SINOPSIS MOHABBATEIN episode 599 “RAMAN PERCAYA” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 599 “RAMAN PERCAYA” by. Sally Diandra Ishita masih asyik menikmati daging ayam, seluruh keluarganya terperangah melihat Ishita makan daging ayam karena notebene Ishita adalah seorang vegetarian asli sesuai dengan keyakinan yang dianutnya “Pergi kalian semua ! Atau aku akan menunjukkan keahlianku yang lain lagi !” bentak Ishita “Apa yang kamu lakukan ? Ishu, kamu makan daging ayam ?”, “Bala, kemarilah ! Dan rasakan ! Apakah kamu punya keberanian ? Dasar pengecut !” Ishita menimpali pertanyaan Bala “Sudah ! Kalian semua pergi saja sana !” bentak Ishita

“Ishita, jangan makan daging itu !” pinta nyonya Bhalla dan Vandu kompak “Kalian semua ini, selalu saja melarang Ishita, kalian semua mempunyai begitu banyak masalah ! Aku akan makan dan mengenakan pakaian yang aku suka, kalau kalian punya masalah apapun, kalian bisa menyimpannya sendiri dan pergi dari sini !” Ishita mulai meracau “Aku sudah melakukan puasa untuk suamiku seharian ini dan sekarang aku lapar !” mereka semua akhirnya pergi meninggalkan Ishita yang masih asyik menikmati makanannya 


Vandu menangis “Bagaimana bisa Ishita makan daging ayam ?”, “Ishita sedang tidak sadar, Shagun yang biasanya makan daging ayam” ujar nyonya Bhalla, tiba tiba terdengar teriakan suara Ishita yang kemudian menangis, mereka semua berlari terburu buru menghampiri Ishita “Ibuuuu !!!!” teriak Ishita sambil menangis begitu melihat tulang ayam di atas tempat tidurnya “Ada apa, Ishita ?”, “Raman, aku telah makan daging di perayaan hari Karwachauth, kenapa tidak ada seorangpun yang mencegah aku ?” Ishita merasa bersalah “Kamu tidak melakukan apapun, Ishita” Raman berusaha menenangkannya, Vandu segera memeluk adiknya ini sambil berkata “Ini bukan kesalahanmu, Ishu” Ishita lalu batuk batuk dan berusaha untuk memuntahkan apa yang sudah dimakannya “Kalian pergi saja dulu” Ishita bergegas pergi ke kamar mandi “Ishita, dengarkan aku ,,,” Ishita tidak menggubris panggilan Raman 

Semua orang sedang pusing memikirkan keadaan Ishita”Bahkan obat saja tidak bisa memberikan efek apa apa padanya, kita harus membuat Ishita menang atas Shagun” ujar nyonya Bhalla “Aku rasa bahkan Raman juga membutuhkan istirahat”, “Iyaa, aku akan mengajak Adi dan Ruhi untuk tinggal bersama kita dirumah, sangat beresiko untuk mereka kalau mereka tetap tinggal disini” sahut Vandu menimpali ucapan suaminya, 

Raman sedang mengetuk ngetuk pintu kamar mandi “Ishita, buka pintunya, aku ada disini bersamamu” ujar Raman sambil menangis, tak lama kemudian Ishita keluar dari kamar mandi dan sudah berganti baju, Raman segera memeluknya erat “Sekarang kamu istirahat saja dulu” Raman kemudian duduk disebelah Ishita yang terbaring diatas ranjang, tak terasa Raman menangis meratapi nasib istrinya 

Keesokan harinya, Raman menemui Prateek “Aku tidak bisa kehilangan Ishita, keluargaku bisa hancur”, “Coba kamu ceritakan semuanya padaku tentang kamu, Ishita dan Shagun” pinta Prateek “Aku akan menceritakan semuanya padamu, tolong sembuhkan dia” ujar Raman penuh harap, 

Dokter Manoj mendatangi rumah keluarga Bhalla, Sarika yang menemuinya “Kak Raman sedang tidak berada dirumah” nyonya Bhalla menemui dokter Manoj “Nyonya Bhalla, aku tahu apa yang terjadi disini, sikap Ishita seperti Shagun bukan ?”, “Bukan seperti itu, dokter Manoj ,,, siapa yang bilang pada anda ?” Sarika menyela ucapan Manoj “Aku mengetahuinya, ijinkan aku bertemu dengannya, jika benar ada arwah Shagun dalam tubuhnya, aku bisa membantunya”, “Aku juga punya pemikiran yang sama, tuan Raman sudah menceritakan semuanya padaku, aku rasa dokter Manoj bisa membantu kita, dimana nyonya Ishita ?” tanya Prateek yang tiba tiba muncul dirumah keluarga Bhalla 

