SINOPSIS MOHABBATEIN episode 546 “PERJALANAN KE KUIL SANG DEWI” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 546 “PERJALANAN KE KUIL SANG DEWI” by. Sally Diandra Di dalam bis, Adi sangat gelisah karena Chand terus menerus menatap kearahnya sambil menyetir bis tersebut, Ishita dan Raman meminta Adi untuk makan sesuatu, Adi lalu berkata “Supirnya menatap kearahku terus, aku merasa takut” Raman langsung melirik ke arah Chand, begitu mendengar ucapan Adi dan berkata “Pak, tolong hentikan bisnya !”, “Memangnya ada apa ?” tanya Chand, bis pun berhenti, sementara itu Ashok menelfon rumah keluarga Bhalla dan berharap ada seseorang yang mengangkat telfon tersebut “Aku harus mencari tahu soal Adi” gumam Ashok, 

Sedangkan di dalam bis, Raman bertanya pada Chand “Pak, ada masalah apa ? Kenapa kamu menatap terus kearah anakku ?” Chand menyangkal ucapan Raman “Ayoo cepat katakan !” bentak Raman, saat itu Chand melirik ke arah sebuah tas yang teronggok disana dan berkata “Anakku seumuran dengan anak anda, tuan ,,, dia sakit dan kami tidak punya uang untuk membayar operasinya, akhirnya dia meninggal, melihat anakmu, aku jadi teringat pada anak kandungku sendiri”, “Ooh maaf, baiklah” ujar Raman, Chand berusaha membuat mereka tidak melihat kearah tas itu, Ishita lalu menyela “Tidak usah cemas, pak ,,, menyetirlah dengan baik” sahut Ishita 

Ashok kemudian menelfon sekolah Adi dan bertanya tentang Adi “Tidak, Adi tidak masuk sekolah hari ini, ibunya memberikan surat kalau Adi ada acara keluarga hari ini, dia hendak bepergian bersama seluruh keluarganya”, “Baik, terima kasih” ujar Ashok dengan senyum senang dan bergumam pada dirinya sendiri “Chand mengira kalau dia bisa menyakiti aku dengan cara menyakiti Adi, dia memang tolol ! Rupanya dia tidak tahu kalau aku sebenarnya tidak benar benar menyayangi Adi, aku membenci semua orang yang terkait dengan Raman Bhalla, sekarang Ishita akan tahu, aku akan menang dengan apapun yang akan Chand lakukan pada mereka” gumam Ashok sambil teringat ketika Ishita menampar pipinya di tengah jalan dengan keras “Sudah aku bilang Ishita, tamparanmu itu harus dibayar mahal, lihat saja apa yang akan Chand lakukan pada kalian, aku hanya akan menunggunya dan menikmatinya” ujar Ashok dengan perasaan senang 

Ishita memberitahu nyonya Bhalla untuk tidak usah cemas dan meminta keluarganya untuk memainkan sebuah permainan, Chand melirik ke arah Adi melalui kaca spion, Ishita meminta Raman untuk bergabung bersama mereka “Nanti aku akan ikut” ujar Raman sambil memikirkan sesuatu, Raman kemudian menelfon dokter Manoj dan ternyata Shagun yang mengangkat telfonnya “Oooh maaf, aku mengganggu kalian berdua rupanya, aku hanya mau mengatakan kalian kalau Ishita baik baik saja, apakah kamu bisa mendengar suaraku ?”, “Raman, Manoj sedang mandi saat ini, nanti aku akan mengatakan padanya agar menelfon kamu kembali, oh iya tolong katakan pada Ishita untuk jaga diri baik baik” Shagun kemudian menutup telfonnya “Akhirnya setelah sekian tahun lamanya, Shagun bisa berubah, baguslah” gumam Raman, kemudian Raman bergabung dengan yang lain untuk ikut permainan 

Di apartemen Shagun, Shagun memberitahu Manoj tentang telfon dari Raman “Aku mengangkat telfonnya dengan sengaja, Raman mengucapkan terima kasih padamu, kamu bisa menelfonnya kembali” ujar Shagun “Manoj, kenapa kamu membiarkan Ishita ikut pergi bersama mereka”, “Ishita itu bertanggung jawab dan lagi dia kan tidak sakit, tapi dia bisa lebih berhati hati” ujar Manoj, saat itu Shagun mendapat telfon dari makelar apartemen “Iyaa, aku ingin melihat apartemennya, aku ingin tinggal sendirian” Manoj mendengar pembicaraannya dengan si makelar, kemudian Manoj pergi dari sana 

