SINOPSIS MOHABBATEIN episode 384 “RAMAN BERJUANG UNTUK ADI” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 384 “RAMAN BERJUANG UNTUK ADI” by. Sally Diandra Di sekolah, setelah pulang sekolah, Adi mengajak Ruhi ngobrol soal kejadian semalam “Saat ini aku tinggal di hotel, apakah bibi Ishita menceritakan soal kejadian semalam padamu, Ruhi ?” tanya Adi cemas “Aku juga tidak tahu, kak” saat itu Shagun datang dan langsung mengajak Adi pergi dari sana dan mengakhiri pembicaraan Adi dengan Ruhi, sementara itu dirumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla sangat senang karena Mihir dan Rinki datang mengunjungi mereka “Bagus juga kalian berdua datang untuk menikmati makan malam disini”, “Ibu ini terlalu memanjakan aku, nanti aku akan datang kesini setiap hari, lalu dimana Raman ?” ujar Mihir “Dia mungkin pulang terlambat, biasa pekerjaan baru jadi masih butuh waktu” sela nyonya Bhalla, 

Saat itu Mihir dan Rinki berusaha membuat mood Ishita membaik karena sedari tadi Ishita hanya sibuk saja di dapur menyiapkan makanan untuk mereka sekeluarga “Ishita, kamu seharusnya mencoba membuat Aloo Parathas”, “Aku tidak tahu bagaimana caranya, Mihir” sahut Ishita, Mihir bersikeras meminta Ishita membuatnya untuk mereka dengan sentuhan Madrasinya “Baiklah, aku akan belajar membuatnya” ujar Ishita, saat itu nyonya Bhalla memperhatikan Ishita dari tempatnya duduk sambil berkata dalam hati “Semua permasalahan datang silih berganti dirumahku” bathin nyonya Bhalla sambil menangis “Raman dan Ishita seharusnya juga jangan saling bersitegang karena Sarika” bathin nyonya Bhalla sedih 

Malam itu Raman sedang ngobrol dengan Pathak di telfon sambil duduk diatas tempat tidur dan sibuk dengan laptopnya, Ishita masuk ke dalam kamar sambil membawakan Halwa “Raman, makan dulu Halwa ini”, “Sudah tidak usah merasa kesal, aku harus memikirkan tentang Romi dan ibu, aku ini memang egois dan hanya memikirkan tentang keluargaku saja” ujar Raman dengan perasaan kesal “Kita juga harus memikirkan tentang Sarika, semua orang mempunyai masalah denganku, jadi aku harus mengeluarkannya dari daftar kesalahanku” sindir Ishita, mereka berdua sama sama terlihat saling dongkol satu sama lain, kemudian Ishita tidur di sofa dan Raman tidur di tempat tidurnya, Ishita melirik kearah Raman, Raman segera memalingkan muka menghindar dari tatapan Ishita, Ishita akhirnya tertidur 

Keesokan harinya, nyonya Bhalla pergi menemui Sarika untuk meyakinkan dirinya agar mau menikah dengan Romi, saat itu kandungan Sarika sudah mulai membesar “Aku tidak ingin memikirkannya lagi, nyonya Bhalla !” ujar Sarika ketus, nyonya Bhalla terus menerus memohon padanya dengan deraian airmata, Sarika meminta nyonya Bhalla berhenti “Sarika, aku tidak bisa menunjukkan wajahku pada semua orang, semua impianku telah hancur ! Aku hanya tahu kalau aku ingin membesarkan anakmu, kamu sebentar lagi akan menjadi seorang ibu, cobalah kamu pikirkan jika aku ini salah, aku tahu kalau kamu itu marah dan ini memang adil tapi kami tidak pernah berfikir seperti ini sebelumnya” Sarika hanya terdiam mendengar rintihan nyonya Bhalla 

“Sarika, lupakanlah semuanya dan maafkan kami semua, pikir tentang kamu dan anakmu ini, aku mempunyai banyak pengalaman, aku sering melihat seorang ibu bisa melakukan segalanya untuk anaknya” Sarika menangis mendengar ucapan nyonya Bhalla “Sarika, terimalah kami untuk memberikan nama pada bayimu ini dan kehidupan yang baik dan terhormat, berikanlah kami sebuah kesempatan, Sarika” nyonya Bhalla terus menerus menangis “Bisakah aku bertemu dengan Romi ?”, “Iyaaa tentu saja ! Kenapa tidak ? Aku akan mengajak Romi, kamu yang putuskan” ujar nyonya Bhalla senang “Aku akan memutuskannya setelah aku bertemu dengannya” nyonya Bhalla langsung memeluk Sarika erat dengan perasaan senang 

