SINOPSIS MOHABBATEIN episode 585 “ISHITA BERSIKAP ALA SHAGUN” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 585 “ISHITA BERSIKAP ALA SHAGUN” by. Sally Diandra Bala bertanya pada Adi “Adi, kenapa sikapmu jadi seperti ini ? Apakah kamu marah dengan ibu Ishi ?”, “Tidak, aku berada disini karena ibu Ishi tapi aku merindukan ibu Shagun” ujar Adi sedih “Kamu tahu kan bagaimana ibu Ishi ? Dia menyelamatkan kamu dan Ruhi dulu kemudian baru bayinya, ibu Ishi tidak mugkin melukai ibu Shagun, aku tidak setuju kalau ibu Ishi tidak mencoba menyelamatkan ibu Shagun, jika kamu menangis, maka ibu Shagun akan sedih”, “Kamu benar, pak Bala ,,, aku tidak akan membuat ibu Shagun sedih” Bala kemudian mengajak Adi pulang kerumah, 

Tak lama kemudian Ishita menyambut kedatangan Adi dengan gaya ala Shagun, Adi merasa heran, Ruhi kemudian meminta tolong sama Ishita untuk membantu menyelesaikan pekerjaan sekolahnya, Adi lalu bergumam “Ada apa dengan ibu Ishi ? Ibu Shagun biasanya melakukan hal ini” gumam Adi sambil teringat pada ucapan Shagun yang selalu memanggilnya baby dan labu “Ibu Ishi itu kan juga ibumu, jadi mungkin saja cinta mereka itu sama, kamu harus memberikan bantuan padanya, aku pergi dulu yaa” Bala kemudian pergi meninggalkan kediaman keluarga Bhalla, sementara Adi masih terus memperhatikan sikap dan tingkah laku Ishita yang mirip sekali dengan Shagun “Ruhi, aku tidak suka matematika, cobalah tanya sama ayahmu, dia pasti akan membantumu”, “Ibu Isi, bukankah itu mata pelajaran kesukaanmu ? Ada apa denganmu, ibu Ishi ?” tanya Ruhi heran 

Bala memberitahu Raman kalau Adi sangat merindukan Shagun “Ini adalah peristiwa kehilangan yang sangat besar untuknya, bicaralah dengannya tentang rasa kehilangan Shagun, dilihatnya Vandu sedang membawa lilin dan bunga “Sepertinya kali ini giliran lotereku, suasana malam yang romantis sedang disiapkan” ujar Bala, Vandu lalu memanggil Neelu dan memintanya untuk memberikan semua barang yang dibawanya itu ke Ishita, Raman segera memegang tangan Bala sambil tersenyum, karena ternyata bunga dan lilin itu untuk Raman dan Ishita bukan untuk Bala dan Vandu, Vandu lalu mengatakan pada mereka “Ishita yang memintanya semua ini, kalian mau ikut kerumah untuk minum kopi ?” tanya Vandu kemudian berlalu dari sana, Raman hanya tersenyum “Raman, nikmati saja malammu” ujar Bala kesal 

Malam harinya, Raman sedang membantu Ruhi mengerjakan PR matematikanya “Ayah, ibu Ishi tadi mengatakan kalau matematika bukanlah mata pelajaran kesukaannya”, “Tidak apa apa, kadang kadang memang pilihan bisa berbeda, sekarang kamu minum susu dan tidur” kemudian Raman beralih bertanya ke Neelu “Neelu, dimana nyonya Ishita ?”, “Dia ada dikamarnya, tuan” Raman mulai mengerti “Jadi lilin yang wangi dan bunga itu ,,, ayooo kita lihat” gumam Raman, 

Sementara itu Bala sedang ngobrol dengan Vandu “Vandu, aku tidak bisa menyembunyikannya lagi” kemudian Bala menceritakan tentang chatting online yang dilakukannya dengan menggunakan nama ayahnya Vandu “Akulah yang melakukan semua itu” Vandu kaget begitu mendengar pengakuan Bala “Aku melakukannya untuk membuat kamu merasa tidak nyaman dan agar aku bisa mendapatkan perhatianmu, semua yang aku lakukan ini karena aku mencintai kamu, Vandu ,,, dan aku ingin memberikan sebuah letupan dalam kehidupan pernikahan kita” Vandu terharu dan tersenyum kearah Bala kemudian memeluknya 

“Aku benar benar sangat terkesan, Bala”, “Apa ? Apakah kamu bercanda ? Apa kamu dengar apa yang aku katakan tadi ?” Bala merasa heran dengan sikap Vandu yang tidak marah padanya “Iyaa, aku dengar, itu sungguh sangat lucu, romantis dan semuanya ada dalam pernikahan kita, kita berdua ini adalah pasangan yang romantis dan hot sebelum pernikahan Ishita lalu kita berdua sibuk dengan semuanya dan keluarga, kamu telah membuat sebuah usaha, itu sangat manis, Bala” Vandu kembali memeluknya “Wooow ,,, aku tidak menyangka kalau kamu akan memandangnya dengan cara seperti ini, terima kasih, Vandu” Bala merasa lega 

Dirumah keluarga Bhalla, Raman memasuki kamarnya dan tersenyum ketika dillihatnya banyak sekali bunga dan lilin didalam kamarnya, saat itu Ishita sedang menyalakan liin di ujung ruangan dekat tempat tidur mereka “Ishita, mau berapa banyak lagi lilin yang akan kamu nyalakan ?” ujar Raman sambil mengulurkan tangannya dan membuka lengannya untuk memeluk Ishita namun tiba tiba Raman kaget begitu melihat penampilang Ishita yang mengenakan baju tidur satin berwarna hitam “Raman, aku sudah menunggumu sedari tadi, penampilanku cantik bukan ? Kamu biasanya bilang kalau kamu suka melihat aku dengan baju tidurku ini karena hal itu akan melengkapi mimpi indahmu” Raman langsung teringat kenangannya bersama Shagun dan kata kata yang diucapkannya kalau impiannya akan terpenuhi begitu melihat Shagun berpakaian seperti ini 