Ruhi datang ke sekolah dan teman temannya bertanya soal ibunya, Ruhi pikir Ishita, gurunya Ruhi juga bertanya sama Ruhi tapi Ruhi hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaan mereka, gurunya Ruhi jadi kesal dibuatnya, kemudian bu guru mengecek buku Ruhi “Ruhi, kenapa kamu tidak mengerjakan PR kamu ?”, “Maaf, bu guru” ujar Ruhi memelas, bu guru kemudian memberikan surat peringatan pada Ruhi dan meminta orangtuanya untuk menandatanganinya, 

Didalam kamarnya, Ishita sedang memperhatikan foto Adi dan Ruhi, Prateek menyuruh Raman untuk masuk ke kamar, Raman kemudian memberikan kode pada mereka untuk ikut bersamanya “Raman, aku sangat merindukanmu, aku bahkan tidak bisa bicara dengan anak anakku, bagaimana keadaan mereka ? Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku terus menerus tidur” saat itu Manoj masuk ke kamar mereka “Apa kabar dokter Manoj, aku tahu kalau Raman yang mengundangmu kesini, semua orang jadi gelisah memikirkan kesehatanku, maafkan aku, ibu” nyonya Bhalla saat itu juga ada disana, 

Ishita kemudian menyapa Prateek dan bicara dengan sikapnya yang biasa, dalam hati Manoj mulai berfikir “Ishita kelihatannya normal saja, apa yang terjadi padanya ?” bathin Manoj “Ishita, lebih baik kamu istirahat saja, Ishita ,,, mereka datang kesini untuk menjenguk kamu, katakan padaku kalau kamu membutuhkan sesuatu”, “Memangnya sama siapa lagi aku akan meminta ?” Ishita menyahut ucapan Raman, kemudian mereka semua keluar meninggalkan Ishita 

Dibawah, mereka mulai membahas keadaan Ishita “Ishita kelihatannya normal saja”, “Itu artinya arwah Shagun hanya sewaktu waktu saja berada di dalam tubuhnya, apakah kamu sempat memperhatikan polanya atau pemicunya ?” Raman menggeleng “Tidak, bantulah kami, lakukan sesuatu tuan Prateek”, “Hanya Shagun yang bisa menjawabnya” Raman tertegun mendengar ucapan Prateek “Bagaimana caranya ?”, “Dia yang harus mengatakannya” ujar Prateek lagi, 

Shravan meminta Ruhi untuk tersenyum dan jangan bete terus “Aku tidak tahu apa yang terjadi pada ibu Ishi, aku dan kak Adi tinggal bersama nenek dan kakek Iyer” tiba tiba salah satu teman sekelas Ruhi bertanya tentang arwah yang ada di dalam tubuh Ishita “Pergi saja kalian ! Jangan ganggu Ruhi !” Shravan mencoba membela Ruhi, Ruhi kemudian berdiri dan tiba tiba sebuah pistol jatuh dari tasnya Tak lama kemudian, Raman datang kesekolah, rupanya Raman dipanggil oleh kepala sekolah karena Ruhi membawa pistol ke sekolah “Ayah, aku tidak tahu apa apa tentang pistol itu”, “Tidak terjadi apa apa, Ruhi” Raman berusaha menghibur Ruhi, 

Kepala sekolah langsung memarahi Raman karena telah begitu ceroboh sehingga pistolnya bisa terbawa dalam tas anaknya “Bu kepala sekolah, ini bukan pistol kami, kami sendiri tidak tahu menahu soal ini” Raman mencoba membela diri, saat itu Abhishek datang karena kepala sekolah memanggilnya juga, Raman meminta Ruhi untuk keluar dulu, kemudian Abhishek mengecek pistol tersebut “Ini pistol yang sama yang menghilang pada hari itu, bagaimana bisa pistol itu ada di dalam tasnya Ruhi ?” Abhishek juga heran sama seperti Raman “Itu artinya ada seseorang yang memang sengaja menaruh didalam tasnya Ruhi” Raman tertegun “Raman, itu berarti salah seorang dalam anggota keluargamu adalah pemilik pistol ini”, “Apakah kamu yakin ?” Abhishek mengangguk, Raman mulai memikirkan sesuatu SINOPSIS MOHABBATEIN episode 600 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top