SINOPSIS MOHABBATEIN episode 372 “ADI MULAI MENGERTI” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 372 “ADI MULAI MENGERTI” by. Sally Diandra Pagi itu Raman sedang bersiap siap dan Ishita memintanya untuk tersenyum “Aku yakin kamu pasti akan segera mendapatkan pekerjaan yang lain”, “Jika aku kehilangan pekerjaan dan tidak mendapatkan pekerjaan yang lain, itu akan menjadi sebuah masalah yang sangat besar, karena ada banyak tanggungjawab yang aku emban” ujar Raman cemas “Berfikirlah secara positif, Raman” balas Ishita, tanpa mereka sadari rupanya Adi sudah berdiri didepan pintu kamar dan mendengar semua pembicaraan mereka berdua “Kalau aku meminta uang untuk SPP, ayah pasti akan merasa sedih, lalu pada siapa aku akan meminta sekarang ?” bathin Adi sedih, saat itu Raman dan Ishita melihatnya, Adi terlihat sedih dan hendak pergi namun Raman dan Ishita bergegas menunjukkan kepeduliannya “Adi, kenapa kamu membawa buku diarymu ?”, “Tidak apa apa, ayah” Adi menyembunyikan niatnya didepan Raman dan Ishita “Bibi Ishita, bisakah bibi mengantarku ke sekolah ?” Ishita mengangguk, Adi segera pergi meninggalkan mereka, setelah Adi pergi, Ishita meminta Raman untuk pulang cepat dan memintanya untuk tersenyum 

Shagun meminta maaf pada Adi sambil berkata “Ayooo kita pergi dan minta uang SPP dari ayahmu”, “Tidak usah, ibu ! Tadi ayah bilang ayah akan membayarnya” ujar Adi “Apakah kamu sudah mengatakan padanya ?” Adi mengangguk “Bagus ! Ibu akan mengantar kamu sekolah”, “Aku akan pergi dengan Ruhi, bibi Ishita yang akan mengantar aku ke sekolah” ujar Adi “Baiklah, aku akan pergi dan istirahat” ujar Shagun santai “Bagaimana caranya mengatakan pada ibu kalau ayah sudah tidak bekerja lagi ? ibu pasti akan gelisah” bathin Adi cemas 

Sementara itu di kantor Raman, Raman sedang ngobrol dengan Maholtra “Aku sangat senang dengan adanya perubahan”, “Jadi kamu memutuskan untuk mengundurkan diri, kenapa kamu bisa begitu egois ?” tanya Maholtra “Ini bukan egois, aku tidak bisa mengatasi politik di kantor” ujar Raman santai “Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu ada masalah dengan promosi untuk MIhir ?”, “Mihir lebih dari pada adikku sendiri bagiku, aku sangat senang untuknya dan aku telah menyelamatkan kamu dari pemilihan diantara dua saudara, kamu bisa menggunakan saudara yang satu melawan saudara yang lain” ujar Raman kesal “Kamu akan menyesal, Raman ,,, siapa yang akan memberikan kamu pekerjaan ?” sindir Maholtra “Tuan Maholtra, aku hanya tahu kalau aku menulis nasibku dengan tanganku dan aku akan melakukan hal ini lagi” Raman bergegas pergi dari sana, begitu Raman pergi, Maholtra bergumam pada dirinya sendiri “Pintu nasibmu telah ditutup, Raman ,,, kamu telah mati !” gumam Maholtra 

Sementara itu dirumah, Shagun bertanya pada Ishita “Kenapa kamu yang membayar uang SPP Adi ? Dia itu anakku, aku yang akan membayarnya”, “Aku melihat namanya ada di list yang belum bayar SPP dan aku sudah membayarnya” balas Ishita “Tapi Adi bilang tadi kalau dia sudah bilang sama Raman” ujar Shagun heran, dalam hati Ishita berfikir “Rupanya kedatangan Adi tadi untuk mengatakan hal ini dan dia tidak mengatakan ke Shagun” bathin Ishita “Anak anak bisa terpengaruh dengan hal ini, lain kali hati hati”, “Terima kasih, Ishita” ujar Shagun 

Ishita sedang ngobrol dengan Adi “Apakah kamu mau makan dosa dan chutney bersama sama ?” Adi mengangguk, lalu Ishita berkata lagi “Terima kasih, Adi”, “Apa yang sudah aku lakukan ?” tanya Adi heran “Karena kamu telah mendukung ayahmu, berbohong itu tidak buruk jika dikatakan untuk kebaikkan, kamu sudah tahu kan kalau ayahmu kehilangan pekerjaan ?”, “Bagaimana bibi Ishita tahu ?” Ishita tersenyum sambil berkata “Vas bunga yang terjatuh di kakimu yang mengatakannya padaku, jangan cemas, bibi Ishita sudah membayar uang SPP mu, kamu adalah anak yang baik dan semuanya akan menjadi baik, begitu ayahmu mendapatkan pekerjaan, ayahmu pasti akan mengatakan pada semua orang, biarkan dia mengatasi tekanannya ini dan jangan ceritakan pada siapapun ya” Adi setuju dengan permintaan Ishita 

