SINOPSIS MOHABBATEIN episode 434 “KEMBALINYA SI BIANG KEROK” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 434 “KEMBALINYA SI BIANG KEROK” by. Sally Diandra Mihir sangat senang menerima begitu banyak lamaran dari ibu ibu, Romi meminta Mihir untuk tetap rendah hati karena Ishita dan Simmi lah yang telah melakukan semua itu “Pammi juga telah kembali” ujar nyonya Bhalla yang kemudian memberitahu keluarganya untuk mengirimkan pakaian bekas mereka dan uang untuk orang orang yang membutuhkan, saat itu bel pintu mereka berdering “Neelu, coba kamu lihat siapa yang datang itu” pinta nyonya Bhalla, rupanya Ishita yang datang dan bertanya tentang anak anak “Mereka sedang pergi bermain” ujar Neelu, 

Saat itu Raman menelfon ke rumah, Ishita yang mengangkatnya “Raman, kenapa kamu tidak menelfon ke ponselku ?” tanya Ishita sambil teringat kalau ponselnya tertinggal di klinik, itulah sebabnya Raman menelfon ke rumah, saat itu Subbu datang ketika Ishita masih sibuk menelfon dengan Raman, Ishita memintanya untuk menunggu sebentar, kemudian Subbu memberikan ponsel Ishita sambil berkata “Ini ponselmu, resepsionismu yang memberikannya padaku” ujar Subbu, kemudian Ishita ngobrol dengan Subbu, saat itu Subbu melihat Simmi sedang ngobrol dengan Ananya, Subbu teringat anaknya dan merasa sedih karena telah kehilangan anaknya, Simmi lalu masuk ke dalam meninggalkan Ananya sendirian disana bersama Subbu, Subbu segera menghampiri Ananya dan menyanyikan lagu ‘twinkle twinkle’ sambil memegang tangannya, Ananya hanya terdiam dan langsung lengket dengan Subbu

Ishita sedang ngobrol lagi dengan Raman di telfon dan bertanya padanya “Raman, kenapa kamu bangun pagi sekali ? Disana baru jam 5 pagi kan ?”, “Iyaa memang dan aku sangat merindukanmu” goda Raman sambil bergurau soal kebiasaan ngoroknya Ishita “Aku akan menyanyikan sebuah lagu pengantar tidur ala Tamil untuk kamu” Raman langsung mencegahnya, Ishita tertawa “Apakah semuanya baik baik saja disana ?”, “Iyaaa semuanya baik baik saja kecuali ,,,” Raman langsung menyela ucapan Ishita “Apa itu ? Kangen padaku ya ?” goda Raman “Sepanjang hari ini aku sibuk dan melakukan proyek sekolahnya Ruhi sendirian dan juga membeli pemukul yang baru untuk Adi” keluh Ishita “Aku bahkan mencabut gigi untuk tiga pasienku tapi aku tetap saja merindukan kamu” mereka berdua kemudian saling menyindir satu sama lain dengan manisnya 

“Raman, ingat yaa jangan makan ice cream” Raman saat itu rupanya sudah tertidur sambil mendengarkan ocehan Ishita “Halllooo ,,, Raman ,,,”, “Iyaaa aku mendengarkan” ujar Raman sambil mengantuk “Rupanya dia sudah tertidur, untunglah dia sudah sampai di Amerika dengan selamat” ujar Ishita lega, sementara itu ketika Simmi kembali ke ruang tamu, Simmi melihat Subbu sedang bercengkrama dengan Ananya, anaknya “Ananya kelihatan tenang sekali”, “Tapi sepertinya dia terkena demam” sahut Subbu “Ooh tidak, Ananya baik baik saja”, “Lebih baik bawa dia ke dokter” pinta Subbu, saat itu Ishita keluar dan melihat Subbu masih ada dirumahnya “Subbu, kamu masih disini rupanya”, “Iyaaa, aku baru saja akan pergi, tapi ketika aku dengar suara Ananya, aku jadi datang kesini untuk bermain, aku akan pergi sekarang” ujar Subbu sambil memberikan Ananya ke Simmi “Ananya sangat manis” puji Subbu, nyonya Bhalla memperhatikan mereka dari kejauhan, kemudian Subbu pun pergi 

Romi bertanya tentang Rinki dan memberitahu Mihir kalau Rinki meninggalkan rumah keluarga Bhalla dengan perasaan marah, jadi bersiaplah, pinta Romi, saat itu Rinki datang dan menemui Mihir, Mihir sengaja membuat Rinki cemburu dengan memakan makanan dari beberapa ibu ibu yang ingin agar dia menikahi putri mereka, Rinki merasa kesal, Mihir bertanya pada Rinki untuk membuatnya lebih cemburu “Aku yakin Rinki akan kembali padaku” gumam Mihir, Mihir lalu memberitahu Romi kalau ide Ishita itu sangat jenius karena rencananya berhasil, Mihir dan Romi merasa lega 

