SINOPSIS MOHABBATEIN episode 460 “SUBBU MENGAKU” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 460 “SUBBU MENGAKU” by. Sally Diandra Pagi itu Amma merasa mempunyai firasat buruk ketika Appa akan pergi, saat itu Ishita datang berkunjung ke rumah mereka dan ngobrol dengan mereka, Ishita bisa melihat kecemasan di wajah Amma, Appa kemudian memberitahu Ishita masalahnya, Appa lalu mendapat telfon dari seseorang, Appa memberitahu mereka kalau taxi yang akan dinaikinya mengalami kecelakaan, Amma kaget “Apa ? Untung saja kamu tidak pergi, suamiku”, “Ibu, bagaimana ibu bisa tahu tentang hal ini ?” tanya Ishita heran “Ishu, ini bukan takhyul tapi insting, jika kita sangat mencintai keluarga kita sendiri, kita akan merasakan apa yang baik dan apa yang buruk untuk mereka” ujar Amma “Apakah insting itu ada latihannya, ibu ? Meskipun aku juga mempunyai perasaan pada suamiku, tapi aku tidak tahu apa yang baik dan yang buruk tapi jika aku benar maka ,,, hmmm aku harus melakukan sesuatu” ujar Ishita 

Saat itu Raman sedang bertemu dengan salah seorang temannya di kantornya, mereka berdua sedang ngobrol bersama, Manav teman Raman menceritakan tentang tragedi dalam hidupnya, ketika dirinya mengalami kecelakaan pesawat terbang, Ishita sedang mencoba mencari tahu tentang cerita Subbu secara detail yaitu mengenai kecelakaan pesawat yang dialami oleh Laksmi, Ishita merasa ada sesuatu yang tidak beres, di kantor Raman, Manav menceritakan tentang tunangannya, mereka baru saja bertunangan dan mereka akan segera menikah tapi akhirnya tunangannya meninggal di kecelakaan pesawat terbang “Aku turut prihatin, Manav ,,, aku juga kenal dengan seseorang yang mempunyai kisah yang sama seperti kamu setahun yang lalu” ujar Raman “Kejadiannya baru 7 bulan yang lalu, Raman” ujar Manav, Ishita juga menemukan berita tentang kecelakaan pesawat yang terjadi 7 bulan yang lalu “Kecelakaan pesawat ini terjadi 7 bulan yang lalu, tapi Subbu bilang itu terjadi setahun yang lalu, 

Ishita mencoba mencari tahu lebih banyak lagi “Bagaimana hal ini bisa terjadi ? Cerita Subbu dan nyonya Sujata berbeda dengan berita ini” ujar Ishita heran, di kantor Raman, Raman berusaha memberikan dukungan pada temannya “Aku turut bela sungkawa, aku tahu kalau aku tidak bisa berkata apa apa tapi hidup tidak bisa berhenti begitu saja, kamu harus terus berjuang dan berubah” hibur Raman “Aku tidak bisa berubah, Raman ,,, dan ketika kamu memanggilku kesini, aku merasa mungkin teman lamaku bisa memberikan aku kesempatan kedua untuk memulai hidup baru” ujar Manav, Raman kemudian bertanya tentang kecelakaan pesawat tersebut, saat itu Ishita berfikir untuk menelfon Raman, Raman juga berfikiran yang sama dan berusaha menelfon Ishita ternyata nada telfonnya sibuk, Raman dan Ishita saling menunggu sambil berfikir kalau mereka sama sama sedang sibuk menelfon saat ini, akhirnya setelah telfonnya tersambung, Raman dan Ishita memutuskan untuk bertemu di kedai kopi, Raman meminta Manav untuk bertemu dengan Mihir untuk mengetahui apa saja pekerjaannya 

Mihika meminta Ishita untuk mengumpulkan laporan “Mihika, saat ini aku sedang ada tugas penting” ujar Ishita sambil memberikan resep itu ke Mihika “Kenapa kakak terlihat khawatir ? Kakak mau pergi kemana ?” tanya Mihika heran, tak lama kemudian Raman dan Ishita sudah bertemu di kedai kopi, Raman memberitahu Ishita tentang kecelakaan pesawat yang terjadi 7 bulan yang lalu dan ada yang tidak cocok dengan cerita Subbu “Tapi kenapa Subbu berbohong padaku ?”, “Aku rasa kita harus memberitahu ibu tentang hal ini” ujar Raman menimpali ucapan Ishita “Jangan, Raman ,,, kita harus tahu yang sebenarnya dulu”, “Kalau begitu kita harus memberitahu Simmi” ujar Raman lagi “Aku telah meminta Mihika untuk mengumpulkan laporannya” sela Ishita, saat itu Mihika sedang mengumpulkan laporannya, pegawai disana memberitahu Mihika kalau laporannya ada masalah, dokter mengatakan “Kami memberikan kesabaran pada pasien atau pasangan atau orangtua”, “Apakah semuanya baik baik saja ?” tanya Mihika cemas “Kita harus melakukan beberapa test yang lain lagi, tidak ada yang perlu dikhawatiirkan”, “Terima kasih” ujar Mihika 