Abhishek bertanya pada inspektur polisi tentang sang sopir, inspektur polisi itu mengatakan kalau namanya adalah Mishra yang anaknya telah meninggal dunia, Abhishek meminta inspektur polisi untuk pergi ke rumah Mishra untuk mendapatkan petunjuk, sementara itu di dalam bis, Ruhi menyodorkan buah buahan pada Ishita, Chand teringat pada ucapan Ashok dan mulai mengendarai bis itu dengan sangat kasar, nyonya Bhalla langsung teriak agar Chand mengendarai dengan baik karena banyak anak anak kecil di dalam bis itu juga “Iyaa, pak ,,, menyetirlah dengan baik karena kami hendak pergi ke kuil sang dewi, kami akan menemui sang dewi secara pribadi” ujar Raman 

Dalam perjalanan, akhirnya Ishita tertidur dibahunya Raman, Ruhi memberitahu Romi agar jangan mengganggu Raman dan Ishita, tiba tiba bis berhenti “Ada apa, pak ? Kenapa bisnya dihentikan ?”, “Aku mau ke kamar mandi dulu, disini ada sebuah warung makan, kalian semua bisa menyegarkan dulu disana dan menikmati makanannya juga” ujar Chand, semua orang akhirnya turun “Ayah, jangan ikut turun, ayah jangan meninggalkan ibu Ishi sendirian, kasihan ibu Ishi” pinta Ruhi, tak lama kemudian Raman membangunkan Ishita, lalu mereka berdua ngobrol di dalam bis, sementara itu Chand menelfon istrinya dan berkata kalau mereka akan membalaskan dendam mereka “Suamiku, aku mohon, jangan lakukan apapun” ujar istrinya Mishra yang merasa gelisah dan cemas “Aku tidak akan membiarkan Adi hidup !” ujar Chand kesal lalu menutup telfonnya, 

Saat itu Raman dan Ishita sedang bermesraan berdua di dalam bis “Ayoo kita turun”, “Kita akan tetap disini saja” pinta Raman mesra “Itu akan kelihatan tidak baik, Raman” ujar Ishita malu, namun Raman tidak peduli malah minta cium dari Ishita, Ishita menggeleng namun Raman bersikeras memintanya “Raman, disini ? Di bis ? Tidak aah ,,,” saat itu Ruhi masuk ke dalam bis, menghampiri mereka dan bertanya “Apakah kalian berdua berciuman ?”, “Ibu Ishimu ini, Ruhi” sela Raman “Tidak, Ruhi” sahut Ishita “Nenek membuat makanan ringan dari buah buahan dibawah sana, nenek bilang ibu Ishi harus turun dan memakannya”, “Iyaa betul, Ruhi ,,, ibu Ishi memang sangat lapar, tapi ayahmu tidak membiarkan ibu untuk turun” Ishita mulai merengek “Ayah, tidak boleh nakal !” akhirnya Raman keluar dari bis, 

Ruhi segera mengajak Ishita untuk turun, kemudian ketika bis itu sudah kosong, Chand mulai mengecek bis tersebut, kebetulan tuan Bhalla masuk ke dalam bis dan merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh Chand namun Chand berhasil membuat alasan ketika tuan Bhalla menanyakannya, lalu tuan Bhalla turun lagi dari bis, Chand melihat seluruh keluarga Bhalla sedang berada di warung makan, Chand bergegas memastikan posisi bomb yang dibawanya sedari tadi di bawah bis “Kalian semua sedang terburu buru kan ? Ketika kecepatan bis ini mencapai lebih dari 60 km maka bombnya akan mulai bekerja dan segera meledak ketika kecepatannya turun berkurang dari 60 km” gumam Chand sambil memperhatikan keluarga Bhalla yang sedang bersenang senang dan menikmati kebersamaan mereka SINOPSIS MOHABBATEIN episode 547  by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top