Ishita kemudian mendapat telfon dari kliniknya “Anjali, jangan batalkan semua pertemuan dengan pasien, aku akan bicara dengan dokter Batra, mintalah mereka untuk datang hari ini jika mereka bisa datang, kita akan mencoba untuk tidak menolak siapapun hari ini” saat itu Ruhi menemui Ishita dan berkata “Ibu Ishi, bibi Rinki memanggil ibu, dia membuat masalah dengan semua orang” ujar Ruhi, Ishita bergegas menemui Rinki dan memintanya bersiap siap dengan bantuan Simmi “Aku akan usahakan pulang cepat dari klinik, aku harap kamu bisa ngobrol dengan pria itu secara bebas” ujar Ishita sambil memeluk adik iparnya tadi “Semoga semuanya berjalan lancar” Ishita kemudian bergegas pergi ke kliniknya 

Malam harinya, Pammi datang bersama Dimple membawa saudaranya dan suaminya menemui keluarga Bhalla, Simmi mulai menggoda Rinki, Raman kemudian ngobrol dengan Nikhil, pria yang dijodohkan dengan Rinki, Raman bertanya tentang rencana berikutnya dan ngobrol kesana kemari “Dimana kamu tinggal ? Amrik atau Canada ?”, “Aku tinggal di Amrik” balas Nikhil menimpali ucapan Raman “Amrik atau Canada, apakah itu bermasalah ? Kamu ini memang sekali suka membuat masalah Raman” ujar Pammi kemudian bergurau dengan mereka, 

Mereka lalu meminta Rinki dan Nikhil untuk ngobrol berdua, Raman dan Simmi bergegas mengajak mereka dan Raman mencegah Romi yang berusaha ikut ikutan, setelah sampai dikamar, Raman berkata “Rinki, jangan takut takuti dia yaa”, “Aku akan pergi dulu” sela Simmi yang kemudian keluar dari sana bersama Raman, namun Raman berhenti di tepi pintu kamar karena dapat telfon dari Ishita “Iyaa mereka berdua sedang ngobrol, apa yang kamu lakukan waktu kita berdua akan menikah ?” goda Raman “Situasi kita kan berbeda waktu itu dan biasanya semua pria bertanya apakah kamu tahu caranya memasak ?” balas Ishita 

Saat itu Nikhil bertanya pada Rinki “Apakah kamu bisa memasak ?”, “Kenapa ? Apakah kamu ingin seorang chef ?” balas Rinki “Tidak ! Tidak perlu khawatir, aku ini seorang masterchef terbaik” Rinki langsung menyela ucapan Nikhil “Aku ingin melanjutkan kuliahku”, “Kalau begitu kamu bisa melanjutkannya di Amrik” ujar Nikhil, sementara itu Raman yang masih ngobrol dengan Ishita di telfon merasa sudah cukup lama adiknya ngobrol dengan calon suaminya “Aku akan pergi dan melihat mereka, ini sudah cukup lama”, “Raman, biarkan saja mereka ngobrol dan berfikir” sela Ishita “Kamu cepatlah pulang dan lihat pemuda itu”, “Kalian semua telah melihatnya, itu sudah cukup” ujar Ishita “Mereka sudah datang, sudah dulu yaa” Raman segera mengakhiri telfonnya 

Begitu sampai dibawah diruang tamu, Pammi langsung menggoda mereka “Senyum Nikhil menunjukkan kalau dia menyukai Rinki dan kamu sendiri Rinki, bagaimana menurutmu ?” tanya Pammi penasaran “Lebih baik nanti saja mengatakannya” pinta suaminya Dimple “Dari pihakku, aku juga setuju” ujar Rinki kemudian, mereka semua sangat senang mendengarnya “Selamat ya Nikhil” ujar Raman, kedua keluarga ini saling berpelukkan satu sama lain, Raman kemudian memberikan mahar ke Nikhil sambil berkata “Selamat datang di keluarga kami” mereka kemudian membahas tentang pesta pernikahan yang meriah dan memuji Nikhil sementara suami Dimple meminta pada mereka untuk membuatnya secara sederhana saja, akhirnya mereka menetapkan Roka-nya besok, Raman mulai merasa cemas 

Malam itu Ishita pulang terlambat dari klinik dan bergegas masuk ke kamar ibu mertuanya, meminta maaf pada nyonya Bhalla “Apakah aku bertanya padamu kenapa kamu pulang terlambat ? Ketika aku tidak bertanya sama Raman, kenapa aku harus bertanya padamu ? Aku tahu kalau bekerja itu membutuhkan waktu dan lagi kamu sudah melakukan banyak hal” Ishita merasa lega mendengarnya “Terima kasih, Ishita ,,, besok kita akan melakukan persiapannya, aku tergantung padamu”, “Ibu ini memang ibu mertua terbaik didunia” puji Ishita tulus “Aku tahu kamu juga menantu yang sangat baik” ujar nyonya Bhalla sambil memeluk Ishita 

Para perempuan di rumah keluarga Bhalla sedang membicarakan tentang Roka dan hadiah apa yang akan diberikan pada Nikhil “AKu menyimpan sebuah kalung emas di loker, kita berikan saja dia itu” ujar nyonya Bhalla “Jangan, ibu ! Kita akan belanja, belilah sesuatu” ujar Ishita, sementara itu Raman mengajak Ruhi dan Adi menemui mereka, mereka memamerkan kartu ucapan selamatnya, kemudian mereka semua menulis keinginan mereka, Ishita melihat Raman menangis terharu, Ishita mulai menggodanya “Kenapa aku selalu menangis ?”, “Manis juga kok dengan menangis” goda Ishita “Apakah kamu berharap untuk memakanku ?”, “Tidak mau ! Karena perutku ini akan merasa sedih nanti” balas Ishita, Raman kembali membalasnya, mereka berdua saling bergurau satu sama lain dan saling menggoda sambil tersenyum manis SINOPSIS MOHABBATEIN episode 373 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top