, Romi ,,, kita harus bicara dengan Raman besok” ujar tuan Bhalla 

Di kamarnya, Raman akhirnya terbangun “Raman, apakah kamu semakin tua ? Kamu kelihatan begitu lesu ?”, “Iyaa pusing di kepalaku ini sakit sekali” ujar Raman sambil memegangi kepalanya “Lebih baik kamu istirahat saja, aku akan berada dirumah dan bekerja, aku sudah bilang sama Romi untuk melaporkan semuanya padaku, jadi kamu lebih baik tinggal saja dirumah hari ini” Niddhi kemudian memberikan obat tidur ringan dan menyuruhnya untuk istirahat “Niddhi, bangunkan aku kalau kamu membutuhkan bantuanku” kemudian Raman tertidur lagi, Niddhi tersenyum melihatnya 

Di bawah, Simmi bertanya pada Neelu tentang bekal makanan untuk anak anak “Nyonya Simmi, aku tidak membuat apa apa untuk bekal makanan mereka, nona Niddhi melarangku tadi” Niddhi menatap kearah mereka “Siapa itu Niddhi yang memerintah kamu ? aku akan mengurusinya !” Niddhi langsung menyela ucapan Simmi “Neelu, berikan bekal makanan anak anak padaku !”, “Tapi masih kosong, nona” Neelu mulai ketakutan “Kalau begitu berikan apa saja” Niddhi kemudian memasukan uang ke dalam bekal makanan tersebut 

“Nyonya Ishita tidak pernah melakukan hal ini, nona”, “Neelu, jangan sebut sebut nama Ishita lagi ! Anak anak bisa makan di kantin sekolah !” saat itu Adi dan Ruhi turun kebawah dengan membawa tas mereka, Adi meminta bekal makanannya, Niddhi kemudian memberikan bekal makanan itu dan meminta mereka untuk segera berangkat, Simmi hanya terdiam dan menatap ke arah mereka, Ruhi teringat pada ibu Ishi, ketika Ishita merawat anak anak dan mengajari mereka membuat kalimat untuk pekerjaan rumahnya, Simmi lalu mengajak anak anak untuk ikut dengannya 

Simmi menghibur nyonya Bhalla yang sedang menangis “Apa yang akan terjadi pada Raman dan anak anaknya, lalu bagaimana dengan anak Ishita yang belum lahir itu ? Ishita meninggal sebelum bayi itu lahir kedunia” ujar nyonya Bhalla sedih, 

sementara Vandu juga terlihat sedih, Vandu teringat dengan ucapan Suyyash dan pergi dari sana,kemudian masuk ke dalam kamarnya sendiri dan mulai minum wine, Bala segera mencegah Vandu dan bertanya “Apakah kamu sudah gila ?”, “Maafkan aku, Bala ,,, aku tidak bisa membantunya, aku bisa gila jadi biarkan aku minum” Bala menggeleng “Aku tidak akan mengijinkan kamu minum, kamu adalah perempuan yang kuat, kamu tidak akan melanggar janjiku, kita akan pergi ke dokter psikiater” Vandu menolak bertemu dengan dokter manapun “Aku ingin membantu kamu tapi aku tidak tahu bagaimana caranya membantu kamu, kami semua mencintai kamu dan membutuhkan kamu, kami tidak bisa kehilangan kamu, Vandu ,,, ayoo ikut denganku, semuanya akan baik baik saja” Vandu memeluk suaminya sambil menangis 

Simmi juga meminta ibunya untuk berhenti menangis dan menyuruh Neelu untuk mengambilkan obat untuk nyonya Bhalla, Romi menemuinya “Ibu, apakah ibu baik baik saja ?”, “Aku sangat mencemaskan anak anak, siapa yang akan mengurusi mereka ?” Sarika langsung menyela dengan santainya “Niddhi yang akan mengurus semuanya, ibu ,,, Nidhhi itu kan temannya kak Raman dan pengacaranya juga, sikapnya seolah olah kalau dia mempunyai tempat yang special dirumah ini, dia mengurusi kantor kak Raman dan dia pasti juga akan menggantikan posisi kak Ishita tidak lama lagi” Romi langsung memarahi Sarika yang telah lancang bicara “Aku mengatakan apa yang aku lihat, kamu pikirkan saja sendiri dengan baik !” Sarika segera berlalu dari sana dengan senyum penuh kepuasan, Romi lalu berkata ke Simmi “Kak Simmi, kita harus melakukan sesuatu” nyonya Bhalla mendukung anak anaknya “Kalian harus melakukannya secepat mungkin, sebelum hal ini berimbas pada anak anak” pinta nyonya Bhalla 

Adi dan Ruhi sedang ngobrol dikantin sekolah mereka, teman sekelas mereka mengatakan sesuatu yang buruk tentang Ishita, Adi dan Ruhi berusaha mengabaikan lalu Adi meminta Ruhi untuk memakan bekal makanannya, ketika Ruhi membuka bekal makanannya ternyata isinya bukan makanan tapi sejumlah uang, Adi kemudian memeriksa bekal makanannya sendiri dan ternyata sama, dia juga menemukan sejumlah uang didalamnya “Apa yang tante Niddhi berikan pada kita, kak ? Aku tidak mau makan” saat itu beberapa anak menghampiri mereka dan langsung mengambil uang mereka “Kembalikan bekal makananku !” bentak Adi marah, mereka pun akhirnya berkelahi, Adi pun terluka, 

Ruhi berteriak memanggil kakaknya sambil menangis, Ruhi lalu memanggil gurunya untuk merelai perkelahian mereka, tak lama kemudian guru menelfon ponsel Raman, Niddhi melihat ada telfon dari guru sekolah anak anak di ponsel Raman, dengan santainya Niddhi langsung mematikan ponselnya dan mulai bekerja, sementara itu Simmi memberitahu semuanya ke Shagun “Jadi Niddhi adalah akar permasalahan dari semua ini, Romi juga bilang kalau Niddhi juga ikut campur di kantor, sekarang dia tinggal dirumah kalian, kenapa Raman bisa mentoleransi hal ini dengan mudah ? Apa yang terjadi ?” saat itu Shagun mendapat telfon dan kaget begitu mendengarnya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 715 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top