SINOPSIS MOHABBATEIN episode 593 “SINDOOR HITAM” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 593 “SINDOOR HITAM” by. Sally Diandra Dirumah keluarga Bhalla, Ishita meminta Ruhi untuk mendekat kearahnya, Ruhi yang awalnya ketakutan melihat Ishita, langsung berlari menghampiri Ishita dan memeluk Ishita “Aku baru tahu kalau ibu sedang sakit”, “Maafkan ibu Ishi, Ruhi ,,, aku juga minta maaf pada semua orang”, ujar Ishita menimpali ucapan Ruhi “Tidak apa apa, semuanya akan membaik sekarang” sela tuan Bhalla, mereka semua meminta Ishita untuk membuat dosa untuk mereka “Baiklah, aku akan memasak untuk semua orang” Sarika menatap kearah Ishita yang sedang sibuk di dapur dan berkata pada Raman 

“Aku harus mengatakan pada kalian sesuatu” Sarika mulai angkat bicara “Bagaimana bisa kalian membiarkan kak Ishita bergerak leluasa seperti ini ? Kalau dia menyakiti seseorang bagaimana ?” Raman langsung menyela ucapan Sarika “Ishita tidak gila, Sarika ,,, dokter bilang Ishita hanya hanya shock atas kematian Shagun”, “Ishita membutuhkan kasih sayang dan dukungan kita, bersikaplah normal dengannya” sahut tuan Bhalla, Sarika hanya bisa menangis sambil melirik ke arah Ishita yang saat itu sedang bekerja didapur 

Keesokan harinya, Amma memasuki rumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla sedang memasak ladu “Bagaimana kabar Ishu ?”, “Aku senang melihat Ishita baik baik saja sekarang, dia kemarin memasak untuk kami semua dan bersikap normal, aku juga membuat bhog untuk sang Dewi untuk rasa terima kasihku padanya” ujar nyonya Bhalla “Aku akan melihat Ishita dulu”, “Dia sedang berada di kamarnya Ruhi, tolong, Madhu ,,, jangan bicarakan tentang Shagunn, kamu bisa ngobrol tentang idli dosa buatanmu dan lain sebagainya” pinta nyonya Bhalla, kemudian nyonya Bhalla mulai sibuk sendiri, Amma bergegas berlari naik keatas ke kamar Ishita, begitu sampai dirumah, Amma mengamabil kota sindoor dan mulai membukanya, 

Amma kaget ketika dilihatnya sidoornya berubah menjadi hitam, Amma menangis, tiba tiba Ishita datang dan berdiri dibelakang Amma sambil berkata “Ibuuu ,,,” Amma kaget dan kotak sindoor itupun jatuh ke lantai, Ishita melirik kearah sindoor hitam itu dan bertanya “Kenapa kamu datang kesini ? Apakah kamu melakukan ilmu hitam padaku ? Apakah kamu akan membunuh aku ? Akulah yang akan membunuh kamu !”, “Ishu, aku ini ibumu, nak” Amma bergegas berlari dari sana, nyonya Bhalla lalu meminta Raman untuk menghentikan tindakan Ishita, Ishita segera menutup pintunya dan menghentikan langkah Amma “Ishu sedang menangis di dalam diriku” Amma mulai ketakutan dan langsung berteriak, mereka semua yang berada dibawah mendengar teriakan Amma dan bergegas berlari kesana untuk melihatnya, 

Sementara itu di dalam kamar, Ishita mulai menakut nakuti ibunya sendiri “Tidak ada Ishu sekarang ! Aku tidak akan melepaskan kamu dan putrimu” Amma berteriak histeris memanggil Raman, meminta bantuan Raman sambil berusaha membuka pintu itu tapi tetap saja tidak bisa, Ishita kemudian menghadang jalan Amma, saat itu di bawah Bala datang ke sana dan langsung menuju ke kamar Ishita, diluar kamar Raman berteriak “Ishita, jangan lakukan apapun pada ibumu !” mereka bertiga yaitu Raman, Romi dan Bala mencoba untuk mendobrak pintu kamar agar terbuka, sedangkan di dalam kamar, Ishita mulai memecahkan vas vas bunga yang ada disana, Amma terjatuh di sofa sambil menangis ketakutan “Rasanya sungguh sangat menyenangkan bisa menakut nakuti ibunya Ishita Bhalla” ujar Ishita yang saat itu sudah berada dekat sekali dengan Amma, 

