SINOPSIS MOHABBATEIN episode 711 “RAMAN MEMBUNUH ISHITA ?” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 711 “RAMAN MEMBUNUH ISHITA ?” by. Sally Diandra Ishita akhirnya berhasil melarikan diri, polisi tahu kalau Ishita belum meninggal dan melarikan diri dari penjara, mereka memberitahu Raman, sementara itu Ishita melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya, inspektur polisi meminta anak buahnya untuk mencari Ishita, Raman datang kesana dan langsung memasukan Ishita ke dalam mobilnya, Ishita kaget melihat Raman yang datang, sedangkan polisi masih terus mencari Ishita “Raman, kamu ada disini ,,,” Ishita menangis dan langsung memeluknya “Aku ingin melihat kamu, aku tidak tahu bagaimana aku masih hidup ? Aku akan kembali ke sana sekarang, kenapa kamu tidak datang kesana tadi untuk menemuiku ?” Raman menyela 

“Bagaimana aku bisa datang kesini, karena akulah yang bertanggung jawab untuk semua ini, aku telah kehilangan bukti itu dan kamu nyaris mati, aku tidak bisa kehilangan kamu, Ishita ,,, ijinkan aku melakukan apa yang akan aku lakukan sekarang, jangan hentikan aku”, “Ada apa ini, Raman ?” Ishita merasa heran, Raman segera membawa Ishita ke suatu tempat “Raman, kamu mau membawa aku kemana ? Ada masalah apa denganmu, Raman ?” Ishita benar benar tidak mengerti maksud Raman “Tidak ada seorangpun yang bisa menjauhkan kamu dari aku”, “Aku harus kembali, Raman” pinta Ishita “Tidak ada waktu lagi, Ishita ,,, kita akan melanjutkan kehidupan kita bersama sama, ayooo ikut aku” Raman terus mengajak Ishita “Iyaa tapi kamu mau membawa aku kemana, Raman ?”, “Dengarkan aku, Ishita ,,, tidak akan ada seorangpun yang menangkap kamu” sahut Raman 

“Raman, aku harus menyerahkan diri, aku telah melakukan kesalahan, aku salah, kita akan kembali ke polisi”, “Aku bersamamu, Ishita” Ishita menyela “Raman, aku ini bukan penjahat”, “Dengarkan ! Aku sedang memikirkan keluarga kita, kamu tidak melakukan pembunuhan itu, itu bukan hukuman gantung tapi itu adalah percobaan bunuh diri” Ishita tertegun “Percobaan bunuh diri dengan cara seperti ini ?” Raman dan Ishita mulai bertengkar “Dengarkan, Ishita ! Anak anak membutuhkan seorang ibu !”, “Bagaimana bisa anak anak akan hidup tanpa kamu ?” Raman menyela ucapan Ishita “Ini tentang kita juga, tidak ada seorangpun yang akan mati untuk yang lain tapi kalau kamu mati, aku akan mati ! Apakah kamu ingin aku hidup tanpa kamu ? Apakah kamu memikirkan aku ? Aku membawa kamu untuk diriku sendiri, aku memang egois ! Kalau kamu mati maka aku akan mati !”, “Apa keinginanmu, Raman ? Aku tidak bisa mengerti tentang kamu, anak anak kita memang sangat penting untuk kita bukan ?” saut Ishita 

“Itu artinya cinta kita tidak begitu penting ?”, “Anak anak kita sangat penting, kalau kita lari, kita berdua akan mati setiap hari, aku tidak ingin kamu mati bersamaku, ayooo ikut denganku” Ishita mencoba mengajak Raman kembali ke penjara namun Raman menghentikannya “Hentikan, Ishita ! kalau kamu ingin mati lalu apa perlunya untuk pergi kesana dan digantung, kamu bisa mati sekarang juga !” tiba tiba Raman memegangi tangan Ishita yang saat itu sudah ada diujung tebing “Raman, apa yang kamu lakukan ? Selamatkan aku, tarik aku ke atas, Raman” ujar Ishita takut “Kamu ingin mati kan ? Aku tidak bisa melihat kamu mati disana karena kalau kamu mati disana, bagaimana aku bisa merasa senang membunuh kamu ?” Ishita kaget begitu mendengar ucapan Raman 

“Kamu tadi bertanya padaku kan kenapa aku membawamu kesini, sekarang pikir, kamu mempunyai waktu yang sangat banyak” Ishita semakin tidak mengerti dengan ucapan Raman, tiba tiba Raman melepaskan tangannya dan membuat Ishita terjatuh ke bawah tebing, Raman lalu melambaikan tangannya dan mengucapkan selamat tinggal pada Ishita, Ishita terkejut dan dilihatnya kenangan upacara pernikahannya ada di sekitarnya dan terjatuh ke bawah, 