Raman dan Ishita akhirnya pulang kerumah dan bertanya tentang Simmi “Aku harus membahas sesuatu dengan Simmi” ujar Raman, seluruh keluarga Bhalla jadi penasaran ingin tahu tentang apa “Ini tentang Subbu, dia telah menyembunyikan beberapa kebenaran” Simmi tiba tiba muncul dan menyela ucapan Raman “Aku sudah tahu kebenarannya, Subbu sudah mengatakan semuanya padaku” tepat pada saat itu Subbu masuk ke rumah keluarga Bhalla dan berkata “Aku rasa kebenaran tidak bisa di sembunyikan terus” mereka semua jadi bertanya tanya begitu mendengar ucapan Subbu “Aku harus mengatakan pada kalian tentang kebenaran yang sesungguhnya, Laksmi tidak meninggal dalam kecelakaan pesawat, aku tidak bisa menceritakan hal ini pada ibuku dan kak Bala, karena sebenarnya Laksmi meninggal dengan terjun dari lantai 10 bersama Karthik” semua orang kaget begitu mendengar pengakuan Subbu “Laksmi telah meninggalkan aku sendirian selamanya” ujar Subbu sambil menangis setelah menceritakan tentang peristiwa bunuh diri mantan istrinya 

Mihika merasa heran ketika melihat Adi yang nampak sedang bersedih “Adi, kenapa kamu sedih ?”, “Aku kangen sama Ruhi dan sebagai gantinya, ibu Ishi membuat aku sibuk dengan bergabung dalam les gitar” ujar Adi “Aku merencanakan untuk melewati dulu kelas ilmu pengetahuan dan mengambil tantangan dari ibu Ishi yaitu les gitar karena memang sebenarnya aku tidak suka dengan kelas ilmu pengetahuan dan aku bisa melakukan apa saja untuk menyelamatkan diriku darinya” ujar Adi, sementara itu Subbu meminta maaf pada semua orang karena dia sudah berbohong pada mereka “Laksmi memang agak sedikit agak terganggu jiwanya, dia depresi, aku telah membaca buku diarinya tapi aku merasa kalau aku mendapatkan sebuah harapan baru untuk hidup dari Simmi dan Ananya, ibu Sujata bisa melihat penderitaanku, dia telah kehilangan putrinya dan berusaha membuat aku merubah hidupku” semua orang terdiam mendengar ucapan Subbu 

“Aku memang telah menyembunyikan hal ini karena aku ingin menyembunyikan penderitaanku, apa yang akan aku katakan kalau aku terganggu secara mental dan tidak bisa melupakan kematiannya ? ketika Ishita bertemu dengan ibu Sujata, aku rasa aku harus mengatakan yang sesungguhnya pada Simmi, apa yang akan aku lakukan ? aku telah kehilangan banyak hal dalam hidup” Simmi menyela ucapan Subbu “Kami semua tidak akan pergi jauh darimu, Subbu ,,, aku akan tetap menikah dengan Subbu karena aku percaya padanya” Raman menyela ucapan Simmi “Aku juga pernah menghadapi penderitaan kehilangan keluargaku, jangan khawatir, Subbu ,,, kami semua bersama kamu, kami hargai kamu mengatakannya pada kami” ujar Raman, namun dalam hati Ishita masih tetap saja curiga pada Subbu “Aku tidak bisa 100% percaya dengan ceritanya, sepertinya Subbu masih menyimpan sesuatu yang lain” bathin Ishita, Raman kembali mendukung Subbu “Simmi sangat beruntung karena dia mendapatkan seorang pria yang jujur” puji Raman, 

Ishita teringat ketika dulu Subbu tidak bisa menggendarai motor dengan baik dan tertangkap oleh polisi, saat itu Subbu berbohong pada polisi dengan mengatakan kalau ibunya masuk ke rumah sakit dan dia kehilangan arah, Subbu mengerjai polisi itu, saat itu Ishita bertanya “Subbu, kenapa kamu bohong tentang ibumu ?”, “Aku rasa tidak masalah kalau kadang kadang kita berbohong” ujar Subbu, saat itu Raman menyadarkan Ishita dari lamunannya dengan bertanya “Bagaimana Ishita, apakah kamu senang dengan kejujuran Subbu”, “Sejujurnya, aku belum merasa lega dan puas” ujar Ishita ketus “Ishita, kenapa kamu mengatakan seperti ini ?” tanya mereka semua yang tercengang dengan ucapan Ishita “Aku kenal Subbu sejak aku masih kecil, dia suka sekali berbohong, itu adalah kebiasaannnya” nyonya Bhalla menyela 

“Ishita, tapi sekarang semuanya telah berubah, lihat Romi, dia juga selalu berbohong tapi dia bisa berubah dan lagi Subbu telah menghadapi banyak hal, apakah penderitaannya adalah sebuah kebohongan ? Dia telah kehilangan anaknya” nyonya Bhalla membela Subbu didepan Ishita “Ishita, aku harap lupakanlah semuanya dan pikirkan tentang kebahagiaan Simmi” Raman menyela ucapan ibunya “Iya Ishita, jika Simmi bahagia, maka semuanya akan membaik” saat itu Adi mendengar pembicaraan mereka, Raman langsung mengajak Adi bicara “Adi, ayah akan mengantar kamu ke kelas ilmu pengetahuan” Adi menolak perintah Raman “Lalu kapan aku bisa bermain, ayah ? Aku mohon ayah, jangan paksa aku” tapi Raman bersikeras dan langsung mengajak Adi pergi 

Simmi bisa melihat kalau Ishita masih memiliki keragu raguan dalam hatinya tentang Subbu, Ishita sendiri teringat pada ucapan Subbu, Simmi berusaha mengajak Ishita ngobrol “Ishita, aku tahu kalau kamu tidak senang, aku tahu kalau dia telah berbohong pada kita” ujar Simmi sambil membela Subbu “Ishita, maafkanlah Subbu”, “Simmi, aku ingin melihat kamu bahagia” Simmi menyela ucapan Ishita “Aku sangat bahagia, Ishita” ujar Simmi sambil tersenyum “Kalau begitu selesai sudah” ujar Ishita sambil memeluk adik iparnya ini setelah mendengar ucapan Simmi SINOPSIS MOHABBATEIN episode 461 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top