Tepat pada saat itu Raman, Bala dan Romi berhasil menjebol pintu kamar dan langsung mencegah Ishita yang hendak menyakiti Amma, nyonya Bhalla juga ikut kesana dan langsung menenangkan Amma, sementara ketiga pria itu langsung memegangi Ishita, Bala kemudian membuat Ishita meminum pil tablet, Amma dan nyonya Bhalla hanya bisa menangis, Raman juga berusaha membuat Ishita menelan pil tablet itu, hingga akhirnya Ishita pun tertidur “Ibu mertua, ibu baik baik saja ? Ishita akan segera membaik, dia sudah diberi obat tadi” hibur Bala, Raman segera menutupi tubuh Ishita dengan selimut “Aku akan duduk disini dulu menemani Ishita sementara waktu, kalian keluar saja” pinta Raman 

Di kampus, Vandu melihat Suraj sedang mencari ruang kuliah semester pertama, salah satu anak yang ditanyainya menyarankan padanya untuk bertemu dengan dosennya dulu, kemudian Vandu mengingatkan Suraj kalau posisinya dikampus itu sebagai seorang mahasiswa “Kamu harus bicara secara sopan dengan mahasiswa lainnya, itu disana ruanganmu” beberapa mahasiswa yang ada disana langsung tertawa geli begitu mendengar ucapan Vandu ke Suraj karena Suraj nampak sudah teralu tua untuk kuliah disana, Suraj merasa kesal dan bergumam pada dirinya sendiri “Vandita adalah kakaknya Ishita, jadi kamu bisa mendapatkan balas dendam dariku, aku tidak tahu sampai kapan Raman dan Ishita bisa lenyap dari kehidupan kami” gumam Suraj kesal 

Amma menangis sambil berkata “Apa yang terjadi pada Ishuku ?”, “Dia akan baik baik saja, Madhu” hibur nyonya Bhalla “Tapi dia tadi hampir saja memukulku”, “Memangnya apa yang ibu lakukan sehingga Ishita mau menyerang ibu ?” sela Raman heran “Aku kemarin pergi ke pendeta untuk Ishu, aku menyimpan kotak sindoor dibawah bantalnya, tapi ketika aku lihat tadi ternyata berubah warnanya menjadi hitam, hal itu membuktikan kalau Ishita kerasukan arwah Shagun” Raman tidak setuju dengan ucapan Amma “Ibu, dokter bilang kalau Ishita hanya shock saja dengan kematian Shagun, aku mohon dukung aku untuk membuatnya sembuh, jangan bicarakan lagi soal Shagun didepannya” pinta Raman 

Di kampus, para mahasiswa menyambut kedatangan Vandu diruangan mereka, Vandu kemudian mengenalkan teman sekelas mereka yang baru yaitu Suraj Khanna “Dia ini ingin menyelesaikan gelar pasca sarjananya jadi kalian harus menghargainya” kemudian Vandu mulai mengajarkan pelajaran dasar ke Suraj seperti yang dharapkan oleh dosen lainnya, Suraj berdiri dan berkata “Selamat pagi, bu !”, “Bahasa yang formal yang harus dipakai di kampus ini” Vandu kemudian memberikan sedikit nasehat ke Suraj, setelah itu Vandu memulai mata kuliahnya, 

Raman sedang menangis sambil duduk disamping Ishita, Raman memegang tangan Ishita erat dan dilihatnya ada tanda merah ditangan Ishita, tak lama kemudian Ishita terbangun “Bagaimana keadaanmu, Ishita ?”, “Apa yang terjadi, Raman ? Apa yang telah aku lakukan ?” tanya Ishita bingung “Tidak ada apa apa, semuanya biasa biasa saja”, “Tolong katakan padaku, Raman ,,, aku mohon” pinta Ishita dengan mengiba “Kamu mencoba untuk memukul ibumu sendiri, tapi jangan cemas, ibu tidak apa apa” Ishita kaget “Kami telah menghentikan tindakanmu”, “Oooh Raman ,,, kalau kamu tidak datang, pasti akan parah jadinya tapi bagaimana bisa aku menyakiti ibuku sendiri” Ishita merasa heran 

“Ishita, dengarkan aku !”, “Raman, aku mohon jauhkan aku dari sini, aku harus pergi karena aku bisa menyakiti siapapun” pinta Ishita “Tidak, Ishita ! Kamu tidak akan menyakiti siapapun ! Aku tahu kalau kamu sangat menyayangi anak anak dan semua orang”, “Tapi aku sudah gila, Raman !” Raman langsung menampar Ishita dengan keras, Ishita menangis sedih, Raman merasa bersalah dan langsung memeluk istri yang dicintainya ini, Raman mencoba menenangkan Ishita dan membuatnya tersenyum sambil memeluknya erat SINOPSIS MOHABBATEIN episode 594 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top