Neelu memberitahu Ishita kalau ada sebuah tas yang tertinggal diruang tamu “Itu tas laptopnya Subbu, saat itu bel pintu berdering lagi, Neelu segera membukakan pintu, Ishita mengira kalau Subbu yang datang mau mengambil laptopnya, ternyata bukan, Ishita terkejut ketika Parmeet yang datang, seluruh keluarga Bhalla juga terkejut, Romi segera mencegah kedatangan Parmeet “Untuk apa kamu datang kesini ?” tanya Romi sambil mendorongnya dengan keras dan menyuruhnya pergi “Sabar, adik ipar, kamu telah semakin pintar sekarang, aku bisa melihat kalau kamu sekarang berada dipihak Raman tapi aku masih mempunyai istri dan putriku disini, aku mempunyai hak pada mereka” Simmi segera menyela ucapan Parmeet “Ananya adalah putriku !”, “Apakah kamu sudah mendapatkan latihan dari Ishita ?” sindir Parmeet santai “Tidak ada seorangpun yang bisa menghalangiku untuk bertemu dengan putriku !” Ishita segera maju menghentikan Parmeet 

“Aku akan menelfon polisi” ujar Ishita sambil mengingatkan Parmeet bagaimana dulu Raman mengirimkannya ke sana sebelumnya “Lihat, bagaimana aku bisa berlutut didepanmu, Ishita ,,, kamu bahkan bekerja diatas kursi roda ini, gaya yang menarik”, “Aku memiliki banyak gaya ! Apakah kamu mau pergi dengan tendanganku atau pergi atas kemauanmu sendiri ?” ujar Ishita ketus “Tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan aku !” ujar Parmeet sambil terus berjalan masuk ke dalam ruma keluarga Bhalla, tuan Bhalla menghentikannnya “Kamu tidak bisa menemui Ananya, Parmeet !” Romi juga menyela ucapan ayahnya dan menyuruh Parmeet pergi dengan perasaan marah, 

Parmeet dengan santainya mengingatkan Romi kalau Romi itu lebih muda darinya, mereka semua langsung menghentikan Parmeet, Ishita juga mengingatkan Parmeet kalau dirinya akan melaporkan Parmeet ke polisi “Polisi memang tidak bisa menghentikan seorang ayah, tapi mereka akan menghentikan laki laki yang mencoba berbuat tidak senonoh pada perempuan, jadi lebih baik pergi saja sana !” Simmi juga mendukung Ishita dengan memarahi suaminya “Tidak ada seorangpun yang bisa merampas putriku dariku !”, “Romi, suruh dia keluar !” sela tuan Bhalla “Baik, baik ,,, aku akan pergi tapi lain kali aku akan mengambil putriku” ujar Parmeet yang kemudian pergi dari rumah keluarrga Bhalla 

Di rumah Subbu, malam itu Subbu gelisah dalam tidurnya sambil meracau “Lepaskan dia ! Tidaaaakkkkk !” ujar Subbu sambil terbangun dari tidurnya kemudian menangis, Subbu langsung melihat pada foto istri dan anaknya, sementara itu dirumah keluarga Bhalla, Simmi sedang memeluk Ananya sambil menangis “Tidak ada seorangpun yang bisa mengambil kamu dari aku” Ishita berusaha menghiburnya “Ishita, bagaimana caranya agar kita bisa menghentikan dia ?”, “Kami semua bersama kamu, Simmi ,,, jangan menangis” hibur Ishita “Parmeet itu memang laki laki yang sangat jahat”, “Kamu harus kuat, Simmi ,,, kita semua akan berjuang untuk Ananya” ujar Ishita lagi, nyonya Bhalla hanya bisa memperhatikan mereka, 

Dirumah Subbu, Subbu jadi teringat pada Ananya dan teringat pada demamnya, Subbu segera menelfon rumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla yang mengangkat telfon “Raman, ada masalah apa ?”, “Ooh bukan, bibi ,,, ini aku, Subbu” ujar Subbu diujung sana “Apakah semuanya baik baik saja, kenapa kamu menelfon malam malam begini”, “Aku memiliki sebuah pekerjaan rumah, bisakah aku bicara dengan Ana ,,, Ishita ? Aku harus menanyakan sesuatu padanya” tanya Subbu gugup “Ishita sudah tidur, tinggalkan saja pesan, dia pasti akan menelfon kamu besok pagi”, “Baiklah, aku akan bicara dengannya besok” nyonya Bhalla langsung menutup telfonnya sambil berfikir “Untuk apa Subbu menelfon Ishita malam malam begini ?” bathin nyonya Bhalla heran, 

Sementara itu di dalam kamar, Ishita sedang merasa cemas dan gelisah memikirkan Simmi “Apakah aku harus mengatakan pada Raman atau tidak ?” saat itu nyonya Bhalla menemuinya dan berkata “Ishita, tadi Subbu menelfon kamu, aku bilang kalau kamu sudah tidur”, “Ooh iyaa, laptopnya ada disini, ibu” sahut Ishita “Simmi menangis terus sedari tadi dan akhirnya tertidur”, “Ibu, kita berdua tahu kalau Parmeet itu bukanlah masalah yang mudah, aku yakin dia akan melakukan sesuatu” nyonya Bhalla menangis sedih untuk permasalahan pernikahan yang dialami oleh anak anaknya “Aku akan memanggil pendeta dan melakukan pemujaan”, “Iyaaa, ibu ,,, ibu bisa melakukannya untuk kedamaian kita semua, tapi jangan mengutuk nasib, hal hal yang baik juga telah terjadi, seperti aku datang ke rumah ini, anak anak juga datang, Raman sekarang juga sangat bahagia, Simmi juga lebih baik tinggal disini, iya kan ?” hibur Ishita SINOPSIS MOHABBATEIN episode 435 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top