Siang itu Ishita datang ke sekolah untuk menjemput Ruhi, kebetulan Vandu juga datang kesana “Ishu, bisakah kamu nanti menjemput Shravan ? Karena aku ada pertemuan dengan Bala”, “Waah kakak pasti mau kencan yaa ?” goda Ishita, mereka berdua tertawa bersama “Baiklah, nanti aku akan menjemputnya, jangan khawatir” ujar Ishita lalu memeluk kakaknya yang kemudian pergi meninggalkan Ishita, tak lama kemudian Adi datang dan langsung menyapa Ishita dengan sikapnya yang sopan “Adi, bagaimana kabar kamu ?”, “Aku baik baik saja dan aku mau minta maaf” ujar Adi canggung ”Minta maaf, kenapa ?”, “Untuk apa yang telah dilakukan oleh ibuku kemarin” Ishita tertegun “Adi, itu bukan kesalahanmu”, “Tapi ibu sangat marah saat itu” Ishita mencoba mengalihkan pembicaraan 

“Dimana Ruhi ?”, “Sebentar dia pasti datang” ujar Adi lirih “Lalu bagaimana kamu pulangnya ?”, “Aku pulang pakai taxi, hari ini ibu dan ayah sedang mengadakan pertemuan dengan pengacara jadi aku pulang sendiri” Ishita kaget “Pertemuan apa ?” saat itu Ruhi datang dan menyela pembicaraan mereka, kemudian Ruhi dan Ishita meminta Adi untuk ikut bersama mereka karena Adi pasti akan merasa bosan kalau sendirian di hotel, akhirnya Ishita membawa mereka dengan mobil merahnya sambi berkata dalam hati “Kenapa Raman dan Shagun bertemu dengan pengacara ? Aku harap ini bukan ketegangan yang lain” bathin Ishita cemas 

Shagun dan Raman sedang mengadakan pertemuan bersama dengan pengacara mereka masing masing “Baiklah, Raman ,,, aku akan memberikan hak asuh Adi padamu”, “Lalu apa yang kamu inginkan sebagai imbalannya ? Aku tahu kamu tidak akan melakukan sesuatu tanpa suatu tujuan” balas Raman ketus “Aku ingin uang sejumlah 4 lakhs (kurang lebih sekitar 80 juta rupiah) setiap bulannya” Raman terhenyak mendengar permintaan Shagun “Kenapa ? Kamu tidak bisa memberikannya ? Karena kamu satu satunya orang yang mencari uang di keluargamu ?” Raman semakin kesal mendengar sindiran Shagun, 

Shagun kembali menghina Raman “Aku akan membuktikan dipengadilan kalau kamu punya banyak tanggung jawab dirumahmu itu dan kamu tidak bisa merawat Adi kalau tidak kamu bisa membuktikan kalau aku ini adalah ibu yang tidak kompeten” tantang Shagun kemudian berlalu dari sana meninggalkan Raman, Raman benar benar kesal dengan sikap Shagun “Kita harus mencari cara untuk mendapatkan hak asuh Adi !” ujar Raman pengacaranya begitu Shagun dan pengacaranya pergi 

Vandu dan Bala sedang kencan disebuah restauran pizza untuk makan siang berdua, Vandu sangat senang dan makan banyak sekali, Vandu juga meminta minuman dingin, Bala bergegas memesankannya, ditempat yang sama ternyata nyonya Bhalla sedang duduk disana bersama Romi “Romi, usahakan jangan sampai kamu mengatakan sesuatu yang keliru pada Sarika nanti” Romi hanya mengangguk mengiyakan permintaan ibunya, tak lama kemudian Sarika datang dan bertemu dengan mereka “Sarika, duduklah ,,, apakah kamu mau makan atau minum sesuatu ?” tanya nyonya Bhalla yang hendak memesankan ke pelayan tapi Sarika menolak “Tidak usah, nyonya”, “Kamu mungkin haus, minumlah ini” Sarika langsung menyela ucapan nyonya Bhalla “Apakah kamu bisa memberikannya padaku apa yang aku inginkan ?”, “Apa itu ?” sahut nyonya Bhalla 