Kemudian Raman melempar benang hitam pemberian Ishita yang melingkar di tangannya sambil berkata “Dasar tolol ! Dia seharusnya mengikat benang ini untuk dirinya sendiri untuk menyelamatkan nyawanya, syukurlah akhirnya kamu telah pergi, Ishita ,,, sangat penting untuk kamu pergi dengan cara seperti ini, dengan begitu aku akan melakukan apa yang aku inginkan, aku akan melakukan apa yang aku tidak bisa lakukan ketika kamu ada, Raman menyeringai kemudian pergi dari sana 

Vandu sedang dalam keadaan mabuk, Vandu datang ke tempat yang sama di mana Raman dan Ishita berada sambil menangis dan merindukan Ishita, sementara itu seluruh keluarga baru tahu kalau Ishita telah melarikan diri “Bala dan aku tadi sedang menunggu disana untuk mengambil jenazahnya tapi polisi mengatakan kalau Ishita belum mati dan dia melarikan diri dengan menggunakan kesempatan itu” Ruhi berterima kasih pada Dewa begitu mendengar cerita Appa 

“Anak anak pasti sangat bahagia” sela Shagun “Mereka itu anak anak yang lugu” ujar tuan Bhalla sambil berkata dalam hati “Ishita akhinya baik baik saja dan masih hidup tapi aku mengkhawatirkan dirinya” bathin tuan Bhalla, nyonya Bhalla dan Amma juga merasa khawatir “Dimana Raman ?” tanya nyonya Bhalla “Aku juga tidak tahu dimana dia, tadi polisi juga memberitahu Raman soal Ishita” Sarika mendengar pembicaraan mereka “Rupanya Ishita melarikan diri, aku harus memberitahu Ashok” bathin Sarika dengan senyum sinisnya 

Raman menelfon seseorang “Ishita sudah mati ! Aku akan menemui kamu segera” Raman lalu melihat Vandu juga ada disana, Raman segera bersembunyi, Vandu yang sedang mabuk nampak sekilas melihat Raman “Raman, ada apa ? Apa yang terjadi ? Apakah aku sedang berhalusinasi ? Aku sudah gila sekarang” Vandu menangis dan pergi dari sana, Raman berfikir “Apakah Vandu melihat aku tadi ?” bathin Raman, Vandu masih terus depresi “Aku seharusnya mati” Vandu bergegas menuju ke tepi tebing untuk melompat dari sana, 

Vandu teringat pada Bala dan anak anaknya, Raman terkejut dan berlari hendak mencegahnya namun Raman berhenti dan bersembunyi lagi “Aku tidak bisa membunuh diriku sendiri, bagaimana dengan Bala dan anak anak ? Bagaimana bisa mereka bisa hidup tanpa aku ? Semua orang merasa kalau Ishita benar benar telah melakukan sebuah dosa dan aku juga !” Vandu kemudian kembali lagi dan menjauh dari tebing, Raman hanya terpaku menatap kepergian Vandu 

Abhishek mengunjungi rumah keluarga Bhalla “Kalau Ishita selamat, dia pasti akan datang kesini jadi aku melakukan tugasku dan membawa anak buahku kesini” Shagun langsung memarahi Abhishek dan bertanya “Apakah Ishita seorang penjahat ?”, “Aku bisa mengerti tapi dia telah melarikan diri, aku hanya mengerjakan tugasku” Shagun menyela “Tugas apa ? Ini adalah kesalahanmu sehingga dia melarikan diri, ini bukan kesalahannya, kamu ingin dia bilang maaf lalu meminta kamu untuk menggantungnya lagi ? Ishita selamat ! Kamu tidak akan pernah bisa mengerti apa yang telah di alaminya, kalian semua telah memaksanya kalau tidak dia tidak akan mengalami hal ini, Ishita telah membunuh seorang iblis dan hukummu menghukumnya” ujar Shagun sambil menangis 

“Tapi dia itu penjahat di mata hukum, aku berada disini untuk mengerjakan tugasku, aku tahu kalau dia pasti akan datang kesini, oleh karena itu aku akan menaruh anak buahku untuk berjaga jaga disini” Shagun sangat marah mendengar ucapan Abhishek “Abhishek, bukankah kamu tahu kalau Ishita tidak bisa membunuh siapapun ?” Abhishek lalu meminta mereka untuk merawat Shagun “Ishita telah melakukan kejahatan dengan melarikan diri, ini adalah tugas kalian untuk memberitahu aku kalau dia datang kesini” mereka semua menangis, Shagun menyela 

“Bahkan Raman juga tidak ada disini !”, “Oh iyaa Raman mana ? Dia tidak datang kesana untuk mengambil jenazah Raman” tuan Bhalla menyela “Tadi Raman hanya mondar mandir dijalan sambil menangis”, “Baiklah, aku akan pergi” Abhishek kemudian berlalu dari sana, tuan Bhalla bergumam “Aku merasa sepertinya ada sebuah lelucon yang sangat besar yang terjadi pada kita” saat itu Niddhi datang mengunjungi rumah keluarga Bhalla dan menayhut ucapan tuan Bhalla “Iyaaa itu memang benar” ujar Niddhi SINOPSIS MOHABBATEIN episode 712  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top