“Ishita, ada apa denganmu ?” ujar Raman sambil mendorong Ishita agar menjauh darinya ketika Ishita berusaha semakin dekat dengannya dengan tatapan tajam, Ishita jatuh ke tempat tidur, Raman bingung dan meminta maaf pada istrinya ini “Aku minta maaf, Ishu ,,, apakah kamu terluka ?” tanya Raman cemas, sambil terduduk diatas tempat tidur, Ishita melihat ke sekeliling ruangan dan bertanya “Siapa yang melakukan ini semua, Raman ?” Ishita merasa heran, apalagi ketika dilihatnya gaun malam yang di kenakannya “Gaun malam siapa ini ? Ini bukan punyaku ! Aku tidak ganti baju ,,,” ujar Ishita sambil melirik ke arah Raman “Shagun ,,,”, “Teganya kamu ! Membuat aku mengenakan gaun malamnya Shagun ! Apakah kamu kangen sama dia ? Dan lagi apa ini semua ? Aku tidak bisa terima ini, Raman ! Ini semua tidak ada !” Ishita sangat kesal kemudian beralih ke kamar mandi untuk ganti baju, Raman semakin bingung “Apa yang terjadi, Ishita ,,, Shagun ,,,” gumam Raman cemas 

Keesokan harinya, Ishita bicara normal seperti biasa, seolah olah tidak ada yang terjadi, Raman hanya terdiam memperhatikannya sambil berfikir “Apa yang terjadi padanya tadi malam ?” bathin Raman “Ishita, lebih baik kamu istirahat saja”, “Ibu, aku baik baik saja” ujar Ishita, Ruhi menghampirinya “Ibu Ishi, tolong ikatkan tali sepatuku” Ishita segera mengikatkan tali sepatu Ruhi tapi tiba tiba Ishita lupa bagaimana cara mengikatnya ? “Ibu Ishi tidak bisa melakukannya, minta tolong sama ayahmu sana” Raman yang memperhatikan Ishita dari kejauhan jadi teringat kalau Shagun juga tidak bisa mengikatkan tali sepatu ketika Adi meminta diikatkan tali sepatunya, Ruhi segera menghampiri ayahnya, Raman kemudian mengikatkan tali sepatu Ruhi dan Ruhi mencium pipi Raman, Ruhi segera berlalu dari sana, Raman memberitahu Ishita kalau dirinya hendak berangkat ke kantor, Ishita tersenyum dan berkata “Selamat tinggal, Raman ,,,” ujar Ishita senang 

Sementara itu, Romi sedang ngobrol dengan seseorang ditelfon “Aku tidak bisa membayar uang sewanya untuk 6 bulan, berikan aku waktu, terima kasih” Romi sangat khawatir sambil melihat surat pemberitahuan dan berfikir “Bagaimana caranya aku bisa mendapatkan uang ?” bathin Romi cemas, saat itu Sarika datang dan bertanya “Kenapa kamu kelihatan begitu tegang dan gelisah seperti ini, Romi ?”, “Tidak ada apa apa” Romi langsung pergi dari meninggalkan Sarika “Sepertinya ada sesuatu” Sarika segera mengecek tasnya Romi, Sarika melihat ada surat pemberitahuan sewa ruko “Aku bisa meminjam uang dari perusahaan, aku akan membayar uang sewanya, Romi pasti akan senang” ujar Sarika, 

Sementara di luar, Romi berfikir untuk bicara dengan ibunya, Romi lalu menemui nyonya Bhalla “Ibu, aku butuh uang, aku belum bayar uang sewa ruko untuk 2 bulan, aku baru saja menjual komputerku dengan sistem kredit jadi aku akan mendapatkan uangnya baru bulan depan, aku bisa kehilangan rukoku itu, bu”, “Ya sudah nanti ibu bilang sama kakakmu dulu” ujar nyonya Bhalla “Jangan libatkan kak Raman, ibu saja yang menolongku”, “Tidak usah khawatir, Raman pasti tidak akan menolak” Romi lalu berterima kasih pada ibunya dan memeluknya erat 

Amma membawa beberapa makanan ringan dan nyonya Bhalla sangat menyukainya, Ishita meminta Neelu untuk menyiapkan bekal makanan untuknya “Ishita, cobalah kamu cicipi dulu halwanya”, “Ibu, makanan itu terlalu berminyak, aku tidak bisa memakannya” Ishita berusaha menolak “Ishita, ibumu membuatnya dengan penuh cinta”, “Apapun itu, aku tidak ingin berat badanku naik” Ishita kemudian berlalu meninggalkan mereka, Amma merasa heran dengan sikap Ishita yang berubah 

“Ada apa dengan Ishita ?”, “Raman selalu mengejeknya gendut, itulah kenapa dia tidak mau makan makananmu itu, Madhu” hibur nyonya Bhalla “Tapi Ishita tidak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya”, “Ishita sedang menjaga berat badannya, Madhu ,,, sini berikan saja padaku bagian Ishita tadi, biar aku saja yang memakannya” Amma lalu memberikan halwa puri itu ke besannya sambil memikirkan Ishita yang mulai bersikap aneh SINOPSIS MOHABBATEIN episode 586 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top