“Romi harus minta maaf padaku !” ujar Sarika ketus “Maafkan aku” balas Romi “Dengan cara yang baik dan sopan !”, “Sarika, maafkan aku, aku memang salah” ujar Romi “Dengan berlutut ! dan jewer kedua telingamu di depanku” Romi sangat marah dan bermaksud hendak pergi karena tidak tahan dengan permintaan Sarika namun nyonya Bhalla mencegahnya dan berkata “Demi ibumu ini, Romi ,,, lakukanlah” akhirnya Romi menuruti permintaan ibunya dengan berlutut di samping Sarika sambil menjewer kedua telinganya dan memohon maaf pada Sarika “Sarika, aku minta maaf yang sebesar sebesarnya, aku tahu kalau aku ini memang tidak pantas untuk kamu tapi aku mohon maafkan aku” Sarika hanya terdiam dan teringat pada kenangannya yang menyakitkan ketika Romi memberikannya sejumlah uang untuk menggugurkan anak yang dikandungnya ini, semua orang melihat apa yang telah dilakukan oleh Romi, 

Kebetulan saat itu Vandu juga melihatnya dan memberitahu Bala kalau ada Romi di restauran tersebut “Romi dan bibi Bhalla juga ada disini ? Lalu siapa gadis yang bersamanya itu ?” tanya Bala heran, saat itu Sarika menangis dan meminta Romi untuk bangun “Jadi bagaimana keputusanmu, Sarika ?”, “Kamu kira aku mau menikah dengan keledai ini kalau dia mau meminta maaf ?” bentak Sarika ketus “Tapi kamu bilang kamu ,,,”, “Aku tidak pernah mengatakan kalau aku mau menikah dengannya, aku menunggu hal ini selama 8 bulan ! Aku sudah mendapatkan permintaan maafnya tapi aku tidak tertarik dengan kalian semua !” nyonya Bhalla dan Romi terkejut mendengar ucapan Sarika “Jangan mengejar ngejar aku lagi dan membuat masalah denganku ! Kalau tidak aku akan melaporkannya ke polisi !” ujar Sarika kemudian segera berlalu dari sana, nyonya Bhalla hanya bisa menangis “Dia tidak mau kembali lagi padaku, bu ,,, sudahlah” Romi berusaha menghibur ibunya, di sebrang sana Vandu dan Bala melihat ini semua 

Ishita sedang dalam perjalanan bersama Ruhi dan Adi, tiba tiba ditengah jalan Ruhi meminta mobilnya berhenti karena Ruhi ingin beli ice cream, mereka kemudian beli ice cream, Adi tersenyum senang melihat mereka bahagia “Kamu mau ice cream yang mana, Adi ?”, “Ibu tidak mengijinkan aku makan ice cream” ujar Adi lirih “Aku kira kamu ini takut sama Ruhi karena Ruhi itu kalau makan ice cream cepat sekali” bujuk Ishita “Tidak ! Aku bisa membuat Ruhi kalah !”, “Kalau begitu kamu terima tantangannya kan ?” akhirnya Ruhi dan Adi berlomba makan ice cream, Ishita sangat senang melihat kedua anak ini bisa bersama sama 

Raman sedang ngobrol dengan seseorang sambil bekerja dengan laptopnya diatas tempat tidur “Baiklah, tabungan dan investasi mungkin cukup” ujar Raman, saat itu Ishita masuk ke dalam kamar dan bertanya “Bagaimana pertemuan kamu dengan Shagun ? Tadi aku bertemu dengan Adi disekolah, dia minta maaf padaku atas nama Shagun, aku rasa dia mungkin merasa bersalah, kemudian kami pergi beli ice cream dan mengantarnya ke kamarnya di hotel, Adi telah banyak berubah, Raman ,,, dia menjadi lebih dewasa sekarang dan jika dia bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang semua orang, suatu hari nanti dia pasti akan membuat kita bangga” Raman hanya terdiam seolah olah tidak mendengarkan cerita Ishita 

“Aku tahu kalau kamu sedang sibuk saat ini, tapi aku merasa aku harus mengatakan hal ini padamu, jadi aku menceritakannya” Ishita kemudian pergi dari sana meninggalkan Raman sendirian di kamar, begitu Ishita pergi, Raman bergumam pada dirinya sendiri “Aku tahu kalau Adi telah berubah, itulah mengapa aku berjuang untuknya, aku harus bisa mengembalikan anakku kerumah ini dan dia tidak akan pergi lagi sejauh apapun !” ujar Raman geram SINOPSIS MOHABBATEIN episode 385 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top